PEKANBARU - Kedutaan Besar Malaysia bersama Education Malaysia Indonesia (EMI), Kementerian Pengajian Tinggi (KPT) dan Education Malaysia Global Services (EMGS) kembali gelar pameran pendidikan 'Ayo Kuliah di Malaysia 2022'.
Kegiatan pameran pendidikan yang kembali digelar sehari ini saja diadakan di ballroom Novotel Pekanbaru, Rabu (22/6/2022).
Sebanyak 26 universitas negeri, universitas swasta, dan cabang universitas internasional di Malaysia dengan jenjang studi S1 hingga S3 hadir di pameran tersebut. 26 Universitas itu antara lain, Management and Science University (MSU), Open University Malaysia (OUM), Peninsula College, Sri College, Taylor's University, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), University Malaysia of Computer Science & Engineering (UNIMY), Universiti Malaysia Kelantan (UMK), Universiti Sains Malaysia (USM), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Vision College.
Ada juga Universiti Malaya (UM), Universiti Sultan Azlan Shah (USAS), Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT), University College Sedaya International (UCSI), Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), University of Nottingham Malaysia, Cyberlynx International College, Asia E University (AeU), Monash University Malaysia, Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Asia Pacific University of Technology & Innovation (APU), Universiti Teknologi Petronas (UTP).
Mohammad Radzlan Jalaludin, CEO Education Malaysia Global Services (EMGS) memaparkan keuntungan berkuliah di Malaysia.
Menurutnya, biaya kuliah dan biaya hidup di Malaysia cukup terjangkau dibandingkan negara lain. Dengan minimal biaya sekitar Rp15 juta per semester, mahasiswa dapat kuliah di Malaysia.
Keuntungan lain yang ditawarkan oleh sistem pendidikan tinggi di Malaysia yaitu penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kuliah dan bahasa yang digunakan di antara mahasiswa. Hal ini memberi nilai tambah bagi mahasiswa dalam bertutur dan menulis dengan baik dalam Bahasa Inggris.
"Saya pastikan, banyak pelajar-pelajar Indonesia yang merasa feel at home saat berkuliah di Malaysia," kata Radzlan.
Saat ini, di Malaysia terdapat 100.000 mahasiswa asing dari 166 negara di seluruh dunia, dan 11.000 mahasiswa berasal dari Indonesia. Di kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Adlan Mohammad Shaffieq juga menyampaikan bahwa Indonesia bukan sekadar negara tetangga. Kesamaan latar budaya akan memudahkan proses adaptasi para mahasiswa Indonesia.
"Indonesia khususnya Provinsi Riau bukan hanya sekadar negara tetangga, kita ini juga serumpun jadi lebih mudah dari segi bahasa, budaya, makanan dan lain-lainnya," ujarnya.
Ayo Kuliah di Malaysia merupakan promosi pendidikan mempopularkan konsep terjangkau dan terakui. Malaysia yang terletak berdekatan dengan wilayah Sumatera Utara/Riau, menawarkan berbagai jenis kualifikasi yang diakui secara internasional dengan biaya hidup dan kuliah yang sangat terjangkau.
Lebih lanjut, Prof Madya Dr Mohammad Azmir, Dirjen Education Malaysia menjelaskan terkait persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh para calon mahasiswa.
"Special requirements ini mungkin dari segi bahasa ya, penggunaan bahasa Inggris, nanti akan ada tesnya. Tapi masih dalam proses," katanya.
Pengarah Bahagian Education Malaysia Profesor Madya Dr. Mohd Azmir Bin Mohd Nizah, mengatakan ada puluhan universitas asal Malaysia yang ikut ambil bagian dalam gelaran pada 2022 ini.
"Acara kali ini diikuti oleh 26 Perguruan Tinggi yang terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, dan Perguruan Tinggi Internasional yang berada di Malaysia. Pameran ini berfokus pada penawaran program studi dari S1 hingga S3," ujar Azmir.
"Pendidikan tinggi di Malaysia telah banyak berkembang dan memperoleh berbagai keberhasilan. Malaysia sendiri telah diakui sebagai kontributor internasional melalui keunggulan akademik dan penelitian yang dimilikinya," ucap Azmir.
"Agar perkuliahan tinggi di Malaysia dapat terus berkembang, berbagai inisiatif reformasi serta peningkatan kualitas keahlian, kapasitas dan kapabilitas sistem perkuliahan tinggi telah dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia untuk memastikan bahwa perkuliahan tinggi Malaysia tetap kompetitif dan diakui secara internasional," sambungnya.
Tak hanya baik dari segi kualitas pendidikan, berkuliah di Malaysia, menurut Azmir juga bersaing dari segi biaya, yang terjangkau dibanding negara lain.
"Dengan biaya minimal Rp15 juta (USD 1.100) per semester, mahasiswa internasional dapat belajar di program S1 di Universitas Negeri pilihan di Malaysia. Sementara, untuk program S2 mulai dari Rp 23 juta per semester dan S3 mulai dari Rp 28 juta per semester. Biaya kuliah itu tergolong murah bila dibandingkan dengan negara-negara barat lain seperti Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Kanada, negara-negara Eropa, Australia dan Selandia Baru," ungkap Azmir.
Di samping itu, Malaysia dalam hal ini Kuala Lumpur bercokol di peringkat 31 kota teramah bagi pelajar Tahun 2022. Penilaian itu didasarkan pada beberapa faktor seperti biaya kuliah, biaya hidup yang terjangkau, minat tinggal dan belajar dari pelajar, hingga tanggapan dari pelajar yang menimba ilmu di sana.
"Selain dapat berkuliah dengan standar internasional tetapi juga dapat hidup nyaman tanpa biaya hidup yang tinggi," beber Azmir.
Terakhir, telah berkembangnya Universitas Malaysia dalam urusan fasilitas penelitian disebut Azmir juga dapat menjadi satu alasan bagi pelajar Indonesia memilih Malaysia untuk melanjutkan studinya.
"Selain itu, bahasa Inggris banyak digunakan di Malaysia sebagai bahasa kedua setelah bahasa Malaysia. Sebagian besar pelajaran di universitas disampaikan dalam bahasa Inggris dan dimungkinkan untuk tinggal di daerah perkotaan Malaysia hanya dengan berbicara bahasa Inggris," kata Azmir.
Steven, salah seorang siswa yang mengikuti acara pameran pendidikan tersebut mengaku tertarik untuk melanjutkan studi di Malaysia. Ia merasa kedekatan budaya yang dimiliki Malaysia dengan Indonesia akan memudahkan pelajar Indonesia, saat mengenyam pendidikan di sana.
"Dari kedekatan budaya ya, di samping bahasanya itu ya masih ada kemiripan sama Indonesia. Disamping itu mungkin biaya kali ya, jauh lebih terjangkau ketimbang beberapa universitas di negara lain," ujar Steven.
Berbeda dengan Steven, Hasnah, salah seorang siswa di SMA di Pekanbaru, menyebut kedatangannya ke pameran pendidikan kali ini semata untuk mencari referensi terbaik untuk melanjutkan studinya setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Jika nantinya ada kecocokan baik dari segi biaya serta kualitas universitas, ia pun tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan studinya di Malaysia
"Ya ini sebenernya masih cek-cek dulu, sama mempelajari lah gimana universitas di Malaysia lalu apa aja prodi yang mereka tawarkan," kata Hasnah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (Purn), H Edy Natar Nasution mengatakan,
pameran pendidikan Ayo Kuliah di Malaysia 2022 ini merupakan sebuah langkah maju dalam upaya menjalin kerjasama pendidkan antara Malaysia dengan Pemprov Riau.
Wagubri menyampaikan, atas nama Pemprov Riau mengucapkan selamat datang kepada tim Education Malaysia Global Service di Bumi Melayu Lancang Kuning Provinsi Riau ini dalam penyelenggaraan pameran ayo kuliah ke Malaysia.
Menurutnya, Pemprov Riau menyambut baik dengan diadakannya majelis tersebut. Karena hal itu merupakan sebuah langkah maju dalam upaya menjalin kerja sama dibidang pendidikan antara Malaysia dengan Provinsi Riau.
"Kami menyambut baik adanya kegiatan pameran ayo kuliah ke Malaysia ini," ucapnya.
"Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi anak-anak Riau untuk melanjutkan pendidikan ke Malaysia," tutupnya.
Dikatakan, selama ini pelajar Riau sudah banyak mempercayakan pendiikan tinggi di perguruan tinggi Malaysia namun hanya sebagian kecil saja pelajar di Provinsi Riau mengetahu prosedur bagaimana caranya melanjutkan pendidikan tinggi ke Malaysia.
"Program ini akan memberikan peluang dan ksemaptan bagi generasi muda riau khususnya tamatan SMA dan SMK untuk melanjutkan pendiikan ke berbagai perguran tinggi yang ada di Malaysia, mengingat tamatan SMA dan SMK di Riau mencapai 80.000 per tahun. Melalui pameran ini pelajar akan bisa mengetahui bagaimana prosedur dan jalur untuk meanjutkan pendidikan tingginya ke negeri Jiran Malysia," kata Wagubri Edy Natar.
Selanjutnya Wagubri didampingi Mohammad Radzlan Jalaludin, CEO Education Malaysia Global Services (EMGS), Pengarah Bahagian Education Malaysia Profesor Madya Dr. Mohd Azmir Bin Mohd Nizah meninjau dan berdialog dengan peserta pameran pendidikan dan pengunjung dari beberapa pelajar perwakilan SMA dan SMK di Riau.
Editor: Budy Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :