PEKANBARU - Berbagai pihak kini mempertanyakan kepastian koalisi Partai Demokrat-Gerindra untuk Pilwako Pekanbaru.
Sejak mendeklarasikan koalisinya bulan lalu, hingga kini belum ada kepastian mengenai paslon (pasangan calon) yang akan mendampingi sosok Agung Nugroho.
Bahkan sebelumnya sempat diisukan Agung berpasangan dengan Ginda Burnama, namun belakangan kabar tersebut makin hilang.
Bahkan baru-baru ini, sinyal kuat beredar Gerindra bakal lepas dari Demokrat.
Kabar tersebut datang dari politisi senior di Kota Pekanbaru.
Katanya, bukti ketidakseriusan koalisi ini, belum terjadinya deklarasi paslon.
Ditambah lagi, Agung Nugroho yang juga Ketua Partai Demokrat Provinsi Riau tersebut, sedang meminang kader PKS, untuk jadi calon wakilnya.
Lalu, siapa sosok yang akan mengambil perahu Gerindra?
Hingga kini belum ada kepastian ke mana Partai Gerindra berlabuh.
Perkiraan banyak pihak bahwa Gerindra akan diambil mantan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun, dan beberapa politisi lainnya.
Namun bukti informasi tersebut belum ada kepastian resminya dari DPP Gerindra.
Sekretaris Partai Gerindra Pekanbaru H Ervan menegaskan, bahwa pihaknya tetap akan mengusulkan kadernya, maju di Pilwako Pekanbaru.
Hanya saja sampai sekarang, belum ada informasi apapun dari DPP Gerindra, kepada siapa tiket diberikan.
"Yang pasti, nama Ginda Burnama selaku kader tetap kita usulkan. Apakah jadi calon wakil atau calon walikota. Kita menunggu keputusan DPP," kata H Ervan.
Disinggung kapan keputusan DPP Gerindra keluar untuk mengusung calon di Pilwako Pekanbaru?
Wakil Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru ini belum juga bisa memastikannya. Sebab, kewenangan ini tetap menjadi domainnya DPP.
"Bisa Juli atau awal Agustus. Kita tunggu aja kejutan DPP," sebutnya.
Diketahui, Gerindra memiliki 7 kursi di DPRD Pekanbaru. Hanya butuh satu parpol menengah saja untuk berlaayar, sesuai syarat ambang batas 10 kursi.
Selain bersama Demokrat (8 kursi), Gerindra berpeluang bisa bersama PKS 8 kursi, Golkar 5 kursi atau bersama parpol Parlemen lainnya.
Sekadar gambaran, Agung Nugroho sendiri sudah resmi diusung Partai Demokrat sebagai bakal calon Wali Kota Pekanbaru.
"Komunikasi dengan parpol lainnya terus kami lakukan. Koalisi bersama kami sekarang Gerindra dan Hanura. Untuk parpol lainnya, belum ada yang deal bersama-sama ke Pilwako," terang Ketua Bapilu DPC Partai Demokrat Pekanbaru Desi Susanti.
Desi Susanti tidak merinci komunikasi yang dilakukan pihaknya dengan parpol mana saja, selain Gerindra dan Hanura. Namun semua parpol yang ada, baik itu parpol parlemen maupun non-parlemen, pihaknya terus intens melakukan konsolidasi hingga saat ini.
Disinggung siapa kemungkinan sosok akan menjadi wakil Agung di Pilwako Pekanbaru nanti, apakah bersama kader Gerindra, PKS atau Golkar?
Mantan Anggota DPRD Pekanbaru ini menjelaskan, bahwa siapa saja tokoh atau putra-putri terbaik Kota Pekanbaru, berpeluang menjadi pasangan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Riau tersebut.
Baik itu dari kalangan politisi, profesional atau pun ASN. Namun Demokrat sudah mengunci, untuk posisi calon Wali Kota Pekanbaru, menjadi milik Agung Nugroho.
"Jadi sekarang mencari sosok calon Wawako saja. Siapa dia, tunggu tanggal mainnya. Yang pasti, Pak Agung Nugroho sangat serius maju di Pilwako," tegasnya.
Lalu, kapan perkiraan Partai Demokrat mengumumkan parpol koalisi dan pasangan Agung Nugroho?
"Mudah-mudahan Juli nanti sudah clear. Kami berusaha untuk itu. Apalagi memang untuk pasangan Pak Agung, sudah diserahkan ke partai koalisi," sebutnya.
Diketahui, Partai Demokrat memiliki 8 kursi di DPRD Pekanbaru. Karena sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra yang punya 7 kursi, dan Hanura 2 kursi, maka sudah berlebih syarat ambang batas yang hanya 10 kursi. Kini Agung Nugroho sudah punya modal 17 kursi, seperti yang dilansir dari tribunnews.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)