SIAK - Seminar pengusulan gelar pahlawan nasional Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah Sultan Siak ke II atau Tengku Buwang Asmara sukses digelar.
Seminar ini salah satu prasyarat untuk dimasukan dalam usulan pahlawan nasional. Kemudian direkomendasikan Gubernur Riau (Gubri), diteruskan ke Kementerian Sosial.
Pelaksanaan acara seminar dihadiri Menteri Sosial RI diwakili Penyuluh Sosial Ahli Madya Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Triwiyanto. Juga Gubri diwakili Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Tengku Zul Efendi.
Para narasumber, perwakilan Bupati se-Riau, tokoh sejarah, budayawan, akademisi, TP2DG Provinsi Riau, dan Ketua DPRD Siak. Juga pengurus LAMR Kabupaten Siak, ratusan mahasiswa serta ratusan guru sejarah.
Tujuan seminar itu untuk menghimpun berbagai pendapat dan saran sebagai bahan pertimbangan, dalam menyusun draf serta diskusi seminar. Dengan sejumlah tema mulai dari sejarah perjuangan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah.
Serta riwayat hidup Sultan Siak ke II, sejarah dan dampak perjuangan Sultan Siak ke II terhadap perjuangan nasional. Hingga pandangan Belanda terhadap Sultan Siak II atau Tengku Buwang Asmara, didiskusikan secara ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bupati Siak, Alfedri dalam kesempatan itu mengatakan penganugerahan gelar pahlawan yang sedang diikhtiarkan pada hari ini. Merupakan bagian dari upaya untuk turut berkontribusi dalam konstruksi identitas nasional.
Nilai-nilai perjuangan yang tergambar dalam aksi heroik Allahyarham Tengku Buwang Asmara, yang sebut sebagai strategi muslihat bermartabat yang terjadi di Pulai Guntung.
Itu merupakan perwujudan dari spirit ke pahlawan dan cinta akan tanah air, juga menjadi ikon patriotisme dan teladan bagi bangsa Indonesia. Hadir dari sosok pemimpin kebanggaan negeri ini, Sultan Siak kedua, yang bergelar Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Shah.
"Betapa dahsyatnya perjuangan menghalau penjajah, sudah sepatutnya kita selaku pewaris peradaban yang beliau tinggalkan memperjuangkan agar beliau dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional," katanya di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim, Mempura, Siak, Selasa (13/12/2022).
"Sebagai bentuk penghargaan negara kepada tokoh tertentu atas jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan," sambungnya.
Sementara itu, penyuluh sosial gelar pahlawan ini Ahli Madya Bidang Pemberdayaan Tri Wiyanto mengatakan, pengusulan ini memberikan suatu ikon contoh keteladanan bagi masyarakat. Terutama bagi generasi muda, untuk memupuk jiwa semangat kepahlawanan terkait dengan itu.
Kementerian Sosial membuka secara lebar memberikan sosialisasi dan pemahaman terkait usulan-usulan dari daerah.
"Melalui kegiatan seminar ini salah satu prasyarat untuk di usulkan dalam usulan pahlawan nasional. Kemudian di rekomendasikan oleh Gubernur dan diteruskan ke Kementrian Sosial," katanya.
Selanjutnya Kementerian Sosial memproses, meneliti dan pengkajian gelar pahlawan nasional. Itu dilakukan oleh tim peneliti dan pengkaji gelar pusat yang terdiri dari 13 orang para pakar. Terdiri dari sejarahwan, akademisi, instansi terkait.
"Setelah lulus atau memenuhi persyaratan Kementerian Sosial melalui ibu Menteri Sosial mengusulkan ke dewan gelar. Selanjutnya diusulkan kepada bapak Presiden untuk dianugerahkan sebagai pahlawan nasional," urainya.
Ia berharap seminar nasional pengusulan gelar pahlawan nasional Tengku Buwang Asmara dapat berjalan lancar. bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik. Sehingga Sultan Siak ke II Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional dari Riau Kabupaten Siak.
Kepala Dinas Sosial Riau, Tengku Zul Efendi saat membacakan sambutan Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan, masyarakat Riau tidak lupa dengan sejarah. Riau merupakan wilayah kesatuan yang terintegrasi dengan negara NKRI. Wilayah yang turut menjadi tempat berkobarnya api-api perjuangan, peperangan menentang penjajah.
"Kisah heroik para pendahulu kita menjadi bukti bahwa Provinsi Riau memiliki banyak pejuang. Kiprahnya berdampak terhadap nusantara dengan segala pengorbanan dan pengabdiannya," katanya.
Namun hingga kini pahlawan nasional dari Riau hanya empat orang. Terhitung sejak tahun 1998 sampai sekarang, Riau belum memiliki pahlawan nasional baru, selain Sultan Syarif Kasim II dan Tuanku Tambusai.
Lanjutnya, Awal tahun 2022 lalu, Provinsi Riau telah mengusulkan alm Mahmud Basuki dari Kampar dan Marhum Pekan dari kota pekanbaru sebagi pahlawan nasional. Namun usulan di maksud sampai saat ini, belum membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Gubri mendorong daerah lain di Riau, membentuk Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) melakukan tugas yang sama. Untuk mengusulkan tokoh yang layak menjadi pahlawan nasional bersama-sama TP2GD setempat dengan melibatkan pihak terkait lainnya.
TP2GD diperlukan untuk melakukan inventarisasi penelitian dan pengkajian tokoh pejuang. ini dianggap layak untuk diusulkan menjadi calon pahlawan nasional.
"Saya yakin tokoh-tokoh di daerah ini masih banyak yang layak untuk kita usulkan. Hal itu penting kita sampaikan ke publik bahwa daerah kita ini juga punya andil yang cukup besar. Terhadap perjuangan baik saat penjajahan, zaman kemerdekaan, maupun di zaman setelah kita merdeka dan kita tidak mau dianggap hanya sekedar menumpang merdeka," katanya.
Sejarah panjang perjuangan Tengku Buwang Asmara melawan penjajah demi mempertahankan marwah negeri patut di teladani. Pelajaran yang sangat berharga dari Tengku Buwang Asmara adalah pengorbanan dan pengabdian.
"Suatu hal yang menjadi pelajaran penting bagi kita, untuk sama-sama yang hadir sini. Jangan ada di antara kita berdiam diri di saat negeri ini membutuhkan tujukan pengorbanan. Kita saat ini akan diteladani oleh anak cucu generasi kita di masa mendatang," tandasnya.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)