UIR Unik, Menteri Penasihat (Pendidikan) Kedubes Malaysia: Saya Baru Tahu Kalau di Sumatera Ada University Bereputasi
Rabu, 11 April 2018 - 06:27:02 WIB
PEKANBARU - Langkah Universitas Islam Riau melakukan kerjasama internasional dengan
berbagai university di Asia Tenggara, khususnya Malaysia, ternyata
dimonitor Kedutaan Besar Malaysia Jakarta. Bahkan kerjasama itu menuai
pujian dari Menteri Penasihat (Pendidikan) Kedutaan Besar Malaysia, Dr.
Mior Harris bin Mior Harun.
''UIR ini unik. Sebelum ini saya
kurang mendengar informasi tentang Universitas Islam Riau. Namun setelah
saya datang ke Pulau Sumatera, baru saya tahu UIR. Universitas ini
ternyata memiliki reputasi yang baik karena banyak melakukan kerjasama
internasional dengan university di Malaysia,'' kata Dr. Mior Harris bin
Mior Harun kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Pimpinan
Universitas Islam Riau di Kampus Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Selasa
siang (10/4).
Pertemuan UIR dengan Kedubes Malaysia dipimpin
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Ir. H. Rosyadi, M.Si.
Turut pula dihadiri Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Administrasi Ir. H.
Asrol, M.Ec, Dekan FKIP Alzaber, Dekan Psikologi Yanwar Arief, Kepala
LPPM Evizal, Ketua LDIK Zulhelmi, Kepala BAK Azwirman, Kepala BAAK Akmar
Effendi, Kepala KUI Husnul Kausarian dan Kabag Humas & Protokoler
Syafriadi.
Mior Harris tiba di Gedung Rektorat UIR pukul 10.10
wib. Didampingi Konsul Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdi, Mior
menyebutkan, kedatangannya ke UIR untuk pertama kali dalam rangka
membangun kolaborasi yang lebih bermakna terhadap aktivitas akademik UIR
yang selama ini telah berjalan baik. Sekaligus membuka rencana
kerjasama universitas-universitas di Malaysia dengan UIR di bidang
akademik. Antara lain kerjasama pertukaran dosen dan pelajar, pemagangan
dan penelitian bersama.
Kerjasama lebih bermakna, menurut Mior,
jauh lebih efektif dibandingkan bila masing-masing university saling
berkunjung untuk sebuah lawatan. ''Kalau kita datang hanya melihat-lihat
saja tentu tidak cukup. Output atau outcome nya terasa kurang bermakna.
Berbeda apabila kedatangan UIR ke Malaysia, atau Malaysia ke UIR
membuat proyek tertentu yang digarap secara bersama selama satu bulan,
misalnya. Atau berkolaborasi dalam penelitian tertentu. Inilah sebabnya,
mengapa saya tertarik datang ke UIR. Saya ingin menjadi penghubung UIR
dengan university-uniuversity yang ada di Malaysia sehingga potensi yang
dimiliki kedua pihak dapat dioptimalkan untuk kepentingan bersama,''
papar Mior Harris.
Mior mengakui, sebagai universitas tertua
Universitas Islam Riau mempunyai jaringan yang baik ke Malaysia. Dan,
dari jaringan itu UIR mampu menata kerjasama internasionalnya.
''Kapasitas UIR di Pulau Sumatera dalam pandangan saya sama seperti saya
melihat UI atau Binus Jakarta. Potensi maju sangat besar dan saya akan
akan melicinkan jalan bagi UIR ke arah peningkatan kerjasama dalam upaya
mendorong tercapainya kemajuan tersebut,'' ujar Mior. UIR memiliki
fasility yang memadai, konsep standar internasionalnya juga jelas, dan
pemimpinnya sangat bersungguh-sungguh.
Wakil Rektor III Rosyadi
menyambut baik kedatangan Mior bin Harris bersama Konsul Malaysia. Dalam
pertemuan itu ia selain menceritakan perkembangan Universitas Islam
Riau saat ini juga menyampaikan progres kerjasama UIR dengan sejumlah
universitas di Malaysia. ''Riau dengan Malaysia mempunyai banyak
kesamaan. Kesamaan budaya, kesamaan bahasa dan lain-lain. Kerjasama
serupa kami lakukan pula dengan negara-negara di luar Malaysia. Ke depan
kerjasama serupa akan kita tingkatkan dalam usaha kami mencapai Visi
UIR 2020, yakni menjadikan UIR sebagai universitas Islam yang unggul dan
terkemuka di Asia Tenggara tahun 2020,'' kata Rosyadi. (rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :