Kolaborasi APR dan Pelaku Ekonomi Kreatif: Membawa Budaya Lokal ke Panggung Nasional
PANGKALAN KERINCI - Program pemberdayaan ekonomi kreatif yang dilakukan Asia Pacific Rayon (APR) terus membawa perubahan nyata bagi para pelaku usaha di daerah operasional perusahaan di Provinsi Riau. Melalui pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan, banyak pelaku usaha kreatif bidang fesyen berhasil meningkatkan kapasitas bisnisnya. Di antaranya Eka Lestari dan Yusmaini, yang berbagi pengalaman mereka selama menjadi bagian dari program ini.
Eka Lestari terus berupaya membawa wastra Riau ke dunia fesyen modern dan trendi. Eka, sapaan akrabnya, adalah seorang penjahit custom asal Desa Dayun, Siak, yang telah lama menjadi mitra bina APR. Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan, Eka mendapatkan banyak manfaat, termasuk beasiswa penuh untuk meningkatkan kemampuannya di bidang fesyen.
“Saya mulai menjahit dari nol. Dari modal satu mesin jahit, yang dulu dicicil tanpa bunga, hingga beasiswa, pelatihan lanjutan yang terus diberikan perusahaan. Usaha saya perlahan berkembang,” ungkap Eka.
Kini, Eka tidak hanya menjahit pakaian pesta, tetapi juga mengembangkan busana kasual berbahan batik lokal seperti Batik Seruni Dayun. Baginya, mengangkat budaya lokal melalui wastra Riau adalah misi utama.
“Dulunya batik hanya dipakai untuk acara formal. Sekarang, saya mencoba menjadikannya tren kasual yang cocok untuk generasi muda. Harapannya, anak-anak muda bisa bangga memakai batik lokal Riau,” tambahnya.
Eka juga berinovasi dalam pemasaran dengan memanfaatkan media sosial untuk menarik perhatian generasi muda yang gemar bergaya OOTD (Outfit of the Day). Strategi ini berhasil membuka pasar baru dan memperluas jangkauan produknya.
Eka juga kerap mendapat kesempatan mengikuti event besar, seperti Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 dan Riau Berkain. Ajang-ajang ini menjadi momen berharga bagi Eka untuk memperkenalkan karya-karyanya ke khalayak yang lebih luas.
Yang terbaru, Eka mengikuti Workshop Literasi Keuangan dan Akses Pembiayaan yang digelar APR di Pangkalan Kerinci. Pada penutupan acara, Rabu (11/12/2024), Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan desa-desa ekonomi kreatif.
Pelaku ekonomi kreatif di bidang fesyen lainnya, Yusmaini asal Pelalawan, telah membawa Batik Pelalawan ke tingkat yang lebih tinggi, yakni lebih dikenal dan lebih mampu menembus berbagai pasar.
Yusmaini, pemilik Rumah Batik Yus, memulai usahanya dengan semangat untuk melestarikan budaya lokal melalui batik khas Pelalawan. Ia mengaku bahwa pelatihan yang diberikan APR sangat membantu memperbaiki manajemen keuangan bisnisnya.
“Sebelum pelatihan, saya tidak terlalu peduli dengan pembukuan. Tapi sekarang saya lebih tahu cara mencatat kas, menghitung untung-rugi, dan memantau perkembangan usaha,” jelas Yusmaini.
Motif batik yang diproduksi Yusmaini kini tidak hanya dikenal di Pelalawan, tetapi juga mulai merambah pasar nasional. Dengan bimbingan APR, ia optimistis batiknya bisa semakin dikenal luas.
Apa yang telah dilakukan APR dalam membina pelaku ekonomi kreatif di Riau menuai apresiasi dari Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya.
Menteri Teuku Riefky menyebutkan bahwa kolaborasi seperti ini adalah contoh nyata sinergi lintas sektor dalam mendorong pembangunan ekonomi desa.
“Ini adalah wujud sinergi heksa-helix, di mana pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, asosiasi, dan lembaga keuangan bersatu untuk mengembangkan ekonomi kreatif di desa. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Presiden Direktur APR Basrie Kamba menyatakan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen keberlanjutan APR melalui pilar Pertumbuhan Inklusif dalam agenda APR2030.
“Kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar melalui program pelatihan yang meningkatkan keterampilan dan kualitas hidup. Dukungan kepada mitra binaan seperti Eka dan Yusmaini adalah bagian dari visi kami untuk menciptakan perubahan positif di sekitar area operasional perusahaan,” ujar Basrie.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam membangun ekosistem kreatif. “Kami tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga mendukung mitra binaan untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar,” tambahnya.
Eka, Yusmaini, dan pelaku usaha ekonomi kreatif lainnya berharap agar program seperti ini terus berlanjut, sehingga lebih banyak pelaku ekonomi kreatif yang bisa merasakan manfaatnya.
“Saya berharap APR tetap membimbing kami dan terus membantu pelaku ekonomi kreatif di Riau. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama membangun ekonomi lokal yang lebih kuat,” kata Eka.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, program ini diharapkan mampu melahirkan lebih banyak desa kreatif yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. (rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :