PEKANBARU - Klaim Kasus demam berdarah (DBD) di Pekanbaru turun pada pekan ke-22 tahun 2024. Kasus DBD tahun ini turun dibanding tahun sebelumnya.
Ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pekanbaru, Samsimar. Ia mengatakan bahwa kasus DBD untuk pekan ke-22 tahun 2024 turun dibanding tahun sebelumnya. Dikatakannya kasus DBD tertinggi berada di Kecamatan Bukit Raya dengan jumlah 38 kasus.
Namun meski begitu upaya maksimal telah dilakukan Dinkes Pekanbaru melalui tim P2P, salah satunya dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat melalui Kelurahan serta RT atau RW terkait 3M.
"Sebelumnya kita sudah melakukan upaya maksimal dengan turun ke masyarakat dan mengajak RT/RW untuk melakukan 3M," ujar Samsimar, Jumat (7/6/2024).
Seperti yang diketahui gerakan 3M merupakan salah satu langkah dalam menekan angka penyebaran penyakit DBD. Dengan cara menguras tempat penampungan air, mengubur benda-benda yang tidak terpakai terutama benda yang dapat menampung air.
Seperti kaleng bekas ataupun botol bekas dan langkah terakhir yakni menutup tempat-tempat penampungan air agak nyamuk tidak berkembang biak.
Samsimar menambahkan masyarakat perlu bergotong royong membersihkan lingkungan dan parit agar tidak menjadi sarang bagi nyamuk aedes aegypti.
"Kita tentunya menghimbau masyarakat untuk selalu bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan nya, agar tidak ada lagi sarang nyamuk penyebab DBD ini," ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan Tim P2P Dinkes Pekanbaru selalu memantau aktif kasus DBD serta memberikan abate kepada warga untuk ditebar di bak mandi. Samsimar juga mengatakan jentik nyamuk akan tumbuh dalam 10-11 hari. Untuk itu disarankan kepada warga agar menguras bak mandi sekali seminggu atau selama 7 hari secara berkala.
"Kita alhamdulillah juga sudah berikan abate kepada warga dan tentunya ini dapat mencegah nyamuk tersebut berkeliaran. Jentik nyamuk itu dia tumbuh pada hari ke 10-11, maka untuk mencegah ia tumbuh dan menjadi nyamuk, kita kuras bak mandi di hari ketujuh. Untuk itu kita imbau agar masyarakat bisa bersihkan bak mandinya di hari ke-7," jelasnya.
Samsimar menyebut selain dengan pemberian abate, untuk mencegah kasus DBD menular, serta populasi nyamuk berpindah, diperlukan fogging atau pengasapan.
"Jadi selain abate juga perlu dilakukan fogging, tapi ini sifatnya hanya pengendalian antar lingkungan, dan sementara," tutupnya.
Penulis: Dini
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :