Ini Bocoran Caleg Soal Besaran Dana Kampanye, Ada yang Habis Rp2 Miliar dan Tandem Agar Lebih Hemat
PEKANBARU - Berapa 'modal' yang harus dikeluarkan para calon legislatif (caleg) masih menjadi pembicaraan hangat.
Terlebih sejak viralnya seorang caleg di Bondowoso yang sampai rela melelang ginjalnya demi membiayai kampanye.
Masyarakat pun bertanya-tanya, apa benar jika ingin menjadi caleg harus memiliki uang banyak hingga miliaran rupiah terlebih dahulu seiring dengan strategi di lapangan agar meraih dukungan masyarakat?
Menurut salah satu caleg yang kini masih berstatus anggota DPRD Riau aktif, uang tidak selalu menjadi faktor utama meskipun uang memang amat dibutuhkan.
"Saya jujur, dulu ada yang mensponsori. Saya dibantu Rp200 juta untuk nyaleg ke DPRD Riau. Untuk Pileg sekarang kira-kira habisnya malah tak sampai segitu, karena sudah banyak dikenal masyarakat dan saya tidak cetak APK (alat peraga kampanye)," kata legislator yang meminta agar namanya tak disebutkan itu, Sabtu (3/2/2024).
Testimoni lain datang dari Abdul Wahid, Caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPR RI Dapil Riau 2.
Ia mengungkapkan memasuki periode kedua ini, dana kampanyenya tidak sampai Rp1 miliar.
"Kalau saya hanya sekitar Rp500 juta, sama seperti periode lalu," ujar Abdul Wahid.
Namun ada pula caleg DPR RI daerah pemilihan (dapil) Riau 2 lain yang mengaku sudah habis lebih dari Rp2 miliar.
Ia mengaku dana sebesar itu harus dikeluarkan sebagai bentuk perjuangan keras. Terlebih, ia mesti bertarung merebut hati masyarakat di desa-desa yang tak terlalu mengenal dirinya.
Dana tersebut ia keluarkan untuk uang transportasi dirinya dan seluruh tim, logistik berupa makanan, APK, dan alat kampanye lain yang diizinkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk dibagikan kepada masyarakat.
"Sejak masa kampanye dimulai saya mendatangi setiap kabupaten dapil saya, terutama desa-desa. Itu yang bikin ongkos bengkak. Apalagi saya bawa tim beberapa orang. Tapi memang harus begitu, saya tidak mau tanggung-tanggung," sebut caleg yang juga menolak disebutkan namanya itu.
Meski begitu, ada pula caleg yang menceritakan bahwa demi berhemat ia menerapkan strategi tandem atau berpasangan dengan caleg lain dari partai yang sama.
"Misal untuk pasang spanduk, saya tandem dengan caleg DPR RI biar lebih hemat," sebut caleg untuk DPRD Kampar itu.
Ia juga menerapkan pendekatan dialogis alias berdialog dengan masyarakat.
"Kalau dialog begini saya cuma perlu keluarkan uang untuk jamuan bagi masyarakat yang datang, seperti air minum dan nasi kotak. Sampai hari ini saya baru habis puluhan juta, dan sepertinya tidak akan nambah lagi," pungkasnya.
Penulis: Rinai
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :