AMSI Adakan IDC 2024: Peran Vital Media di Tengah Disrupsi Digital dan Tantangan Politik
JAKARTA – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menggelar acara tahunan bergengsi, Indonesia Digital Conference (IDC) 2024, di Hotel Santika Premiere, Slipi, Jakarta.
Acara yang berlangsung pada 28-29 Agustus 2024 ini menjadi momentum penting bagi industri media untuk merespons berbagai tantangan yang kian kompleks di era digital.
IDC 2024 dibuka secara resmi oleh Ketua Dewan Pers Republik Indonesia, Ninik Rahayu, didampingi oleh Jeffery Cohen (Direktur USAID/Indonesia Mission), Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI), serta perwakilan dari Internews. Dalam sambutannya, Ninik Rahayu menegaskan urgensi menjaga kredibilitas media di tengah arus disrupsi digital yang semakin deras.
Disrupsi Digital dan Tantangan Politik Menggerus Stabilitas Media
Ketua Umum AMSI, Wahyu Dyatmika, dalam pidato pembukaannya menyampaikan kondisi kritis yang tengah dihadapi media saat ini. Ia menyoroti disrupsi luar biasa dan kondisi politik yang penuh tantangan sebagai faktor utama yang menggerus stabilitas industri media.
"Saat ini, jumlah pengunjung situs web dan aplikasi media berita mengalami penurunan yang signifikan, sejalan dengan tren penurunan pendapatan media. Banyak perusahaan media terpaksa mengurangi jumlah jurnalis untuk menyesuaikan dengan proyeksi bisnis yang tidak menentu," ungkap Wahyu.
Ia juga menekankan perlunya adaptasi terhadap teknologi dan inovasi untuk menciptakan nilai baru dalam jurnalisme. "Distribusi berita kini lebih banyak dikuasai oleh platform digital global seperti Google, Meta, X, dan TikTok. Oleh karena itu, media harus beradaptasi untuk tetap relevan," tegasnya.
AI dan Lansekap Digital yang Berkembang Cepat
Dalam kesempatan yang sama, Direktur USAID Indonesia, Jeffery P. Cohen, mengingatkan media di Indonesia tentang pentingnya mengikuti perkembangan teknologi, terutama kecerdasan artifisial (AI). Menurutnya, AI bukan hanya alat, tetapi bagian integral dari ekosistem yang bisa mendorong kemajuan.
"Media harus mengenal audiensnya, melakukan verifikasi, dan konfirmasi informasi karena terlalu banyak disinformasi yang terjadi. Komitmen AMSI dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dapat menjadi contoh bagi komunitas media lainnya," ujar Jeffery.
Kredibilitas Media dan Peran Pemerintah
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, menegaskan bahwa media massa harus mempertahankan kredibilitasnya untuk menjadi verifikator rujukan informasi yang terpercaya.
Berdasarkan data UNESCO tahun 2023, tren penggunaan platform digital di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, dengan 79 persen pengguna online, 60 persen menggunakan media sosial, 40 persen menonton TV, dan hanya 9 persen yang mengandalkan media cetak.
Molly juga menyoroti komitmen pemerintah dalam mendukung keberlanjutan media melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas atau Perpres Publisher Rights. "Perpres ini diharapkan menciptakan fair play bagi pelaku industri nasional dari perspektif bisnis, serta memastikan media tidak tergerus disrupsi digital," jelasnya.
Tantangan Etika dan Profesionalisme Media
Sementara itu, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, memaparkan sejumlah data mengejutkan terkait pelanggaran yang dilakukan oleh media online. Sebanyak 97 persen pelanggaran tersebut dilakukan oleh media lokal, mulai dari pelanggaran kode etik hingga kurangnya verifikasi informasi. Ninik juga menyoroti rendahnya profesionalisme wartawan di media online, yang tercermin dari banyaknya pengaduan publik terhadap perilaku tidak profesional jurnalis.
"Lebih dari 60 persen pelanggaran didominasi oleh perusahaan media yang tidak profesional, termasuk perilaku wartawan yang memeras atau bekerja sama dengan oknum aparat untuk keuntungan pribadi," papar Ninik.
Ia juga memberikan rekomendasi kepada pelaku industri media untuk berinvestasi pada pengembangan SDM dan mendukung keberlanjutan media dengan beriklan di media massa.
Rangkaian Kegiatan IDC 2024
Gelaran Indonesia Digital Conference 2024 diisi dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk menghadirkan solusi atas tantangan yang dihadapi industri media. Beberapa acara yang menjadi sorotan adalah:
1. Road to IDC 2024: Kegiatan pra-konferensi yang meliputi diskusi tentang tata kelola melawan misinformasi pada Pilkada 2024, tantangan dan dilema AI bagi media, serta pengalaman penerapan Publisher Rights di Kanada.
2. Master Class: Sesi khusus yang diadakan pada 27 dan 29 Agustus 2024, dengan topik kepemimpinan perempuan di media, pengawasan AI, dan perlindungan data pribadi dalam pengelolaan media siber.
3. Agenda Utama IDC 2024: Diskusi-diskusi penting yang membahas inovasi untuk keberlanjutan industri media, relasi antara platform dan publishers di era AI, serta inovasi dalam cara bercerita dan jurnalisme untuk audiens digital.
Dengan tema “Inovasi untuk Keberlanjutan,” IDC 2024 bertujuan memberikan wawasan tentang bagaimana media dapat beradaptasi dan berkembang di tengah tantangan era digital. AMSI berharap acara ini mampu menjadi pendorong perubahan positif bagi industri media di Indonesia. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :