PELALAWAN - Salah seorang masyarakat di Pangkalankerinci terhenyak saat mendatangi Kantor Perpustakaan Daerah milik Pemkab Pelalawan yang berada di Jalan Lintas Timur, samping SPBU Kota Pangkalankerinci. Bersama putrinya yang masih duduk di kelas 8 SMP, Rabu siang itu (11/5/2022).
Ibu yang memakai jilbab coklat tua itu berencana hendak mengantarkan putrinya meminjam buku di perpustakaan. Tapi saat mereka mendatangi Perpusda yang ada di Jalintim, tampak dari raut wajah kedua warga tersebut merasa terkejut, karena melihat pemandangan yang tidak seperti biasanya, di mana buku yang biasanya tersusun rapih di rak-rak buku perpustakaan sedang dipacking dan ditumpuk, serta diikat kuat benang rafia.
Kepada media ini orangtua dari siswi tersebut merasa kecewa, karena tidak bisa lagi meminjam buku.
"Tidak diketahui sampai kapan Perpusda ini akan tutup Pak," ujarnya.
Orangtua murid tersebut sangat kecewa, perpusda yang letaknya sangat strategis di jalan lintas timur dekat dengan Kampus PSDKU, SMA N 1, SMP N 1, kepindahannya jauh ke Perkantoran Bupati Pelalawan.
"Bukannya apa-apa, karena lokasinya berada di samping sekolah, kami jadi mudah meminjam buku, Bang. Selain itu, kami juga jadi mudah buat tugas dari sekolah kalau ada rujukan atau referensi dari buku yang ada di perpustakaan. Kalau jauh kan, kami juga susah jadinya," keluhnya.
Salah satu pegawai di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah yang namanya minta dirahasiakan, justru bingung dan kecewa dengan kebijakan yang harus memindahkan Kantor Perpusda Pemkab Pelalawan yang selama ini keberadaannya sudah "dekat" dengan masyarakat.
"Kalau kami sebagai pegawai ya disuruh packing buku-buku ya kami packing, Bang. Disuruh pindah ya pindah. Cuma bingungnya kalau harus pindah, pindah kemana. Ya memang katanya di Gedung PKK tapi infonya hanya bukunya saja sementara pegawainya gak tahu dimana. Kalau seperti itukan berarti perpustakaan tutup," katanya pada media ini, Sabtu (15/5/2022).
Para pegawai perpustakaan yang selama ini berkantor di Gedung Perpustakaan bekas rumah dinas Bupati Pelalawan itu, sambungnya, bukannya tak mau pindah. Tapi semestinya keberadaan para pegawai perpustakaan juga harus dipikirkan akan ditempatkan dimana.
"Katanya Kantor kami mau dipakai sementara untuk kampus Institut Tehnologi Perkebunan Pelalawan (ITP2I), padahal kampus ITP2I awalnya meminjam salah satu ruangan kami untuk pendaftran tapi kok ini malah jadi lain. Malah kami jadi terusir, awalnya ITP2I yang tadinya meminjam malah ingin menguasai. Dan kami juga tak diberi waktu untuk pindah," tandasnya.
Lanjutnya, para pegawai sama sekali tak menolak kepindahan Kantor Perpustakaan jika semuanya sudah diperhatikan proses kepindahannya, baik itu pegawainya juga buku-buku perpustakaan yang semuanya berjumlah 54 ribu eksemplar.
"Bayangkan saja, Bang, kami harus pindahkan semua buku-buku yang jumlahnya ribuan itu ke Gedung PKK, tanpa kami para pegawainya. Sehingga otomatis perpustakaan mau tak mau harus tutup, entah sampai kapan. Padahal sudah ada beberapa sekolah seperti TK Evergrenn, TK Alhuda, TK Al-Bayan yang rutin mengunjungi kami sambil membawa murid-muridnya. Belum lagi siswa SMP, SMA yang kerap membuat tugas dari sekolah di Kantor Perpustakaan ini, dan juga masyarakat umum lainnya," bebernya.
Menurutnya, sebenarnya dirinya miris dengan kondisi Perpusda saat ini. Pasalnya, dibandingkan dengan Perpusda milik Pemkab-Pemkab lainnya, hanya Perpusda milik Pemkab Pelalawan lah yang belum memiliki gedung sendiri alias terus menumpang.
"Sekarang, sudahlah kami menumpang, kami seolah-seolah harus terusir pula. Kalau buku saja yang harus dipindahkan tanpa para pegawainya, ya percuma saja. Perpustakaan pasti akan tutup kalau seperti itu," tandasnya.
Penulis: Andy
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :