PEKANBARU - Ketua Komisi V DPRD Riau Robin P Hutagalung angkat bicara soal kritikan ke Dirut RSUD Arifin Achmad Wan Fajriatul Mamunnah. Bahkan ada suara meminta Gubernur Riau, Syamsuar mencopot Dirut tersebut.
Desakan itu mencuat setelah heboh cekcok antara karyawan RSUD dengan keluarga pasien, yang mengeluhkan pelayanan rumah sakit.
Robin P Hutagalung menilai apa yang terjadi merupakan dinamika dalam pelayanan. Menurutnya tidak perlu sampai mencopot Dirut RSUD.
"Kalau saya lihat dia mempunyai gagasan-gagasan brilian. Dia mempunyai konsep-konsep yang bagus dalam memajukan RSUD Arifin Achmad," kata Robin, Selasa (1/11/2022).
Robin menilai berdasarkan interaksi langsung dengan Wan Fajriatul saat rapat dengar pendapat, dia menyebut Dirut Wan Fajriatul punya program memajukan RSUD AA.
"Begitu juga waktu kunjungan komisi V ke RSUD, semua tujuan Dirut itu bagaimana RSUD lebih hebat lagi. Itu patut kita apresiasi," ucapnya.
Politisi PDIP itu beranggapan pihak luar hanya melihat dari beberapa keluhan pasien pada pelayanan rumah sakit. Banyak hal yang tidak diketahui masyarakat tentang beban pimpinan RSUD Arifin Achmad.
"Kami sudah saksikan langsung, misalnya ada masyarakat yang datang tidak memiliki kartu BPJS. Tapi mereka tetap layani. Jadi, tidak bisa hanya melihat persoalan ada pasien marah-marah, lalu minta dirutnya diganti. Ya enggak bisa gitu," tuturnya.
Namun, bagaimanapun dia meminta Dirut membenahi masalah pelayanan karena ini juga menyangkut kepercayaan publik terhadap RSUD Arifin Achmad.
"Saya pikir itu soal pelayanan di bawah yang bisa saja terjadi. Kita percayakan saja dirutnya membenahi itu," tandasnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (29/10/2022) malam, keluarga pasien RSUD Arifin Achmad mengamuk lantaran kecewa dengan pelayanan karyawan. Kemarahan keluarga pasien memuncak karena petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok reagen (alat pengecek darah).
Kerabat pasien bernama Maria Goretti menceritakan pasien yang menderita kanker sedang membutuhkan darah trombosit. Darah itu harus dipakai dalam lima hari sebelum kedaluarsa.
Maria menyebut, awalnya RSUD Arifin Achmad menjawab stok darah habis. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah darah yang dibutuhkan.
Namun, karyawan malah berdalih alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada sehingga belum bisa ditransfusi.
Kecewa dengan pelayanan yang buruk, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca rumah sakit.
Penulis: Rico Mardianto
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :