DUMAI - Belum ada satu sekolah pun di Kota Dumai mengajukan proposal uji coba belajar tatap muka selama pandemi Covid-19.
Uji coba tatap muka yang disyaratkan oleh Pemerintah Kota Dumai harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, seperti menggunakan masker, menyediakan alat pencuci tangan dan sabunnya, serta menjaga jarak minimal 1,5 meter. Kapasitas dalam ruang belajar pun hanya boleh 50 persen dari kapasitas yang ada.
Waktu belajar lebih singkat diatur dengan sistem shif, kemudian tidak ada jam istirahat dan kantin sekolah tidak boleh buka serta tidak ada aktivitas belajar di luar ruangan.
Diduga akibat ketatnya peraturan tersebut belum ada sekolah di Dumai yang mengajukan proposal untuk melakukan uji coba sekolah tatap muka selama pandemi Covid-19.
"Terhitung selama sepekan dikeluarkan kebijakan tersebut, belum ada sekolah di Kota Dumai yang mengajukan proposal untuk melakukan uji coba proses belajar mengajar tatap muka ke Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Dumai, dr Syaipul, Selasa (18/8/2020).
Dijelaskan Syaiful adapun tahap uji coba akan dilakukan selama satu pekan untuk satu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Dumai. Syaratnya, sebelumnya sekolah harus terlebih dahulu mengajukan proposal protokol kesehatan ke Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dan Disdikbud Kota Dumai.
"Setelah itu dilakukan assessment atau penilaian baru bisa dibuka proses belajar mengajar secara tatap muka," terang Syaipul.
Meski demikian hal itu harus dengan protokol kesehatan yang ketat seperti menyediakan cuci tangan setiap ruang belajar, menggunakan masker dan jaga jarak. Bahkan, jika diperbolehkan kapasitas dalam ruang belajar pun hanya 50 persen dari kapasitas yang ada.
Selain itu harus mendapatkan persetujuan dari orang tua murid sebelum melakukan belajar tatap muka. "Jika orang tua murid tidak setuju belajar tatap muka tidak dibenarkan," ungkap Syaipul.
"Kebijakan tersebut bisa saja berubah ketika terjadi peningkatan kasus atau adanya klaster dari pendidikan," pungkasnya.
Penulis : Bambang
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :