PEKANBARU - Pengamat Politik Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN berpotensi mengalami pecah kongsi.
Hal itu disebabkan masing-masing partai mulai gencar pamer sosok yang bakal diusung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Golkar misalnya ngotot memajukan Ketum Airlangga Hartarto. Sedangkan PPP menjagokan Erick Tohir dan sejumlah pengurus PAN ada yang mengarah ke PDIP Ganjar Pranowo.
KIB sendiri sejauh ini belum menentukan sikap soal calon presiden (capres) dan wakil presiden (wapres) yang akan diusung di Pilpres 2024.
Panca menilai, koalisi sejatinya upaya untuk memastikan kesepakatan politik tapi di tengah jalan manuver politik tak bisa dihindarkan.
"Kondisi di KIB saat ini ada provokasi bahwa ini diharapkan menjadi barometer kekuatan. Seperti Golkar, menunjukkan kekuatan agar airlangga bisa didorong," kata Panca, Selasa (1/11/2022).
Namun, dia melihat nama-nama yang muncul dari partai yang tergabung di KIB tak punya nilai jual untuk diusung di Pilpres 2024.
"Koalisi partai kan tidak sama dengan elektabilitas elite. Jadi memang saya lihat di KIB ini tidak ada satu tokoh yang bisa didorong untuk bisa maju," tambahnya.
Dia menyebut hasil survei sejumlah lembaga survei kredibel menyatakan elektabilitas Airlangga masih rendah dibanding tokoh-tokoh lainnya.
Selain itu, Panca sudah menduga sejak awal koalisi akan pecah kongsi karena tidak ada menentukan posisi capres dan cawapres yang akan diusung.
"Jadi kalau perpecahan terjadi hari ini, saya bilang wajar. Kalau dikoalisi Nasdem, PKS, dan Demokrat itu jelas ya. Mereka ada tokoh yang didorong," sebutnya.
Menurut dia, koalisi akan bertahan jika sudah menentukan nama-nama yang akan diusung.
"Misalnya airlangga tidak permasalahkan koalisi ini untuk ganjar. Atau untuk anis, atau untuk prabowo. Tapi kalau dia memaksakan diri maka ini hanya soal kepentingan politik saja, untuk untuk menegosiasikan kepentingan," ucap dia.
"Cuma dalam praktiknya makin ke sini makin ketahuan mereka siapa nih yang mau didorong. Airlangga ini sama dengan kayak mendorong barang tak jadi, ke depan gitu kan, gak punya nilai jual gitu," tandasnya.
Penulis: Rico Mardianto
Editor: Barkah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :