Tuntut Kepsek Mundur atau Dipindahkan, Ratusan Pelajar SMAN 3 Rambah Mogok Belajar
PASIR PANGARAIAN - Ratusan pelajar SMA Negeri 3 Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mulai kelas X hingga XI, Selasa (21/1/2020) pagi, gelar aksi mogok belajar di halaman sekolah.
Sejumlah pelajar sambil membentangkan spanduk dan foster dari kardus bekas, berisi tulisan mendesak kepala sekolah (Kepsek) agar mundur dari jabatannya atau pindah. Para pelajar mogok belajar sebagai bentuk protes akibat kelalaian Kepala Sekolah dalam berbagai kegiatan.
Sejumlah pelajar, berteriak sambil menyampaikan tuntutan mereka intinya mendesak agar kepala sekolah segera mengundurkan diri.
Salah seorang pelajar yang ikut aksi mogok Ester Veronica Simatupang siswi kelas XII SMA Negeri 3 Rambah mengatakan, Kepsek Kanedi yang menjabat hampir dua tahun belakangan dinilai alpa dan lalai terhadap kegiatan sekolah.
"Kami menilai, Kanedi sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Rambah lalai dalam menjalankan tugas. Sejak beliau memimpin, tidak ada perhatian yang diberikan sedikitpun terhadap sekolah kami," katanya.
Para pelajar lainnya menilai, jika Kepsek hampir tidak pernah hadir dalam berbagai kegiatan sekolah baik kegiatan siswa maupun kegiatan guru. Bahkan dalam sebulan, Kanedi sebagai Kepsek disebut-sebut hampir tidak pernah hadir di sekolah.
Lalu merujuk pada rekap absen fingerprint di sekolah, tercatat sepanjang November 2019 Kanedi tercatat tidak pernah hadir sekalipun di sekolah yang dipimpinnya
"Kami minta agar Pak Kanedi sebagai Kepsek dan Dinas Pendidikan Riau segera mencarikan Kepsek baru yang lebih layak dan perhatian," kata para pelajar dalam aksi mereka.
"Bila Kepsek Kanedi tidak mundur, maka kami sebagai pelajar yang akan mengundurkan diri dari SMAN 3 Rambah dan mencari sekolah lain yang Kepsek-nya lebih perhatian. Apalagi ini sudah menjelang UN pelajar kelas XII," sebut para pelajar lagi.
Dari informasi dihimpun di SMAN 3 Rambah, Kanedi sebagai Kepsek menjalankan sekolah dengan peraturan yang dianggap tidak masuk akal. Bahkan para pelajar mengaku, sejak kepemimpinan Kanedi, SMA Negeri 3 Rambah sudah menonaktifkan tiga wakil kepala sekolah sebelumnya dan mengangkat satu wakil kepala sekolah dengan alasan kebutuhan Dapodik.
Juga Kepsek Kanedi diketahui tengah terlibat dalam pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Ujung Batu yang konon berasal dari permintaan para warga.
"Bagaimana dia mau bangun SMAN 3 Rambah, bila Kepseknya saja membangun sekolah lain di Ujung Batu," papar pelajar lagi.
Sikapi mogok belajar ratusan pelajar SMAN 3 Rambah, Wakil Kepala Sekolah Siti Dualom mengatakan, hal tersebut merupakan aspirasi para siswa tentang kepala sekolah.
Menurut Siti, hal-hal yang diutarakan pelajar tentang Kepsek nya tidak tepat. Sebab kata Siti, Kepsek SMAN 3 Rambah Kanedi sejak awal 2020 rajin hadir di sekolah.
"Sebelumnya iya, tapi saya tidak tahu. Karena saya masuk ke sekolah baru. Sejak awal saya masuk disini Kepsek hadir kok," katanya.
Siti juga membenarkan, jika dirinya diangkat menggantikan tiga wakil kepala sekolah sebelumnya yang diberhentikan secara sepihak oleh Kepsek Kanedi. Katanya, pengangkatan dirinya tersebut belum sepenuhnya resmi. Hal ini dikarenakan belum adanya Surat Keputusan oleh Kepala Sekolah Kanedi atas penunjukannya tersebut.
Siti membantah jika Kepsek Kanedi tidak hadir di sekolah karena urusan pribadi. Dia menerangkan, bahwa Kanedi tengah sibuk memperjuangkan pembangunan SMA 3 Rambah yang saat ini masih menumpang di kantor Pemkab Rokan Hulu lama di KM 6 Rambah.
"kepsek sibuk memperjuangkan sekolah. Kabarnya sekolah akan mulai dibangun tahun ini dan sudah ditunjuk oleh Disdik Provinsi Riau," ucapnya.
Siti menyebutkan, saat ini ada empat orang tenaga pengajar berstatus ASN di SMA N 3 Rambah. Sisanya, sebanyak 14 orang tenaga pengajar masih berstatus honorer. Sehingga total ada 18 orang tenaga pengajar di SMA N 3 Rambah termasuk Kepala Sekolah.
Berbeda yang disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMAN 3 Rambah Siti Dualom, para guru SMA N 3 Rambah mengaku mereka dikecewakan dengan sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah SMA N 3 Rambah Kanedi.
Guru SMAN 3 Rambah Rustam mengatakan, mogok siswa merupakan wujud dari protes atas rasa tidak adil atas kebijakan Kepsek Kanedi tidak adil dalam pengambilan kebijakan dan manajerial sekolah tersebut.
"Kepsek kebanyakan tidak hadir dan sering absen dalam kegiatan sekolah," ucap Rustam.
"Sebagai guru, kami sudah menanyakan kepada Kepsek kenapa beliau jarang hadir. Namun Kepsek menjawab bahwa dia sibuk memperjuangkan pembangunan SMA N 3 Rambah yang belum punya gedung sendiri," terangnya.
Sebagai guru pula, Rustam dan rekan-rekannya sudah bermusyawarah dengan Kanedi. Namun, justru tidak mendapatkan tanggapan yang baik. Sehingga para guru sepakat mengajukan surat pernyataan bersama yang menuntut agar Kanedi mau lebih rajin hadir di sekolah untuk mengurus pekerjaannya sebagai kepala sekolah.
"Ada tiga poiin kami sepakati dalam pernyataan bersama. Diantaranya, Kepsek dinilai tidak disiplin, tidak menjalankan tupoksinya dengan program-program yang membangun dan terakhir, juga dinilai lalai dalam mengedepankan kepentingan sekolah dan lebih banyak mengedepankan urusan lain yang bersifat pribadi," katanya.
Kepsek SMAN 3 Rambah Kanedi ketika dikonfirmasi, dirinya mengelak jika disebut lalai dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah. Sebutnya keributan yang menyebabkan siswa mogok adalah karena ketidakmengertian para guru terhadap perannya sebagai Kepsek.
"Masalah awalnya antara saya sebagai Kepsek dan guru. Para guru meminta saya selalu hadir di sekolah dari pagi sampai sore setiap hari seperti mereka. Ya jelas tidak bisa," ucap Kenedi di ruangan kerjanya.
Dirinya mengaku, sudah menjalankan tugas sebagai kepala sekolah sebagaimana mestinya. Kemudian terkait ketidakhadirannya di sekolah, Kanedi berkilah, jika dirinya tengah melakukan lobi ke Disdik Provinsi Riau di Pekanbaru terkait rencana pembangunan SMA N 3 Rambah agar lekas memiliki gedung sendiri.
"Saya sibuk ngurus agar SMA N 3 Rambah punya gedung sendiri. Saya harus ke Pekanbaru, namanya melobykan harus jumpa banyak orang, ngopi dengan banyak orang supaya permohonannya tembus dan disetujui," katanya.
Dia mengklaim, usahanya tersebut sudah membuahkan hasil positif, yakni dengan dimilikinya tanah seluas 1 hektar di km 7 Rambah sebagai lokasi pembangunan gedung sekolah SMA N 3 Rambah.
Kanedi menyebutkan, jika pengerjaan bangunan gedung sekolah SMA N 3 Rambah sudah menjadi prioritas pembangunan pada tahun ini.
"Disdik Provinsi Riau bahkan sudah menunjuk dua orang pengawas dalam rencana pembangunan sekolah tersebut yang kabarnya akan dibangun pada tahun ini," klaimnya.
"Perlu diketahui, dari lima sekolah yang mengajukan proposal ke Disdik Provinsi Riau, hanya SMA N 3 Rambah saja yang disetujui. Ini kan prestasi, hanya saja mereka (guru dan siswa, red) tidak tahu," bebernya kemudian.
Diakui Kanedi, sejak awal dia berdinas di SMA N 3 Rambah, sekolah tersebut belum memiliki bangunan gedung sendiri dan masih menumpang di bangunan eks kantor Pemkab Rokan Hulu lama di Km 6 Rambah.
Terkait mogok belajar dan tuntutan para siswa, Kanedi memilih untuk tidak berkomentar. "Secara pribadi saya kecewa. Tapi, saya tak mau mengomentari itu," ujar Kanedi.
Saat disebut-sebut jika dirinya sudah mengancam para guru, Kanedi juga membantah hal tersebut. Ucapnya, apa yang dia sampaikan terkait nasib para honorer tersebut adalah hanya mengingatkan, bukan mengancam.
"Saya hanya mengingatkan, bila para guru tidak menjalankan tugas seperti menjadi wali kelas, piket dan lain-lain, mereka bisa tidak diperpanjang dan karirnya akan terancam. Dimana-mana sekolah nanti tidak mau menerima mereka kalau melawan dengan kepala sekolah," tegasnya.
Kanedi juga lagi-lagi mengelak ketika disebut-sebut lebih mementingkan urusannya mengurus SMK N 2 Ujung Batu ketimbang mengurus SMA N 3 Rambah. Duakuinya, dirinya mengurusi pembangunan SMK N 2 Ujung Batu karena merasa ditunjuk masyarakat setempat mengurusi pembentukan sekolah yang belum lagi beroperasi tersebut.
"Apa yang saya kerjakan di Ujung Batu itu sudah saya koordinasikan dengan Kadisdik Provinsi Riau dan Kepala UPTD SMA di Rohul Bapak Hamdani," paparnya.
Penulis: Feri Hendrawan
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :