PEKANBARU - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Riau menekankan upaya pencegahan pelanggaran terutama berupa money politic alias politik uang pada Pemilu 2024 mendatang.
Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi secara masif untuk membangun kesadaran publik terhadap pentingnya partisipasi dalam mengawasi penyelengaraan pemilu.
"Oleh karena itu, kami mengadakan diskusi mengundang kawan-kawan dari media, OKP, LSM dan mahasiswa. Kami hadirkan narasumber yang kompeten di bidang pemilu," kata Alnof, Senin (21/11/2022).
Menurut Alnof, kegiatan bincang-bincang dengan kelompok strategis tersebut diharapkan jadi media sosialisasi ke masyarakat luas. Sebab, Bawaslu Riau memiliki keterbatasan SDM, kesempatan dan waktu.
Pada kesempatan itu, Mantan Ketua Bawaslu Riau, Rusidi Rusdan mengatakan, masalah politik uang menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pemilu. Sebab, masyarakat berpersepsi politik uang merupakan hal biasa.
"Parahnya, anggapan itu juga dijustifikasi kalangan mahasiswa dengan dalih cuman lima tahun sekali. Ini bahaya besar bagi penyelanggaraan pemilu," kata Rusidi Rusdan.
Oleh karena itu, menurutnya Bawaslu perlu berupaya memberdayakan kelompok masyarakat dalam mengatasi politik uang agar tidak hanya bergantung pada anggaran.
"Perlu sosialisasi secara masif, pada masa saya, kami mendapuk ustaz abdul somad (UAS) sebagai duta anti money politic, tiap desa kami pasang dua baliho UAS dekat masjid," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, Bawaslu Riau melakukan MoU dengan sejumlah perguruan tinggi dan ormas seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam menyosialisasikan pencegahan politik uang.
"Tapi kesadaran masyarkat masih rendah tentang bahaya politik uang. Maka Bawaslu harus masif dan melakukan sosialisasi berkelanjutan," sebutnya.
Sementara itu, mantan Ketua KPU Riau, Nurhamin menyoroti masalah sengketa pemilu. Diantaranya yang marak terjadi konflik calon kepala daerah, calon legislatif dan partai politik.
"Ranah peradilan dan penyelesaian masalah kepemiluan itu ada di Bawaslu. Jadi ada dua point penting di Bawaslu, yaitu jujur dan adil," tegasnya.
Dia mendorong kelompok sipil dan wartawan membantu Bawaslu mengawasi pemilu. Keikutsertaan berbagai pihak untuk membantu fungsi pengawasan Bawaslu akan lebih baik dalam melaksanakan slogan pemilu jujur dan adil.
Kegiatan itu juga menghadirkan pembicara lainnya yakni mantan anggota Bawaslu Riau Gema Wahyu Adinata dan Neil Antariksa.
Penulis: Rico Mardianto
Editor: Barkah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :