PEKANBARU – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau menggelar refleksi akhir tahun bersama jurnalis dan mahasiswa. Acara coffee morning ini berlangsung di Kantor KPID Riau, Kamis (19/12/2024).
Ketua KPID Riau, Hisam Setiawan, bersama komisioner lainnya, Warsito dan Bambang Suwarno, memaparkan berbagai capaian dan tantangan KPID selama periode kepengurusan yang hampir berakhir.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah persoalan siaran televisi di wilayah perbatasan pasca analog switch off. Hisam mengungkapkan bahwa masyarakat di daerah perbatasan, seperti Kepulauan Meranti, lebih mudah mengakses siaran televisi dari negara tetangga dibandingkan dengan siaran TVRI.
“TVRI yang sudah memiliki infrastruktur analog dan digital harus segera mengaktifkan pemancar siaran digitalnya di daerah perbatasan. Kami dari KPID sangat mendorong itu,” tegas Hisam.
Pemerintah pusat diketahui telah mendistribusikan 12 ribu perangkat Set Top Box (STB) kepada masyarakat di perbatasan untuk mendukung migrasi ke siaran digital. Namun, TVRI belum sepenuhnya mengoptimalkan pemancar digitalnya di wilayah tersebut.
“Alhamdulillah, informasi yang kami terima, hal ini sudah masuk dalam anggaran 2025. Kami harap TVRI Riau segera hadir di Meranti untuk memenuhi kebutuhan siaran di wilayah perbatasan,” ujar Hisam dengan optimisme.
Selain persoalan siaran digital, Hisam juga menyoroti pentingnya optimalisasi konten lokal. Menurutnya, kebijakan pemerintah yang mengharuskan televisi nasional menayangkan minimal 10 persen konten lokal belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Kesempatan ini seharusnya bisa lebih dimaksimalkan untuk mengangkat potensi daerah, baik dari sisi pariwisata, budaya, maupun pendidikan,” jelasnya.
Hisam berharap, konten lokal bisa menjadi media edukasi yang sekaligus mampu mempromosikan keunikan daerah kepada masyarakat luas.
Inovasi Siaran Radio di Era Digital
Topik lain yang tak kalah penting adalah tantangan yang dihadapi radio sebagai media penyiaran. Menurut Warsito, salah satu komisioner KPID Riau, minat masyarakat terhadap radio menurun drastis. Kini, radio hanya sering didengar di mobil selama perjalanan, sementara di rumah, hampir tak ada lagi perangkat radio.
“Radio harus berinovasi agar tetap relevan di era digital. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah mengembangkan siaran berbasis digital,” ungkap Warsito.
KPID Riau berharap inovasi ini dapat menghidupkan kembali eksistensi radio sebagai salah satu media penyiaran yang penting di tengah masyarakat.
Acara refleksi akhir tahun ini menjadi momen bagi KPID Riau untuk mengevaluasi kinerjanya dan menyusun langkah strategis ke depan, khususnya dalam menghadapi tantangan penyiaran di era digital.
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :