Alokasi Anggaran Pendidikan Meranti Lebih Banyak untuk Gaji Daripada Renovasi Sekolah
SELATPANJANG - Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari besaran APBD setiap tahunnya yang digelontorkan oleh pemerintah daerah Kepulauan Meranti ternyata tak bisa memberikan hasil yang optimal pada pelaksanaannya di lapangan.
Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Said Hasyim mengatakan anggaran pendidikan yang dialokasikan 20 persen dari total APBD, untuk gaji dan tunjangan guru jauh lebih besar dibanding alokasi untuk pembangunan maupun renovasi atau rehabilitasi sekolah yang rusak.
"Pendidikan kita itu harus bermutu dan harus jauh lebih baik, sekarang ini banyak lokal kosong, karena murid tidak ada. Kedepannya kita tidak perlu banyak sekolah, tapi bagaimana sedikit sekolah namun bagus mutunya. Fakta di lapangan, banyak sekolah kita tidak beda jauh dengan kandang, mungkin lebih bagus dari itu. Diluar sana dunia pendidikan sudah berubah, tapi pola pendidikan kita belum berubah," kata Said Hasyim, Senin (29/8/2018).
Lebih jauh dikatakan, pemerintah memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan dengan mengalokasikan 20 persen dari anggaran belanja namun ternyata belum mendongkrak kualitas pendidikan secara signifikan.
Dijelaskannya, saat ini dunia pendidikan Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga Malaysia dan Singapura padahal pendidikan merupakan sebuah faktor yang fundamental penentu keberhasilan pembangunan negara dan daerah. Tak terkecuali di Kepulauan Meranti yang telah memasuki usia 10 tahun sejak pemekaran dari Bengkalis.
Diakui Said Hasyim, dari hasil peninjauan yang dilakukan dibeberapa sekolah, ia menemukan kondisi yang sangat memprihatinkan diantaranya diwilayah Kepau Baru dan Desa Mekong, serta beberapa sekolah di desa lainnya.
"Saya menemukan kondisi sekolah sangat memprihatinkan, parahnya lagi sangat tak kelihatan gebrakan dari Kepala Sekolah," ujarnya.
Hal serupa bahkan terjadi di SDN 01 Selatpanjang, sekolah favorit yang telah berdiri sejak tahun 1912 itu Wakil Bupati mendapati kondisi ruang kelas tak mencukupi dan meubeler yang sudah tak layak pakai.
"Harusnya dengan usia Meranti yang sudah 10 tahun dunia pendidikan lebih berkembang tetapi yang terjadi malah kemunduran, begitu juga dalam bidang pendidikan agama yang menjadi dasar pembinaan ahlak dan budi pekerti, kita bukan hanya ingin menjadikan masyarakat pintar tetapi juga berahlak dan budi pekerti, dan ini menjadi perhatian kita," ungkapnya.
Untuk diketahui, di Kepulauan Meranti sangat banyak gedung sekolah dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, meskipun statusnya sudah negeri, tidak jarang banyak ditemukan bangunan yang tak layak untuk dijadikan sebagai tempat proses belajar dan mengajar.
Penulis: Ali Imroen
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :