JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tengah mengupayakan produksi kendaraan listrik hybrid dengan kriteria mobil sejuta umat yang disinyalir merupakan Avanza Hybrid dan Veloz Hybrid.

Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto mengatakan dalam memproduksi kendaraan listrik hybrid tersebut akan menyasar  segmen ‘mobil sejuta umat’. Rencana itupun bakal menyusul kehadiran Innova Hybrid kemudian model B-SUV yang diwakili Yaris Cross Hybrid yang telah meluncur lebih dulu.

“Kami mudah-mudahan mobil sejuta umat itulah yang kami lakukan. Jadi kami kan inginnya semakin banyak orang berperan itu saja,” ujar Nandi di Park Hyatt, Jakarta dikutip Jumat (8/9/2023).

Meski demikian, Nandi masih enggan membeberkan wujud ‘mobil sejuta umat’ lainnya yang akan diproduksi oleh Toyota dalam versi hybridnya. Hal serupa juga berlaku untuk model Avanza versi hybrid yang disebutnya masih diusahakan.

“Belum ada [Avanza hybrid] diusahakanlah,” tuturnya.

Dalam diskusi Indonesia Sustainability Forum (ISF), Nandi mengatakan pihaknya sudah memperkenalkan Kijang Innova yang dianggap ikonik.

Mobil hybrid, diklaim mampu memangkas 50 persen dari konsumsi BBM, sehingga mengurangi emisi hingga 50 persen dari mobil tersebut.

Beberapa kendaraan hybrid yang telah dipasarkan oleh Toyota saat ini adalah Innova Zenix, Corolla Cross, Camry hybrid, hingga Yaris Cross hybrid.

Adapun pada GIIAS 2023, Toyota meluncurkan All New Alphard 2.5 Hybrid CVT dengan harga Rp1,65 miliar sampai dengan Rp1,66 miliar yang sebelumnya telah mengaspal di Jepang.

Mesin yang digunakan pada All New Alphard varian bensin adalah 2.5 liter 2AR-FE 4 silinder segaris dengan power maksimal 134 kW (182 Ps) 6.000 rpm, dengan torsi 235 Nm, sedangkan untuk varian Hybrid dipasang mesin berkode A25A-FXS berkapasitas 2.5 liter bertenaga 140 kW (190 Ps) dan torsi 239 Nm.

Selain itu, Nandi mengatakan Toyota juga turut serta berpartisipasi dalam kendaraan yang lebih hijau melalui kendaraan hybrid, kendaraan listrik murni, hingga memperkenalkan kendaraan yang mampu menenggak bioetanol sampai 100 persen.

“Jadi untuk semua industri otomotif di sini kami yakin kami bisa bersama-sama dan bekerja sama untuk energi hijau di Indonesia,” katanya, seperti yang dilansir dari bisnis. (*)