PEKANBARU - Jelang pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang berbagai dinamika politik terus bergulir, hingga saat ini sudah 5 pasangan bakal calon yang mendaftar ke KPU Kota Pekanbaru.
Diantaranya Agung Nugroho-Markarius Anwar, Eddy Natar Nasution-Dastrayani Bibra, Ida Yulita Susanti-Karisman Risanda, Intsiawati Ayus-Taufik Arrahman dan Muflihun-Ade Hartati Rahmat.
Masing-masing pasangan bakal calon juga mengusung berbagai jargon untuk menarik suara masyarakat.
Menanggapi hal itu, Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pekanbaru, Rizki Ahmad Fauzi menyebutkan apapun yang menjadi target calon pemimpin harus mengedepankan asas kehidupan masyarakat.
Menurutnya, Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau sangat membutuhkan pemimpin yang peduli terhadap lingkungan, ekonomi serta peduli terhadap anak muda atau kalangan milineal.
"Ada banyak sekali bakat yang dimiliki anak muda, namun terabaikan akibat kurangnya wadah untuk mengekspresikan sesuai minat dan bakat yang mereka miliki," kata Rizki Ahmad Fauzi, Rabu (4/9/2024).
Padahal, dikatakannya hal ini dapat menjadi investasi jangka panjang. Terlebih lagi, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan anak muda yang tangguh dan berkualitas untuk menghadapi Indonesia Emas 2045.
"Kami tentunya selalu melihat dan menelaah semua calon yang beradu gagasan dalam momentum Pilwako ini. Tentunya Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau perlu melakukan kolaborasi intens dari segi pemuda, maka dari itu perlunya pemimpin yang memiliki visi jelas dan komitmen nyata dalam meningkatkan kapasitas SDM pemuda Kota Pekanbaru," ungkapya.
Ditambahkannya, penting bagi calon pemimpin daerah untuk memahami peran strategis pemuda dalam akselerasi masa depan Ibukota Provinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru.
"Kami ingin melihat calon yang tidak hanya berjanji, tetapi juga memiliki program konkret untuk meningkatkan pendidikan, pelatihan keterampilan, serta menciptakan lapangan kerja yang layak bagi generasi muda di Kota Pekanbaru," tambahnya.
Lebih lanjut, anak muda juga memiliki potensi yang sangat besar untuk kemudian diberdayakan secara optimal. Bukan lagi sebagai generasi penerus, anak muda juga pantas terjun aktif dalam membangun Indonesia lebih baik lagi.
"Bukan hanya sebagai objek pemuas syahwat politik yang hanya dipandang saat momentum pesta demokrasi, dan menjadi alat politik untuk mencapai kekuasaan dengan embel embel generasi emas. Calon Walikota juga harus memandang pemuda sebagai motor penggerak inovasi dan pembaharuan dalam berbagai sektor. Seperti sektor ekonomi, sosial, dan sektor lainnya," katanya.
"Maka dari itu, kita harapkan pemimpin kedepannya adalah pemimpin yang bersih, jujur, melek terhadap kebutuhan masyarakat dan potensi anak muda, sebab ada satu maqolah mengatakan hancurnya anak muda adalah kehancuran bagi negara, berjayanya anak muda adalah kejayaan bagi negara," pungkasnya.
Penulis: Yuni
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :