PEKANBARU - Asia Pacific Rayon (APR) ambil bagian dalam Gebyar Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata di Indonesia (BBI BBWI) dan Lancang Kuning Carnival di Halaman Kantor Gubernur Riau, Minggu (5/5/2024).
Dalam perhelatan bergengsi ini, APR selaku produsen viscose pertama yang terintegrasi di Asia, menghadirkan produk karya fashion yang terbuat dari bahan viscose rayon dengan menggandeng brand ternama seperti Bateeq, Geulis, Aero Street dan lainnya.
Beragam busana yang ditampilkan para model yang merupakan bujang dan dara Riau memukau perhatian pengunjung Lancang Kuning Carnival, baik di panggung utama maupun yang berada di lapangan.
Busana yang mereka kenakan tampil cantik sekaligus terlihat nyaman dikenakan, yang merupakan varian Womenswear, Menwear, Activewear dan Loungewear.
Viscose memang memiliki kelebihan, yakni lebih lembut, nyaman, dan 'bernafas', yang membuatnya menjadi pilihan terbaik untuk material pakaian di negara beriklim tropis, seperti Indonesia.
Bahan baku viscose berasal dari kayu Akasia dan Ekaliptus dari Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola Asia Pacific Resources International Limited (APRIL), yang merupakan supply partner APR.
Karena sumber viscose yang berasal dari alam (natural) sifatnya menjadi dapat terurai (biodegradable) dan ramah lingkungan.
Hal ini sejalan dengan komitmen berkelanjutan APR, yakni APR2030 yang diluncurkan pada akhir 2021.
Lewat APR2030, APR berkomitmen untuk berkontribusi positif terhadap iklim, alam, manufaktur bersih, serta sirkularitas dan kemajuan yang inklusif.
Selain itu, dengan kampanye 'everything Indonesia', APR berkomitmen mendukung percepatan industri tekstil dalam negeri dan mode berkelanjutan (sustainable fashion).
Kini, produksi serat viscose rayon APR telah mencapai 300.000 ton per tahun yang telah diekspor ke 16 negara, termasuk India, Bangladesh, Turki, dan lainnya.
Presiden Direktur APR, Basrie Kamba mengatakan, ajang Lancang Kuning Carnival 2024 menjadi peluang bagi APR untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai bahan baku dan produk fashion berkelanjutan kepada masyarakat Riau.
"Ajang ini menjadi salah satu peluang bagi APR untuk memperkenalkan kepada masyarakat Riau tentang fesyen serta bahan baku fesyen yang ramah lingkungan dengan semangat #EverythingIndonesia, dari indonesia untuk indonesia," jelasnya.
Serat viscose merupakan bahan baku untuk benang, kain, maupun pakaian jadi, serta produk kebersihan lainnya yang berasal dari selulosa kayu yang terbarukan (renewable), dan mudah terurai, sehingga menjadikannya sebagai bahan baku fesyen yang mendukung konsep industry berkelanjutan.
Sementara itu, Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto mengatakan, gerakan nasional BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival merupakan wadah untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal Indonesia, khususnya dari Provinsi Riau.
"Gerakan ini hadir dari hasil sinergi dan kolaborasi kementerian, lembaga, pemerintah daerah serta stakeholder lainnya. Kita patut bersyukur dan berbangga," ucap Pj Gubri.
"Alhamdulillah pelaksanaan BBI BBWI dan lancang kuning carnival mendapat dukungan positif dari pemangku kepentingan dan masyarakat riau," sambungnya.
Riau terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan event akbar ini karena provinsi berjuluk Negeri Lancang Kuning ini, memiliki peluang besar pada industri UMKM dan sektor pariwisata.
Dijelaskan Pj Gubri lagi, di tahun 2023 lalu, Riau juga telah sukses menggelar BBI BBWI yang berhasil mencatatkan transaksi hingga Rp63 miliar.
Tahun ini Pemprov Riau kembali dipercaya untuk melaksakan kegiatan serupa. Namun, agar lebih menarik, Pemprov Riau mengemasnya dengan kegiatan Lancang Kuning Carnival 2024.
"Kegiatan ini dibuat sebagai bentuk pemilihan ekonomi setelah pandemi. Karena itu dibuat gerakan cinta produk indonesia dan berwisata di indonesia. Berdasarkan kesuksesan itu, tahun ini Pemprov riau kembali dipercaya melaksanakan kegiatan serupa," katanya.
Terpisah, Kadispar Riau, Roni Rakhmat mengungkapkan, perhelatan ini menyajikan berbagai hiburan, yakni musik, tari, dan pameran ekonomi kreatif (ekraf).
Ada juga tari massal yang melibatkan 10.000 peserta, art performance, CFD event, mini stage event dan fun market.
Berbagai lomba juga turut meramaikan acara ini, di antaranya lomba foto, lomba mewarnai, moslem trendy, fashion show dan fashion recycle.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :