PEKANBARU - Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) tandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di Aula Prof Dr dr Buchari Lapau MPH di lantai dua gedung UHTP, Jumat (19/5/2023).
Rektor Universitas Hang Tuah Pekanbaru, Prof Dr H Syafrani MSi mengatakan, kerjasama dengan KPI Pusat ini merupakan bentuk dari semangat bersama dalam meningkatkan mutu dan kualitas SDM, diantaranya kerjasama bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan serta dukungan terhadap program merdeka belajar.
"Terimakasih KPI telah sama-sama bersepakat menjalin kerjasama dengan kita, harapan kami, dapat dukungan seperti bimbingan belajar mahasiswa khususnya ilmu komunikasi dan hukum," ujarnya Syafrani dalam sambutannya.
Lebih lanjut Syafrani mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dan dan terlaksana sesuai yang disepakati, tidak hanya sekedar dalam bentuk MoU saja.
"Harapannya, jalinan ini terus berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, tidak terhenti sampai sebatas seremoni saja," jelas Syafrani.
Sementara itu, Ketua KPI Pusat melalui Ketua KPID Riau, H Falzan Surahman SSi MIKom mengatakan, dalam dunia penyiaran banyak sekali terdapat konten-konten yang perlu diawasi. Oleh sebab itu menurutnya kerjasama ini harus terealisasi dan ditindaklanjuti.
"Banyak konten berbau hoax yang perlu kita awasi, sehingga kita juga perlu partisipasi masyarakat khususnya mahasiswa untuk bersama-sama mencegah terjadinya berita bohong, apalagi saat ini momen tahun politik, kita perlu dukungan semua pihak untuk menjadikan penyiaran lebih berkualitas," ujar Falzan.
Terpisah, Ketua Yayasan Hang Tuah Pekanbaru, dr H Zainal Abidin MPH menyambut baik kerjasama ini, dan diharapkan jalinan dunia penyiaran dengan akademisi dapat meningkatkan kualitas dan mutu di segala bidang.
Menurut Zanal, siaran televisi masih menjadi primadona, selain kualitasnya isinya juga bagus, juga gratis.
Sebab menurutnya lembaga penyiaran tidak sama dengan media social, proses pendirian media penyiaran memerlukan legalitas dan berbadan hukum yang kuat, sementara media sisoal bisa dilakukan siapa saja.
"Memang saat ini media mainstream telah mengalami penurunan, tetapi jujur masih sangat dibutuhkan, apalagi siaran gratis, semisal ajang olahraga dan lainnya. Selain itu konten media penyiaran untuk bisa tayang melalui tahapan dan verifikasi yang ketat sehingga layak dan dapat dipercaya," tukas Zainal.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :