Kisah Sukses Sunardi, Petani Nenas Desa Penyengat Binaan RAPP
Selasa, 08 Maret 2022 - 12:04:53 WIB
SIAK - Dampak dari Virus Covid-19 saat ini, membawa dampak merosotnya ekonomi bagi masyarakat. Namun program kemitraan masyarakat ternyata menjadi andalan untuk mampu bertahan di situasi pandemi.
Salah satunya program One Village One Commodity (OVOC) atau satu desa satu komoditas unggulan. Program ini memberdayakan ekonomi masyarakat berbasis komoditas unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, mudah dipasarkan, dan sesuai dengan kriteria wilayah tersebut.
Sebagai contoh program budidaya nanas di Kampung Penyengat, Kabupaten Siak, Riau. Buah nanas telah menjadi komoditas unggulan dan sangat sesuai ditanam di Desa Penyengat sejak dulu. Produksi buah nanas di desa ini tetap stabil dan bahkan cenderung mengalami peningkatan meski di tengah tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Seperti yang dirasakan oleh Sunardi (47) salah satu Petani Nenas Kampung Penyengat yang mengatakan, sangat bersyukur telah menjadi mitra binaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Karena dengan bantuan dan pelatihan yang diberikan RAPP, saat ini kondisi ekonominya stabil dan membaik.
"Penjualan dan produksi nanas tidak terhambat meski dalam situasi Covid-19, panen masih setiap hari dan pemasaran ke pasar induk juga,"ungkapnya.
Ia juga mengatakan, bahwa sejak memperoleh pembinaan dari Program Community Development (CD) PT RAPP, ia malah menjadi paling aktif mengembangkan usaha budidaya nanas di kampungnya. Melihat itu, tak sedikit masyarakat mengikuti jejaknya untuk memulai usaha berkebun nanas.
Karena kesuksesan yang ia raih dari bertani Nenas, Sunardi juga pernah menjadi salah satu pembicara pada kegiatan e-learning Pelatihan Holtikultura di Kawasan Hutan yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) yang mengusung tema “Bimbingan Teknis dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Dalam Kawasan Hutan”.
Sunardi mengatakan bahwa dirinya menyampaikan dan memaparkan kepada puluhan peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bagaimana cara dan kiat menjadi petani nenas yang sukses.
"Selain menjadi pembicara saya juga pernah, mengikut studi banding nanas ke Tanjung Kuras. Selain itu, saya juga memperoleh bantuan Sarana Produksi (Saprodi) dan pemasaran produk dari PT RAPP," ujarnya.
“Saat ini Saya sudah memiliki kebun nanas sekitar 50 hektar dan keuntungan bisa mencapai puluhan juta per orang. Keberhasilan ini juga berhasil menularkan warga kampung kami. Saat ini 70% dari warga Kampung Penyengat bertanam nanas,” tuturnya
CD RAPP Regional Coordinator Kabupaten Siak dan Kepulauan Meranti, Muslim mengatakan bahwa selain memberikan binaan bagi Mitra, PT RAPP juga menampung keluhan dari seluruh petani nenas yang menjadi binaan.
"Berbagai cara kita lakukan untuk menaikan ekonomi petani Nenas. Karena dari 100 persen produksi Nenas ada 25 Nenas yang tidak bisa dijual dan laku dipasaran. Dan untuk mengantisipasi kerugian dari para petani maka salah satu inisiatif kita yaitu dengan cara mengelola Nenas menjadi nata de pina,"ungkapnya.
Dikatakannya, untuk hal tersebut para petani mendapatkan pelatihan diversifikasi produk olahan nanas menjadi nata de pina. Kegiatan ini menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Boemi Hijau Institute (BHI) sebagai mitra pelaksana pelatihan yang bekerja sama dengan pemerintah desa lewat Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAMP) sebagai pelaksana program.
Penghasil nanas dan telah memasok kebutuhan pasar lokal di Riau maupun pasar di luar Riau ke pasar induk Kramat Jati di Jakarta Timur, Sumtera Barat, Medan dan Batam.
“Dari budidaya, kini kami berusaha mendorong Kampung Penyengat sebagai sentra nata de pina,” ungkapnya.
Program budidaya nanas di Desa Penyengat ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Siak.
"Semoga budidaya nanas ini bisa terus berkembang dan mudah-mudahan akan ada juga industri pengolahan nanas yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Program OVOC budidaya nanas oleh CD RAPP juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 nomor 12 tentang produksi dan konsumsi bertanggung jawab dan nomor 17 tentang kemitraan. (Adv)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :