PEKANBARU – Gubernur Riau, Abdul Wahid, secara tegas melarang sekolah menggelar acara perpisahan mewah dengan konsep study tour ke luar daerah. Kebijakan ini diambil karena acara semacam itu dinilai memberatkan orang tua atau wali murid akibat biaya yang tinggi. Bahkan, Gubernur mengancam akan mencopot kepala sekolah yang tetap nekat mengadakan perpisahan mewah.
Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Riau, Dede Firmansyah, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur. Menurutnya, perjalanan studi yang dilakukan sekolah sering kali justru menjadi beban bagi orang tua siswa.
"Kami di ASITA mendukung langkah Gubernur karena memang banyak study tour yang memberatkan. Sekolah seharusnya menjadi operator pendidikan, bukan penyelenggara wisata. Lain halnya jika wali murid yang secara mandiri ingin mengadakan acara di luar daerah tanpa membebani biaya tinggi," ujar Dede, Sabtu (8/3/2025).
Namun, Dede juga mengingatkan bahwa larangan ini bisa menimbulkan efek domino yang berdampak luas, terutama terhadap sektor industri pariwisata. Menurutnya, pelarangan total dapat merugikan banyak pihak, termasuk agen perjalanan, hotel, restoran, serta pelaku usaha kecil yang menggantungkan pendapatan dari sektor ini.
Sebagai respons, Asita Riau berencana mengadakan audiensi dengan Gubernur Abdul Wahid untuk mencari solusi terbaik.
"Kita ingin berdiskusi dengan Gubernur untuk mencari solusi yang adil. Jika kebijakan ini diterapkan tanpa alternatif, maka akan ada dampak besar bagi ekosistem industri wisata. Tidak hanya perusahaan perjalanan, tetapi juga UMKM yang bergantung pada kunjungan wisata," jelasnya.
Dede juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap esensi study tour bagi pelajar. Ia mengusulkan agar program semacam itu tetap dilakukan dengan konsep yang lebih edukatif dan sesuai dengan kurikulum, bukan sekadar agenda wisata yang membebani orang tua siswa.
Kebijakan larangan perpisahan mewah ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Beberapa pihak mendukung demi meringankan beban orang tua, sementara yang lain khawatir dengan dampak ekonominya terhadap sektor pariwisata.
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :