PELALAWAN - Banjir yang melanda Jalan Lintas Timur (Jalintim), khususnya di Kilometer (KM) 83, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, masih terus terjadi dan telah berlangsung selama sepekan terakhir.
Kondisi ini telah mengganggu berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, bahkan membatasi lalu lintas kendaraan roda empat, kecuali truk, karena kekhawatiran kerusakan mesin akibat genangan air yang tinggi.
Menanggapi situasi ini, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Riau, Yohanes Tulak seperti dilansir dari Media Center Riau, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil beberapa langkah penanganan, termasuk pengaturan lalu lintas sistem buka-tutup dan pemasangan tanda pembatas jalan
Sebagai solusi jangka panjang, pembangunan flyover di titik rawan banjir tersebut diusulkan kepada Kementerian PUPR.
"Untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas saat libur panjang, jalur alternatif melalui Simpang Japura-Kuantan Singingi telah disiapkan," ujar Yohanes, Jumat.
Disampaikan, bahwa BPJN bersama Balai Wilayah Sungai serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengadakan rapat virtual untuk membahas modifikasi cuaca dan pengaturan pintu air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.
Namun, Yohanes menegaskan bahwa penurunan pintu air memerlukan waktu 3–4 hari untuk berdampak, tergantung curah hujan.
Sebagai solusi jangka panjang, Yohanes mengusulkan pembangunan flyover di jalan lintas tersebut untuk mengatasi banjir yang berulang dan meningkatkan efisiensi transportasi.
"Jika banjir ini menjadi masalah tahunan, maka pembangunan flyover adalah solusi yang kami usulkan kepada Kementerian PUPR," kata Yohanes.
Banjir yang melanda kawasan ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap infrastruktur di daerah rawan bencana untuk meminimalkan dampak ekonomi dan sosial di masa mendatang.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :