Tanoto Foundation Gandeng Pemda di Riau Perkuat Literasi dan Pendidikan Anak Usia Dini
PEKANBARU - Pendidikan merupakan kunci keberhasilan pembangunan sebuah negara. Apalagi, menuju tercapainya Visi Indonesia Emas 2045, pendidikan memainkan peran penting di dalamnya.
Namun, saat ini di Indonesia, kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan. Mulai dari pengembangan dan pendidikan anak usia dini yang belum merata kualitasnya dan performa siswa yang masih tergolong rendah menurut pengukuran Program for International Student Assessment (PISA) 2022, menunjukkan pekerjaan rumah yang besar dalam bidang pendidikan Indonesia.
Ini tentu menjadi perhatian semua pihak terutama untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Bila hal ini terus berlanjut, tentu Visi Indonesia Emas 2045 ini terancam jauh panggang dari api.
Maka itu, Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, terus berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Dengan program-program peningkatan kualitas pendidikan.
Beberapa di antaranya adalah program pengembangan dan pendidikan anak usia dini, serta program peningkatan literasi dan numerasi. Ini diutarakan dalam acara berbuka puasa bersama media yang diadakan oleh Tanoto Foundation pada Rabu, (12/3) di Hotel Swissbell SKA Pekanbaru.
Dwi Wahyu Alfajar, Education System Assistance Facilitator Tanoto Foundation, mengungkapkan bahwa program pengembangan dan pendidikan anak usia dini Tanoto Foundation, berupaya mengedukasi orang tua untuk memberikan stimulasi sedini mungkin kepada anak karena periode pertama kehidupan anak, yaitu 0-3 tahun, adalah masa yang sangat kritis untuk perkembangan otak dan keterampilan dasar lainnya.
Selama periode ini, otak anak berkembang pesat, dan pengalaman yang mereka terima akan mempengaruhi kemampuan mereka sepanjang hidup.
“Konsep pengasuhan yang perlu dilakukan oleh orang tua agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal, mencakup stimulasi pertumbuhan psikomotorik, kognitif, linguistik, dan kemampuan sosio-emosional anak. Program kami membantu orangtua meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat melakukan pengasuhan yang positif dan responsif, serta memberikan stimulasi yang cukup bagi anak usia 0 hingga 3 tahun,”ungkap Fajar.
Pada tahun 2024, pemerintah mengesahkan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA) yang memiliki tujuan untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi ibu dan anak. UU ini mengatur berbagai aspek terkait hak-hak ibu dan anak, termasuk di dalamnya masalah kesehatan, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan sosial.
UU KIA sangat relevan dengan isu stimulasi dan pengasuhan dini karena memberikan perhatian khusus pada pemenuhan hak anak sejak dalam kandungan hingga masa tumbuh kembang mereka.
"Untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap pengasuhan berkualitas, pendidikan usia dini, serta perlindungan yang optimal di daerah, Tanoto Foundation akan mengoptimalkan kegiatan advokasi terhadap pemerintah daerah dari kota/kabupaten mitra dalam mendorong lahirnya kebijakan terkait stimulasi dan pengasuhan dini sebagai turunan dari UU KIA 2024,”sambung Fajar.
Di tempat yang sama, Education System Assistance Tanoto Foundation, Edwin Yohannes program lain Tanoto Foundation di Provinsi Riau yaitu peningkatan literasi dan numerasi dengan pendekatan kolaborasi antar pemangku kepentingan dengan berbasis data.
“Dengan fokus dan pendekatan kolaborasi antar pemangku kepentingan dengan berbasis data, diharapkan dapat terjadi peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada aspek literasi numerasi pada satuan pendidikan yang ada didaerah mitra program,” ungkap Edwin.
“Tahun 2025 intervensi yang akan dilakukan dibagi kedalam dua bentuk intervensi. Intervensi yang pertama yaitu intervensi langsung kepada guru dan tenaga kependidikan, berupa pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan project base management melalui komunitas fasilitator daerah. Komunitas ini nantinya akan menyusun sebuah project pelatihan dan pendampingan peningkatan literasi numerasi kepada GTK di satuan pendidikan dimana satuan pendidikan yang diintervensi ditentukan berdasarkan hasil analisa rapor pendidikan yang dirilis tahun 2025 oleh Kemdikdasmen,” jelasnya.
"Bentuk intervensi yang kedua yaitu pendampingan teknis kepada Pemerintah Daerah, seperti kepada Dinas Pendidikan, yakni terkait penyusunan program peningkatan literasi numerasi berdasarkan hasil analisa rapor pendidikan 2025. Pendampingan yang kedua yaitu pengembangan sistem monitoring pengawas sekolah yang juga menyesuaikan dengan tupoksi pengawas yang baru. ketiga yakni pendampingan pada penyebarluasan program PINTAR melalui diseminasi khususnya di satuan pendidikan yang membutuhkan,” tutupnya.
Di Provinsi Riau, Tanoto Foundation telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, Dumai, Kab. Siak, Bengkalis, dan Kampar dalam meningkatkan sumber daya manusia melalui program-program pendidikan yang mencakup pengembangan dan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan tinggi. Selain di Riau, Tanoto Foundation juga menjalankan programnya secara langsung di Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Kalimantan.
Hingga tahun 2023, program Tanoto Foundation di Indonesia telah memberi manfaat kepada 133.616 orang tua dan 73.496 anak usia dini; 1.022.251 siswa sekolah dasar dan menengah dan 54.835 pendidik, serta 8.338 mahasiswa S1. (rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :