PEKANBARU - Setelah mempersiapkan diri selama setahun, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Hasanah akhirnya berhasil meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional. Penghargaan tersebut diterima sekolah yang berada di Jalan Cempedak Nomor 37 Pekanbaru ini pada 17 Desember 2018 lalu, di Jakarta.
Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional 2018 tersebut diterima langsung oleh Kepala SMK Hasanah, Sondang Elisabet SPd MM, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.
"Alhamdulillah, dipenghujung tahun 2018 lalu, kita (SMK Hasanah) menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam raihan penghargaan ini, mulai majelis guru, maupun para siswa," ujar Sondang Elisabet, didampingi Ketua Tim Adiwiyata SMK Hasanah, Sri Hartanti SE, dan sejumlah anggota tim lainnya, Kamis (10/1/2019).
Menurut Sondang, Adiwiyata Nasional adalah penghargaan bergengsi dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bagi sekolah yang memiliki komitmen tinggi dalam menjaga keselarasan lingkungan hidup dalam semua aspek. "Penghargaan ini diberikan kepada sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggungjawab terhadap lingkungan hidup, serta mencintai kehidupan bersih dan sehat," katanya.
Dia berharap, dengan penghargaan tersebut akan tertanam nilai-nilai hidup bersih dalam diri warga sekolahnya, terutama bagi para anak didiknya di mana pun mereka berada.
"Dari hasil ini, target kita tentunya akan menggapai Sekolah Adiwiyata Mandiri, makanya tim Adiwiyata SMK Hasanah yang sudah kita bentuk ini tetap kompak, sehingga target tersebut pasti bisa diraih," papar Sondang lagi.
Sementara Sri Hartanti menambahkan, ada empat file yang dikirim ke Kementerian LHK yang menjadi dasar penilaian mereka dalam menetapkan Sekolah Adiwiyata Nasional, yakni Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), kurikulum, kegiatan siswa, dan sarana prasarana.
"Sebelum diserahkan ke pusat, sebelumnya file tersebut dilakukan penyeleksian dan penilaian di Badan Lingkungan Hidup (BLH) provinsi," jelas Waka bidang Sarana Prasarana SMK Hasanah ini.
Menurut Sri Hartanti, nilai plus bagi SMK Hasanah, di mana letak sekolah yang berada ditengah kota yang dari pintu gerbang bentuknya seperti ruko, namun setelah masuk kedalam terlihat sejuk dan rindang, karena banyaknya pepohonan.
"Selain itu, di sekolah kita juga melakukan kegiatan dalam pengelolaan sampah, di mana kita bekerja sama dengan salah satu bank sampah dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang nilai guna. Lalu, pembuatan kompas atau rumah kompos yang dilakukan oleh para siswa dan guru, serta kita juga memiliki kebun sendiri dengan menanami sayuran, seperti bayam dan lainnya, yang hasilnya kita buat kripik bayam, dan kita pasarkan sendiri. Saat ini pemasarannya baru ditingkat warga sekolah," ucap Sri Hartanti.
Ke depan, sambungnya, apa yang menjadi keinginan kepala sekolah untuk bisa meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri bisa terwujud. "Tentunya, semua itu bisa tercapai harus menjadi tekad kita bersama untuk meraih Sekolah Adiwiyata Mandiri," pungkasnya.
Sebagai informasi, ada 10 sekolah di Kota Pekanbaru menerima Sekolah Adiwiyata Nasional 2018 itu, yakni 4 Sekolah Dasar (SD), 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 2 SMK. Untuk penghargaan tingkat SMK, di mana SMK Hasanah satu-satunya penerima dari sekolah swasta.
Selain meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional, bulan Desember lalu itu juga meraih akreditasi sekolah A unggulan, serta telah melakukan penyeleksian akreditasi pustaka tingkat nasional. Untuk akrediatasi pustaka tingkat nasional tersebut, SMK Hasanah hingga kini masih menunggu hasilnya.
Penulis: Vivi Eliyati
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :