PELALAWAN - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pangkalan Kuras membuat inovasi baru yang diterapkan di lingkungan sekolah. Inovasi yang digagas oleh sang Kepala Sekolah Muzahar SPd berbentuk voucher belanja di kantin sehat yang berada di areal sekolah.
Voucher belanja menjadi alat pertukaran untuk mendapatkan jajanan yang disediakan di kantin sehat sekolah dikelola oleh koperasi guru sebagai unit usaha selain unit simpan pinjam.
"Voucher belanja itu dikelola oleh koperasi guru, pencetakannya dibiayai oleh koperasi, begitu juga dengan pembelian voucher baik oleh guru maupun siswa melalui koperasi," terang Kepsek Muzahar.
Dilanjutkannya, selain mengajarkan dan membiasakan siswa untuk berbelanja tidak menggunakan uang kertas atau yang giral, tujuan dari transaksi non tunai ini lebih memudahkan sekolah dalam mengelola kantin sehat.
"Kantin sekolah kita namakan kantin sehat, ada syarat yang harus dipenuhi oleh mayarakat yang ingin numpang berjualan di kantin, di antaranya jajanan sehat, terjaga kebersihan kantin. Tapi seluruh peralatan untuk berjualan disediakan oleh koperasi, kursi dan meja bahkan sampai gelas dan piringi disediakan oleh koperasi sebagai pengelola, penjual hanya membawa dagangan saja, lebih mudahkan berjualan di kantin kami," jelasnya
Sedangkan koperasi guru mendapatkan pengembalian modal dari penjualan klaim voucher oleh penjual saat kantin ditutup. Pihak koperasi mengenakan biaya pengelolaan dan fasilitas kantin kepada pedagang sebesar 10 persen dan total harga voucher yang diklaim.
"Koperasi hanya menarik biaya pengelolaan dan fasilitas yang disediakan sebesar sepuluh persen. Keuntungan bagi pedagang, tidak perlu bayar di muka untuk sewa tempat dan biaya listrik, mereka hanya menyediakan modal untuk membeli bahan bahan dagangan mereka saja. Seperti pujasera tepatnya," tegas Muzahar.
Untuk Voucher sendiri, pihak koperasi menyediakan berbagai bentuk sesuai dengan harga, ada voucher bernilai Rp 1.000 sampai bernilai Rp10.000, tinggal memilih saja mau vocher harga berapa.
"Voucher ditukar oleh pembeli dengan harga sesuai dengan nilai vocher, tidak ada penambahan lain," katanya.
Penerapan untuk semua pembeli di kantin sehat sekolah bukan hanya berlaku bagi siswa, para guru dan bahkan kepala sekolah pun diberlakukan sama, beli voucher dulu akan dilayani di kantin sehat sekolah.
"Tidak hanya siswa, guru dan saya pun harus menggunakan voucher kalau belanja, jika ada tamu dari luar, seperti bapak bapak datang nanti ke sekolah, mau belanja di kantin ya harus beli voucher dulu, penjual tidak akan melayani jika tidak membawa voucher," imbuhnya.
Saat ini di kantin sehat sekolah, ada sepuluh pedagang yang berkerja sama dengan koperasi sekolah, dengan sistem voucher pihak koperasi mendapatkan kemudahan dalam menarik sewa tempat. Administrasi nya lebih terkontrol.
"Dengan sistem ini, pihak koperasi menjadi lebih mudah menarik sewa tempat, selama ini selalu ada alasan pedagang untuk mengulur ulur membayar sewa," akunya.
Agar sistem transaksi non tunai ini efektif, pihak sekolah memberlakukan aturan yang ketat bagi para pedagang, jika ditemukan ada di antara pedagang menerima pembayaran cash, akan dikenakan sanksi tegas.
"Jika ada pedagang di kantin kita yang menerima uang tunai, akan kita beri SP 1, SP 2, SP 3 sampai sanksi tegas berupa tidak bisa berjualan lagi," tegasnya lagi.
Muzahar menyebutkan, investasi pembangunan kantin sehat yang menelan anggaran sebesar Rp120 juta berasal dari koperasi guru, bisa bernilai profit dengan sistem transaksi non tunai.
"Koperasi guru berinvestasi membangun kantin dengan anggaran sebesar Rp120 juta, dari 10 persen hasil penjualan kantin ditarik melalui vocher, sebulannya koperasi mendapatkan Rp 4,5 juta, nilai sama dengan sewa kantin yang diterapkan selama ini, Rp400 ribu per stand atau per pedagang, tapi mintanya itu yang selalu jadi masalah, akhirnya koperasi yang rugi. Dengan sistem voucher jadi lebih mudah menarik sewanya," sambungnya.
Muzahar meyakini, sistem transaksi non tunai yang diterapkan di kantin sekolah SMPN 1 Pangakalan Kuras itu merupakan hal baru dan pertama kali diterapkan kantin sekolah di Kabupaten Pelalawan. Dirinya berharap apa yang digagasnya itu dapat menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal yang sama dan lebih baik.
"Setahu saya kita pertama di Kabupaten Pelalawan, bisa juga di Riau," pungkasnya.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)