KAMPAR - Keseruan mewarnai stand pameran PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kampar Expo 2023, Bangkinang, Kabupaten Kampar, Selasa (28/2/2023).
Sejumlah siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kampar antusias mendatangi stand PHR yang berkolaborasi dengan KKKS Riau dan SKK Migas Sumbagut.
Sebagai rangkaian dari kegiatan Kampar Expo 2023, PHR menggelar edukasi tentang industri hulu dan asal usul Migas bagi siswa.
Dalam kesempatan ini, PHR menghadirkan narasumber profesional dari Tim Eksplorasi WK Rokan, Raditya Sais Putra selaku Operations Geophysicist.
Raditya memperkenalkan kepada siswa tentang asal usul minyak dan gas bumi hingga proses eksplorasi. Menurut Radit, minyak merupakan energi fosil yang terbentuk dari tumbuhan atau mikroorganisme yang telah mati dan tertimbun di dalam tanah jutaan tahun yang lalu.
Tumbuhan dan mikroorganisme yang telah mati kemudian terurai menjadi senyawa organik dan dapat terkumpul pada dasar rawa, danau atau lautan. Seiring berjalan waktu, senyawa organik akan terakumulasi, tertutup tanah hingga tertimbun semakin dalam.
"Tekanan akibat lapisan tanah yang semakin tebal ditambah pemanasan dari inti bumi akan memanaskan senyawa organik yang kaya akan karbon dan hydrogen menjadi awal minyak bumi yang disebut kerogen. Lalu kerogen inilah yang bisa menjadi minyak, gas dan batu bara," jelasnya.
Radit menambahkan, tekanan dan panas bumi terhadap mikro-organisme baik dari atas maupun dari dalam tanah yang begitu lama akan membentuk batu bara, minyak dan gas bumi.
"Karena tekanan tinggi dan suhu yang panas maka akan membentuk cairan yang disebut minyak. Sedangkan tekanan dan suhu yang lebih tinggi lagi akan membentuk gas," paparnya.
Untuk mencari keberadaan minyak (eksplorasi) Radit menambahkan, perlu menggunakan metode prinsip fisika di antaranya gelombang, gravitasi dan listrik.
Ahli geologi dan geofisika kemudian memanfaatkan data pengukuran tersebut untuk memperkirakan di mana letak terkumpulnya hidrokarbon (minyak dan gas bumi).
"Dengan memanfaatkan sifat gelombang ahli geofisika dapat membuat gambaran di bawah permukaan bumi. Inilah dinamakan seismik. Melalui data ini pula akan dapat menentukan posisi sumurnya," ulasnya.
Seorang siswa, Ahmad Assidiqi tampak antusias mendengar pemaparan tentang Migas.
"Apakah cadangan minyak ini bisa habis?" dia bertanya.
"Minyak dan gas bisa habis, namun belum dapat dipastikan kapan habisnya. Maka dari itu ekplorasi dan ekploitasi harus ditingkatkan. Intinya, kami KKKS ditugaskan langsung oleh negara untuk mencari keberadaan minyak untuk ketahanan energi masyarakat," jawab Radit.
Pada sesi terakhir, PHR turut mengedukasi pengunjung dan masyarakat umum tentang pentingnya aspek healty, safety dan environment (HSE) saat bekerja maupun berkendara yang disampaikan Tim OE HES PHR, Zidnal Hidayat serta edukasi aspek lingkungan oleh Rizki Rilda Aulia dari Tim Environmental Engineer PHR.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN 2 Kampar, Abdul Kahar mengapresiasi PHR yang telah mengedukasi siswanya tentang ilmu perminyakan.
"Ini kegiatan sangat luar biasa. PHR telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat di mana selama ini tidak kami ketahui," tukasnya.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :