Bersepatu Boots, Gubri Abdul Wahid Tinjau Banjir di Kampar, Warga Butuh Solusi Permanen
KAMPAR – Gubernur Riau, Abdul Wahid, turun langsung ke lokasi banjir yang melanda Kabupaten Kampar, tepatnya di Desa Kampung Panjang, Air Tiris, pada Senin (3/3/2025). Banjir ini terjadi akibat dibukanya lima pintu pelimpahan air (spillway gate) PLTA Koto Panjang dengan ketinggian 170 cm, menyebabkan ribuan warga terdampak.
Saat tiba di lokasi, Abdul Wahid disambut pemandangan memilukan. Sejumlah rumah terendam air, akses jalan dan jembatan pun lumpuh akibat derasnya aliran Sungai Kampar yang meluap. Warga tampak pasrah menghadapi bencana yang sudah menjadi langganan setiap tahun.
Gubernur yang langsung meninjau kondisi warga, mengakui bahwa banjir ini merupakan dampak dari tingginya debit air yang dilepaskan dari waduk PLTA Koto Panjang. Dalam jangka pendek, pemerintah daerah segera menyalurkan bantuan untuk meringankan beban masyarakat terdampak.
"Kami sudah berkoordinasi dengan bupati untuk mendistribusikan bantuan seperti sembako, selimut, karpet, dan tikar. Ini langkah awal yang bisa kita lakukan untuk membantu warga," ujar Abdul Wahid.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah darurat saja tidak cukup. Perlu ada solusi jangka panjang agar bencana serupa tidak terus berulang. Menurutnya, koordinasi dengan PLN dan pemerintah pusat menjadi kunci dalam mencari jalan keluar.
"Banjir ini bukan hanya masalah Kampar, tetapi juga Pelalawan. Dampaknya luar biasa, jalanan terputus, distribusi barang tersendat, harga sembako melonjak. Kita harus mencari solusi permanen agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban," katanya.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan bendungan tambahan untuk mengendalikan volume air yang dilepaskan dari waduk.
"Jika ada bendungan baru, air bisa ditampung terlebih dahulu sebelum dilepas secara bertahap. Idealnya, satu atau dua bendungan tambahan dibangun agar masalah ini benar-benar bisa diatasi," tambahnya.
Sementara itu, warga setempat mengungkapkan kepanikan mereka saat air tiba-tiba masuk ke rumah pada malam sebelumnya. Rohim, salah seorang warga Kampung Panjang Air Tiris, mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir tahunan, namun tetap berharap ada solusi konkret dari pemerintah.
"Tadi malam air tiba-tiba naik, hampir sepinggang. Kami sekeluarga panik, tidak tahu harus bagaimana. Ini bukan pertama kali, setiap tahun kejadian seperti ini terus berulang. Tolong carikan solusi agar kami tidak kebanjiran terus-menerus," pintanya dikutip dari MC.Riau.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat bahwa sebanyak 1.098 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Kecamatan Kampar Utara. Kampung Panjang menjadi salah satu wilayah terparah dengan 315 rumah yang terendam. Selain itu, ratusan keluarga di desa lain, seperti Sendayan, Naga Beralih, Muara Jalai, Sawah, Sungai Tonang, dan Sungai Jalau, juga mengalami dampak serupa.
Di tengah kondisi yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mencegah bencana ini terus berulang. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :