www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
2024 ATM Bersama Award is Won by Bank Riau Kepri Syariah
 
From Zero to Hero, Merajut Asa & Meraih Mimpi Rumah Jahit Lestari dengan Pertamina
Selasa, 15 Oktober 2024 - 12:30:04 WIB

Nothing is Impossible
Do What You Love, Love What You Do!
- Suci Sustari, Owner Rumah Jahit Lestari -

Oleh: Andy Indrayanto

Zulkifli (67) terlihat serius memutar-mutar pakaian setengah jadi yang tengah dijahitnya. Saat pedal mesin jahit berhenti sejenak, digesernya kain jahitan untuk mengepaskan bagian lengan yang akan dijahitnya. Suara mesin jahit konveksi Typical berirama halus ditingkahi suara mesin jahit lainnya yang ada di ruangan bagian menjahit di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rumah Jahit Lestari (RJL).

Di sekat lain, masih di ruangan yang sama, Juari (40), laki-laki penyandang disabilitas mengumpulkan sejumlah pakaian yang sudah dijahitnya. Dia simpan pakaian hasil jahitannya hari ini di tangan kanannya, tangan satu lagi meraih tongkat penyangga kaki kirinya yang hanya sebatas lutut. Pemandangan mengenaskan jika dilihat sepintas, namun konsep berbagi dan inklusivitas yang positif memancar penuhi atmosfir di KUB RJL ini.

"Usaha ini saya bangun benar-benar dari nol," kata Suci Sustari (45), pemilik RJL, memulai ceritanya pada Halloriau.com, akhir Agustus lalu.

Terbayang jelas dalam benak Suci empat tahun ke belakang, saat dia dan suaminya memutuskan untuk beralih profesi membuka usaha menjahit. Masa itu adalah babak-babak kehidupan yang takkan pernah terlupakan dalam lembaran hidup wanita lulus Universitas Sriwijaya, Palembang, ini. Betapa tidak, saat memutuskan pindah ke Duri, Suci yang sebelumnya disibukkan jadi Dosen mata kuliah Bahasa Inggris di Unsri, tiba-tiba saja harus berpredikat jobless alias pengangguran.

"Itu adalah masa-masa gamang dan tak mengenakkan saya, yang sebelumnya sibuk menjadi dosen dan berjumpa banyak orang, kini harus jadi pengangguran. Saya pindah ke Duri karena mengikuti suami yang pindah kerja di sini," ujarnya.

Latar belakang pendidik yang dimiliki Suci membuat dirinya memutar otak demi menyambung hidup yang masih panjang. Baru beberapa hari hidup di kota yang baru dengan suasana dan kondisi yang berbeda, Suci justru seolah-olah dihantarkan pada peluang yang belum terisi maksimal di Kota Duri yang terkenal dengan adanya PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) - perusahaan migas milik AS sebelum dialihkelola PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) - yakni usaha menjahit.

Peluang itu secepatnya ditangkap Susi. Lalu dengan sedikit gambling namun penuh perhitungan, Suci meminta bantuan ke PT. CPI berupa mesin jahit. Perlu waktu lama menyakinkan seorang karyawan PT. CPI bagian CSR, Priawansyah, agar bantuan yang dimintanya itu dipenuhi. Sisi lain, Priawansyah sendiri mengaku dirinya tak percaya dengan Suci Sustari saat itu.

"Bagaimana saya tak percaya, selama ini sudah banyak bantuan kami gelontorkan ke masyarakat dan ribuan proposal yang masuk saat operator lama (baca: PT. CPI), tapi tidak ada yang berkembang. Ada sekiar empat bulanan Bu Suci ini mengejar-ngejar saya untuk meminta bantuan," kata Priawansyah, yang kini menjabat sebagai Analysit Social Performance di PT. PHR WK ROKAN, pada Halloriau.com. "Itu sekitar waktu masih PT. CPI," sambungnya seraya tertawa.

Tapi bantuan itu akhirnya diberikan juga pada Suci berupa lima (5) mesin jahit obras dan mesin jahit, dan dua gepal kain sebagai percobaan. Persoalan kembali muncul karena saat minta bantuan dan kemudian dikabulkan, Suci tak memiliki keahlian dalam menjahit. Itulah yang disebut niat Suci yang gambling tadi. Tapi mungkin sebagai wanita, menjahit yang keci-kecil seperti memasang kancing atau menambal pakaian yang sobek, masih bisa. Tapi membuat pakaian jadi yang menjadi niatnya berusaha, masih gelap dalam benaknya.

"Saya berpikir keras saat itu, bagaimana ini? Bantuan lima (5) mesin jahit sudah datang, kan gak mungkin saya sudah minta tapi tidak tanggung jawab? jadi saya paksakan belajar otodidak cara menjahit dari Youtube; dari membuat pola, menjahit, bikin baju, bikin celana dengan role model-nya suami dan anak-anak sendiri sampai akhirnya pas di badan mereka," kenangnya tersenyum.

Kerja keras memang tak pernah mengkhianati hasil. Dirasa dirinya sudah bisa menjahit meski baru tingkat pemula, keberuntungan cepat menghampiri Suci. Tiba-tiba datang pesanan dari PT. Asia Petrocom Service (PT. APS) yang memesan 42 pieces dalam jangka waktu seminggu. Tak kehilangan akal penuhi pesanan itu, Suci melibatkan ibu-ibu dari luar dan dari situlah mulai terjalin dirinya dengan ibu-ibu penjahit.

Jiwa guru yang ada di Suci begitu kuat, sehingga dia tak mau lekas puas. Order pertama yang dipenuhinya membuat dirinya berpikir untuk terus mengembangkan diri. Lima bantuan mesin jahit portable dirasanya belum memenuhi untuk menjahit pakaian perusahaan yang tebal-tebal, karena itulah kemudian Suci membeli mesin sendiri.

"PT. Pertamina yang saat itu sudah mengambilalih PT. CPI, tentu kaget. Karena mesin saya bertambah, dari bantuan operator lama PT. CPI hanya lima kini bertambah 7 buah jadi 12 mesin jahit, mungkin mereka tak menyangka usaha saya ini berkembang," kata Suci disambut senyum lebar Priawansyah, yang mendampinginya saat di wawancara Halloriau.com.

Di tahun 2022 tepatnya tanggal 24 Mei, satu tahun setelah bantuan operator lama PT. CPI, PT. Pertamina Hulu Rokan memberi bantuan berupa 12 unit mesin skala konveksi, bukan mesin kecil lagi tapi mesin besar. Itu bantuan penuh dari PT. Pertamina selain bantuan dalam bentuk dana yang tidak dikembalikan karena uang itu dipergunakan beli kain.

Masa-masa sulit yang dialami Suci saat awal mengembangkan usaha Rumah Jahit Lestari (RJL)-nya, perlahan meredup seiring usahanya yang makin berkembang. Jejak-jejak perjalanan itu terekam dalam kertas karton yang terpasang di dinding atas salah satu ruko dari tiga ruko yang dimiliknya, berupa perusahaan-perusahaan yang memesan baju dan mitra RJL.

Dari mulai pertama pesanan PT. APS di tahun 2021 sampai Mei 2024, bahkan kini sudah ada sekitar 104 perusahaan yang telah menjadi mitra RJL. Tulisan di kertas karton ini seolah-olah menjadi gambaran perjalanan usaha menjahit RJL yang dirintisnya dari nol, dan dari sebuah ruko yang disewanya dari jalan kecil hingga berkembang menjadi tiga ruko.

Pelan namun pasti saat dirasa usahanya terus berkembang, Suci mulai membenahi tata kelola RJL dengan melengkapi berbagai legalitas perusahaan sehingga di tahun 2022 itu juga RJL sudah berbentuk Perseroan Terbatas. Tujuannya agar RJL ke depannya bisa ikut tender di perusahaan-perusahaan.
Tak hanya legalitas administrasi perusahaan yang dilengkapi, bahkan untuk persyaratan coverall atau pakaian anti api yang dibutuhkan oleh perusahaan migas dia lengkapi semua.

"Bahkan saya harus keluar negeri untuk mengurus persyaratan ini, karena memang untuk pakaian anti api ini kainnya harus bersertifikat National Fire Protection Association (NFPA), sertifikat lain kita juga punya yakni American Standar Textile Manufacture (ASTM) dari Balai Textile Bandung," terang perempuan yang bersuamikan Ketua DPP Laskar Riau Bersatu ini.

Terapkan Konsep Berbagi & Inklusivitas

Sejak awal memutuskan membuka usaha menjahit RJL, konsep berbagi dan inklusivitas benar-benar tertanam dalam diri dan jiwa seorang ibu yang memiliki enam putri ini. Karena itulah, saat pertama kali menerima pesanan baju dari PT. APS, dia langsung melibatkan ibu-ibu yang berada di lingkungannya sehingga pesanan perdana itu bisa tercapai dengan hasil yang memuaskan.

Pun begitu juga pola kerjasama dia dengan suaminya, yang berbagi tugas dalam pekerjaan saat merintis awal dulu. Suci masih mengenang, bagaimana di awal-awal dulu sang suami harus membawa dokumen-dokumen melakukan penawaran agar perusahaan mau menjahit di RJL. Perjuangan sang suami takkan mungkin hilang dari sejarah hidupnya, apalagi saat itu usaha yang dirintisnya belum merambah ke coverall atau pakaian anti api.

"Saat itu, kami baru bisa menjahit pakaian kantor saja, belum ke coverall," kata Suci, seraya menjelaskan alasan pembagian kerja dengan suami itu karena sang suami mantan HRD di perusahaan migas sehingga untuk komunikasi lebih bagus. "Jadi Bapak yang dulu menjadi marketing-nya di awal-awal RJL ini berdiri, dan suami berkeliling menawarkan pekerjaan menjahit ke tempat kami," ujarnya.

Kolaborasi berbagi inilah yang sampai kini terus ditanamkan Suci dalam mengelola RJL. Dengan karyawan yang kini berjumlah 84 orang dan terbagi menjadi administrasi toko, kru finance, kru admin komputer, kru Quality Control, kru finishing, tim marketing dan kru PO Control, ditambah dukungan penuh PT. Pertamina Hulu Rokan, membuat niatnya berbagi dengan masyarakat lokal terbuka lebar.

Sebagai bukti pemberdayaan masyarakat lokal dalam bingkai konsep berbagi ini, sejak berdirinya RJL, perempuan yang menginginkan putri sulungnya melanjutkan usahanya ini sudah membuka pelatihan menjahit gratis. Benar-benar gratis!

"Tapi ya itu, mesti digratiskan pun tidak semuanya mau. Menjahit inikan jiwa ya, kalau passion-nya bukan ke sini, susah juga. Tapi dengan membuka pelatihan menjahit gratis ini, setidaknya saya ingin benar-benar memaksimalkan masyarakat lokal agar bisa memiliki keahlian minimal menjahit," kata Suci tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Namun diakuinya juga, membuka pelatihan menjahit pribadi membuat pihaknya terkendala karena tak bisa mengeluarkan sertifikat. Karena itu, dia mengajukan ke Dinas Tenaga Kerja agar RJL ini bisa sekaligus dijadikan LPK sehingga semua anak-anak yang ikut belajar menjahit gratis bisa memperoleh sertifikat menjahit.

Adalah hal kebetulan saat Halloriau.com menyambangi dua ruko Suci Sustari di Jalan Hangtuah 10, Tambusai Batang Dui, Kota Duri, sejumlah karyawan RJL tengah melangsungkan ujian sertifikasi penjahit dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dengan sponsor PT. Pertamina Hulu Rokan. Dirinya berharap dengan adanya ujian sertifikasi dari BNSP ini maka karyawannya bisa memperoleh sertifikasi yang menandakan kompetensi di bidangnya, selain tentu usahanya makin menunjukkan kualitasnya juga dalam diri penjahitnya akan terselip kebanggaan atas pengakuan profesinya.

Masih dalam konsep berbagi, RJL kini telah memiliki duplikasinya atau Kantor Cabang di Balam, Rokan Hilir. Bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), ada tiga desa dengan 20 penjahit yang menggawangi kantor RJL di sana. Duplikasi berbagi benar-benar juga diterapkan di sana. Tahun depan, rencananya RJL akan membuka cabang di Dumai.

"Itu juga yang kemudian membuat saya putuskan untuk membuka ruko satu lagi ini," Suci mengajak Halloriau.com menyambangi ruko barunya, yang hanya berjarak tiga ruko dari dua ruko miliknya yang berdampingan. "Ini belum sebulan kami buka, masih benar-benar baru. Ruko ini selain merupakan pengembangan usaha, tapi secara hakekat saya merasakan betul jika ternyata para penjahit itu memiliki jiwanya masing-masing," katanya.

Artinya, ada penjahit yang jiwanya memang bisa membuat baju laki-laki namun keinginan untuk membuat baju perempuan terpendam. Dan itu termasuk dirinya sendiri. Jatuh-bangun di awal-awal pendirian RJL dan mencintai profesi barunya ini, membuat Suci secara sadar jadi suka mendesain baju. Coretan-coretan inilah yang kemudian dituangkan dalam bentuk pakaian jadi yang siap jual.

"Alhamdulillah, ruko ini saya anggap sebagai hobi yang tersalurkan. Saya suka mendesain baju, dan baju-baju yang dijual ini saya desain sendiri. Banyak penjahit saya yang lebih menikmati menjahit baju perempuan daripada baju laki-laki, jadi saya maksimalkan dengan produk-produk sendiri," Suci memperlihatkan pakaian-pakaian yang semula hanya hasil goresan tangannya, kini telah terwujud menjadi pakaian wanita yang siap jual.

Kini, dengan usaha RJL yang makin melejit dan pesanan yang terus mengalir, kapasitas produksi yang dihasilkan RJL dalam sebulan rata-rata 1.500 pieces. Apalagi saat di bulan-bulan ramai, dimana para kontraktor mulai bekerja seperti di Bulan Januari, April, Juli dan September adalah bulan-bulan ramai pesanan hingga dirinya harus terus standbye di tiga ruko miliknya itu.

"Sedangkan untuk tim marketing saat ini rata-rata pemuda setempat yang kami berdayakan dan dikoordinatori oleh Asep, mereka terus berkeliling membawa dokumen penawaran sementara file-nya kami kirim online ke Jakarta. Karena biasanya perusahaan yang ada di sini merupakan cabang dari Jakarta," sebut Suci, yang menjelaskan jika untuk tim Marketing ini berada langsung di bawah komando suaminya, Yan Sofyan (48).

Berpijak dari konsep berbagi dan inklusivitas inilah, para karyawan RJL rata-rata betah di usaha milik Suci Sustari ini. Betapa tidak, selain order pakaian yang nyaris tak pernah berhenti juga nilai-nilai kemanusiaan dihargai di usaha RJL yang baru merayakan ulangtahunnya di bulan Mei lalu. Suci menyebut contoh karyawan inklusivitas-nya, Pak Zulkifli yang telah berusia 67 tahun.

"Inklusivitas itu kita tidak memandang usia, seperti Pak Zul misalnya. Dengan usia 67 tahun dan jika bicara kuantitas dalam arti target produksi yang harus beliau capai tiap hari, tentu tak terkejar dengan usia beliau yang sepuh. Tapi kita juga bicara soal berbagi, karena saya berpikir RJL berdiri ini tidak semata-mata mengutamakan bisnis belaka tapi juga berbagi dengan Lansia atau disabilitas, sehingga kita tidak bisa bicara soal kuantitas," terangnya.

Itu juga yang menjadi dasar dia dan suaminya tetap mempertahankan Zulkifli yang meskipun sudah lansia dan secara kuantitas tidak bisa memenuhi target produksi tetapi secara kualitas beliau masih memenuhi standar menjahit sesuai dengan standar RJL. Penilaian seperti itu diberikan standar yang sama pada Juari, pemuda disabilitas asal Rohil untuk tetap bersama RJL meskipun dari segi kecepatan produksi beliau tak memenuhi secara kuantitas.

"Sampai kini dan nanti pun, kami akan terus berkomitmen bersama Disbilitas dan Lansia ini," tuturnya.

Filososi kata "lestari" inilah yang kemudian disematkan dalam penamaan Rumah Jahit Lestari-nya. Dia berharap penyematan kata Lestari yang berarti terus tumbuh; dari satu menjadi dua, dari dua jadi tiga dan seterusnya sehingga dia menjadi lestari, langgeng dan terus tumbuh, memberdayakan masyarakat lokal dengan konsep berbagi dan inklusivitas.

Lejitkan Rumah Jahit Lestari Lewat Program TJSL PT. PHR WK Rokan

Senyum dan tawa Analyst Social Performance PT. PHR WR Rokan, Priawansyah, tak pernah lepas dari guratan bibirnya, ketika bercerita sekilas perjalanan Suci Sustari di awal-awal membuka usaha RJL. Senyum kekaguman dan tawa kebanggaan saat pria asal Aceh itu menceritakan kala dikejar-kejar Suci Sustari untuk meminta bantuan menjahit.

"Saya ini termasuk orang yang tak percaya dengan Bu Suci," tawanya kembali keluar. "Tapi Bu Suci ini memang luar biasa, dia begitu gigih sampai akhirnya kami berikan bantuan waktu masih operator lama. Kemudian agak lama tak jumpa, eh tahu-tahu usaha menjahitnya malah berkembang. Padahal sebelum-sebelumnya yang kami berikan bantuan tak berkembang," sambungnya.

Kemauan keras untuk belajar dan kegigihannya melihat peluang ditambah dengan latar belakang pendidik yang dimiliknya, adalah sebuah modal bagi Suci untuk tak pernah berhenti belajar. Ini terbukti beliau bisa memenuhi pesanan perdana yang diperolehnya.

Ketika beralih ke operator baru yakni PT. PHR WR Rokan, usaha Suci sudah mulai berkembang. Kegigihan Suci dalam mengembangkan KUB RJL meski dengan lima bantuan mesin jahit di awal usaha, hal itu yang membuat dirinya menjadi bangga. Satu lagi yang membuat Priawansyah kagum pada Suci adalah tingginya sifat berbagi dalam diri Suci.

"Bu Suci saya nilai tak pernah jumawa apalagi pongah, tak pernah merasa bahwa RJL yang sudah berkembang ini seolah-olah hasil kerja kerasnya sendiri. Justru saya menilai berkembangnya RJL ini karena Bu Suci benar-benar menanamkan nilai berbagi pada sesama, ini dibuktikan setiap Hari raya Iedul Fitri Bu Suci selalu memberi bingkisan pada anak-anak yang berada di lingkungan RJL," kata Priawansyah memuji pemilik RJL ini.

Dia menjelaskan, apalagi saat PT. PHR WK Rokan memberikan bantuan 12 unit mesin skala konveksi yang merupakan bantuan penuh dari Pertamina maka usaha Bu Suci makin berkembang pesat.

Sejak adanya PHR yang membantu kelangsungan untuk kemajuan usahanya, pihak Pertamina selalu menyertakan RJL untuk dipromosikan dalam kegiatan yang ditaja Pertamina seperti Expo, Festival, Pameran dan lain-lainya. Tentu dengan adanya promosi dari PHR ini membuat Usaha Rumah Jahit Lestari semakin berkembang dan maju pesat karena kredibilitas dan tingkat kepercayaan konsumen yang makin lebih tinggi.

"Bu Suci sudah menunjukkan bukti sebagai pengusaha yang tangguh, tahan banting, usaha yang dimulainya dari nol kini sudah berkembang dengan pesat. Perumpamannya bagi saya Bu Suci ini adalah seseorang yang dari bukan siapa-siapa menjadi figur yang berhasil, From Zero to Hero," puji Priawansyah jujur. Ada tekanan kalimat kebanggaan dalam ucapannya barusan.

Begitulah proses perjuangan Suci Sustari, pemilik KUB RJL yang begitu gigih mewujudkan mimpi-mimpinya yang tertunda, saat putuskan pindah dari Palembang ke Duri. Takkan pernah terbersit dalam benaknya, jika kelak empat tahun kemudian saat dia mulai mengejar-ngejar Priawansyah untuk meminta bantuan usahanya, perlahan namun pasti mimpi itu terwujud secara perlahan.

Bagi seorang Suci Sustari sendiri, ternyata masih ada mimpi terbesar yang ingin dia wujudkan di RJL ini. Dirinya bercita-cita RJL ini nantinya bisa menjadi garment yang memproduksi coverall wearpack terbesar di Indonesia, sehingga bisa memberdayakan para penjahit dan kawan-kawan disabilitas secara massal.

"Karyawan bisa mencapai ribuan orang dan memiliki unit-unit usaha yang tersebar di seluruh titik operasi migas di Indonesia, hingga akan lebih banyak lagi masyarakat yang bisa lebih diberdayakan melalui RJL ini," matanya menerawang ke atas, seolah-olah selarik mimpinya tengah melesat menuju langit.

Rumah Jahit Lestari yang dimiliki Suci Sustari adalah bukti nyata keberhasilan CSR dari sebuah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan PT. PHR WK Rokan dalam bidang ekonomi. Ia mampu melejitkan Suci Sustari dengan RJL-nya melalui program TJSL PT. PHR WK Rokan sebagai wujud mimpi dan asa perusahaan migas tersebut dalam memberdayakan masyarakat lokal.

Dan itu sama seperti mimpi seorang Suci Sustari dengan RJL-nya, yang ingin lebih memberdayakan lagi banyak orang tanpa latar belakang ijazah, usia, gender, dan sempurna atau tidaknya makhluk ciptaan Sang Esa. Semoga.(*)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
BRK Syariah won the 2024 ATM Bersama Award.(photo: int)2024 ATM Bersama Award is Won by Bank Riau Kepri Syariah
SIGI LSI Denny JA, Ardian Sopa, Director, on Thursday, October 17, 2024, in Pekanbaru.(photo: int)7 Regions Under Wahid-SF's Control in Riau Survey Circle Indonesia Says Hariyanto Pair Wins
Capella Honda berbagi tips berkendara di persimpangan jalan.(foto: istimewa)Jangan Asal Ngegas! Ini Tips #Cari_aman di Persimpangan Jalan
  Tim Pengabdian Masyarakat FIisip Unri dalam kegiatan sosialisasi untuk UMKM di Kampung Dayun, Siak.(foto: istimewa)Tim Pengabdian Unri Sosialisasi Sertifikasi Profesi untuk UMKM Dayun Naik Kelas
Ramalan zodiak hari ini.(ilustrasi/int)Ramalan Zodiak 18 OKtober 2024: Capricorn Jangan Merasa Puas, Gemini Fokus Lihat Peluang
Titik panas di Sumatera.(ilustrasi/int)Hotspot di Sumatera Terus Naik Pagi ini, Riau Masih Nihi Titik Panas
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
RGE Jurnalism Workshop Perkaya Pengetahuan Wartawan
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved