PEKANBARU - Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia (BKSPTIS), menginginkan agar Perguruan Tinggi Islam maju bersama-sama. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum BKSPTIS Prof Fathul Wahid ST MSe PhD.
Fathul yang juga menjabat Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan, bahwa pihaknya ingin agar perguruan tinggi Islam bisa maju bersama-sama.
"Perguruan tinggi yang sudah kuat menggandeng yang belum, dan ketika kuat semuanya, maka yang yang diuntungkan tidak hanya perguruan tingginya tapi bangsa Indonesia," ujar Fathul, usai Rakernas BKSPTIS di Universitas Isla Riau (UIR), Sabtu (18/11/2023).
Menurutnya, ide-ide itu menjadikan BKSPTIS bersemangat lagi bekerja untuk Indonesia. Menurutnya, BKSPTIS tidak hanya bekerja untuk Perguruan Tinggi, akan tetapi juga untuk Bangsa Indonesia.
Sementara terkait tema "Membangun Perguruan Tinggi Islam yang Mandiri dan Mendunia", Ia menyebut, perguruan tinggi harus bisa mandiri.
"Untuk mendunia, indikatornya bisa mandiri dalam hal finansial, kemudian juga mandiri dalam bersikap, dimana perguruan tinggi tidak tersandera dan berani menyatakan sikapnya, melantangkan kebenaran, membongkar kebohongan. Sehingga kita ingin perguruan tinggi ini bisa menjadi benteng moral bangsa Indonesia," katanya.
Menurutnya, perguruan tinggi harus berani menyuarakan kepentingan yang tidak sejalan dengan publik. "Seperti halnya kepentingan itu tidak sejalan dengan kepentingan publik misalnya, perguruan tinggi harus bersuara, tentu dengan cara yang santun, elegan, akademik, konstitusional," ucapnya.
Selain itu kata Fathul, perguruan tinggi tidak hanya harus kerjasama dalam hal program mahasiswa, namun juga terkait dengan kualitas. Meskipun universitas lokal, akan tetapi standar yang diterapkan tinggi.
Kemudian kata Fathul, untuk menuju perguruan tinggi yang mendunia tidak hanya terkait dengan program kerjasama mahasiswa, namun juga terkait dengan kualitas.
Sementara itu, Sekretaris Umum BKSPTIS Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL mengatakan, bahwa progam utama saat ini adlaah penguatan lembaga dan sistem keanggotaan. Menurutnya, dari data yang disampaikan pemerintah, bahwa ada 997 anggota BKSPTIS di Indonesia.
"Program kita, ingin menegaskan penguatan legalitas kelembagaan, memperkuat sistem keanggotaan, karena potensi keanggotaannya 997. Seribu kurang tiga," ujar Syafrinaldi, yang juga menjabat Rektor UIR.
Menurutnya, kalau semua anggota bisa dimobilisasi ke arah yang benar, berbagi sumber daya, menyatukan visi, Insha Allah dampaknya akan luar biasa untuk Indonesia.
"Kami tercengang, ternyata ada 997 PTIS di Indonesia, dan data kemarin menunjukkan bahwa di Riau ada 29, ini harus kita lacak 29 ini, rasanya nggak mungkin, ini harus kita lacak. Ini PR besar kami tentang keanggotaan, dan jika benar 997 anggota, dan ini dimobilisasi, ini akan sangat luar biasa," ungkapnya.
Ia pun mengakui bahwa saat ini perguruan tinggi Islam masih rendah dibandingkan negara lain. Bahkan kata Syafrinaldi, universitas besar dan terbaik di Indonesia saja masih jauh dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Menurutnya, rendahnya perguruan tinggi Islam ini karena Sumber Daya Manusia (SDM). "Itu termasuk kualitas sebenarnya, secara nasional, PTIS di Indonesia masih rendah, bahkan kita jauh di bawah dari Malaysia dan Singapura. Jadi SDM (penyebab) diantaranya," pungkasnya.
Penulis: Rahmat
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :
.jpeg)
