Seminar ISFM XIII FPK Unri Hadirkan 5 Pakar Perikanan Asing Bahas 137 Karya Ilmiah
Jumat, 13 September 2024 - 09:17:31 WIB
PEKANBARU - Lima pakar perikanan internasional turut berbicara pada Seminar Nasional dan Internasional Perikanan dan Ilmu Kelautan ISFM) XIII yang diselenggarakan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Riau (Unri), Kamis (12/9/2024).
Acara yang berlangsung di Hotel Premiere Pekanbaru ini, sukses menarik perhatian dengan pembahasan lebih dari 137 paper dari berbagai dosen dan peneliti di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV Unri, Dr Sofyan Husein Siregar MPhil mewakili Rektor. Turut hadir Wakil Dekan I Prof Nofrizal, Wakil Dekan II Dr Iskandar Putra, Wakil Dekan III Jonny Zain MSi dan Sekretaris Senat FPK, Ridar Hendri MSi PhD.
Dalam kesempatan itu, Dr Sofyan menyampaikan apresiasi atas konsistensi FPK Unri dalam menyelenggarakan seminar yang sudah menjadi ikon akademik.
"Saya pastikan, ISFM XIII ini memiliki dampak signifikan bagi Unri dalam perjalanannya menuju universitas berkelas dunia," ujar Dr Sofyan.
Sementara itu, Dekan FPK Unri, Prof Dr Ir Rifardi MSc menekankan pentingnya seminar ini sebagai wahana pertukaran informasi ilmiah di tingkat internasional.
"Seminar ini tidak hanya menjadi kebanggaan fakultas, tetapi juga bentuk sumbangsih kami untuk pengembangan ilmu perikanan di dunia," jelasnya.
Lima pakar asing yang menjadi pembicara kunci di seminar tersebut meliputi Dr Assoc Prof Ulviyya Mammodova dari Azerbaijan Dr Benhard Mayer dari Jerman, Hikaru Nakagawa dari Jepang, Assoc Prof Janice A Ragaza dari Filipina, dan Prof Janelle Thompson dari Singapura.
Selain itu, dua pakar dalam negeri, Prof Dr Ir Ari Purbayanto MSc dari IPB Bogor dan Prof Dr Ir Rifardi MSc dari FPK Unri, turut menyampaikan hasil riset mereka.
Dalam paparannya, Dr Ulviyya Mammodova membahas tentang potensi ekowisata Laut Kaspia, sementara Dr Benhard Mayer meneliti perubahan sistem fisik dan karbonat di Laut Indonesia.
Hikaru Nakagawa menyoroti waktu kepunahan ikan air tawar di Jepang, dan Assoc Prof Janice A Ragaza membahas kelayakan bandeng untuk cangkok kulit melalui evaluasi mikrobiologi. Prof Janelle Thompson menyampaikan penelitian mengenai distribusi bakterioplankton di Selat Singapura.
Sementara itu, Prof Ari Purbayanto mengupas inovasi teknologi perikanan Indonesia.
"Keberlanjutan perikanan memerlukan pendekatan manajemen yang lebih adaptif dan teknologi inovatif," ujar Prof Ari dalam sesi presentasinya.
Prof Rifardi, salah satu tuan rumah seminar, menekankan pentingnya keseimbangan antara kesejahteraan manusia dan kesadaran lingkungan dalam mencapai perikanan berkelanjutan.
Ketua Panitia ISFM XIII, Dr Ir Alit Hindri Yani MSc menyatakan, tahun ini merupakan pencapaian terbesar dalam jumlah paper yang dibahas, yakni 137 karya ilmiah.
"Ini adalah rekor sepanjang perjalanan ISFM," ungkapnya.
Menurut Dr Alit, seminar ini menjadi forum penting bagi pertukaran ide dan hasil riset antar akademisi dan peneliti perikanan.
Seminar ISFM XIII FPK Unri ini tidak hanya menegaskan posisi Unri sebagai salah satu pusat riset perikanan dan kelautan terdepan di Indonesia, tetapi juga menjadi platform yang menjembatani penelitian lokal dengan perkembangan ilmu perikanan global.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :