PEKANBARU - Dosen Universitas Riau, M. Rawa El Amady menuliskan pengalamannya selama berinteraksi dengan Presiden Riau Merdeka, Prof Tabrani Rab di akun Facebook miliknya. Dia mengenal Tabrani sejak aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pekanbaru.
Awalnya dia mengaku tak percaya ketika mengetahui di grup WhatsApp bahwa tokoh Riau Prof Tabrani Rab tutup usia pada Minggu (14/8/2022) malam. Sebab, sebelumnya ia pernah mendapat kabar hoaks di grup WhatsApp tentang kematian Prof Tabrani.
"Secara refleks saya mendoakan Bang Tabrani Rab tetap sehat. Ketika bangun di kala subuh, saya langsung membuka hape dan membaca beberapa WAG, dan mencari berita ternyata benar berita tadi malam Bang Tabrani Rab telah berpulang. Innalillahi wainnalillahi rojiun, Al Fatihah, saya pun merasakan kesedihan yang mendalam sampai meneteskan air mata. Bang Tabrani orang yang sangat berpengaruh pada sikap kritis saya," kata Rawa seperti dikutip dari postingan Facebooknya, Senin (15/8/2022).
Rawa sudah lupa kapan tepatnya pertama kali berjumpa dengan Tabrani. Yang ia masih ingat, banyak sekali kebaikan Tabrani kepada mahasiswa yang aktif di HMI kala itu.
"Terutama sekali bantuan pengobatan gratis bagi kami yang jauh dari orang tua, bantuan tempat training dan pelatihan, mengenalkan kami dengan suku Sakai di Sialang Rimbun, dan yang paling menonjol adalah sikap kritisnya yang menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi kami untuk bersikap serupa," kata Rawa.
Bagi Rawa sendiri, pelajaran yang sangat penting yang dirinya dapat dari Tabrani adalah sikap egaliter di hadapan semua manusia tidak peduli jabatannya apa.
"Saya yang berasal dari kampung udik di hulu sungai selalu dilibatkan dalam berbagai pertemuan yang di situ hadir semua orang berpangkat, orang kaya dan orang hebat lainnya. Saya pun yang semula mau masuk ruangan saja takut, namun atas jasa beliau saya pada saat mahasiswa sudah tidak ragu duduk di samping gubernur sekalipun (waktu itu Gubernur Riau Soeripto). Beliau pun tidak segan-segan meminta pendapat kepada kami, termasuk saya," terangnya.
Dia mengaku sebagai anggota HMI yang dekat dengan Tabrani. Setiap training HMI, kata dia, selalu melibatkan Tabrani sebagai pembicara, donatur kegiatan, hingga penyedia tempat acara.
Melalui rekan kuliahnya satu fakultas bernama Subarkah, mahasiswa Sosiologi Fisipol Unri yang juga aktif di koran Kampus Bahana Mahasiswa, Rawa sering bertandang ke rumah Tabrani untuk mengundang diskusi. Kebetulan rumah Tabrani tidak jauh dari kampus.
"Pada tahun 1992, menjelang pemilihan umum (Pemilu) pada masa tenang saya dan kawan-kawan mahasiswa melakukan kampanye golong putih (golput) yaitu mengajak masyarakat untuk tidak memilih. Saat itu Bang Tab diundang Subarkah untuk pidato di kampus, dan ternyata beliau ikut berpidato di halaman kampus tersebut. Ini momen yang paling mendekatkan saya pada beliau," kenangnya.
Tabrani juga selalu mengajak Rawa mendampinginya bila kedatangan tamu dari berbagai pihak termasuk dari luar negeri. Rawa pernah merasa sangat terhormat ketika Tabrani meminta dirinya menjadi pembicara di hari ulang tahunnya di Hotel Arya Duta Pekanbaru yang dihadiri oleh banyak pejabat dan atase Singapura dan Malaysia.
"Begitu juga dalam satu rubriknya di Riau Pos, Beliau dengan sangat jelas menuliskan, jika Riau Merdeka terealisasi dia akan mengangkat saya sebagai menteri Pertahanan dan Keamanan. Saya tidak mengerti alasannya karena beliau tidak pernah bicara secara khusus tentang Riau Merdeka kepada saya. Saya mendengar gerakan Riau Merdeka yang beliau perjuangkan hanya melalui forum-forum dan tulisan saja. Mungkin dia membaca skripsi saya yang sudah diterbitkan di jurnal Ilmu Politik AIPI yang menulis tentang Konsolidasi Tentara Di Riau, 1958-1962," jelas Rawa.
Mengenang semua kebaikan Tabrani, Rawa merasa sangat kehilangan atas kepergian sosok kontroversial itu. Meskipun Tabrani sudah banyak melahirkan buku, namun belum ada tokoh-tokoh pergerakan di Riau yang meneruskan perjuangan Tabrani untuk kemanusiaan yang tidak henti-hentinya digelorakan.
"Bahkan pada pertemuan terakhir saya dengan beliau di rumahnya di Jalan Pelajar (Jalan KH Ahmad Dahlan) beliau masih mengingatkan ke saya, 'Ayo rawa jangan pernah ragu bersikap kritis untuk kemanusiaan dan kemakmuran di mana pun kamu berada.' Insya Allah saya akan istiqomah dalam bertindak kritis, sayang saya belum bisa berbuat lebih banyak karena secara ekonomi masih terbatas. Al Fatihah, Bang, istirahat yang tenang di Surga, insya Allah akan banyak pemuda dan pemudi Riau terilhami atas perjuangan yang telah Bang Tabrani lakukan," tutup Rawa.
Prof Tabrani Rab meninggal pada Minggu (14/8/2022), pukul 19.46 WIB di Rumah Sakit Awal Bros Sudirman, Pekanbaru. Jenazahnya dimakamkan di Kompleks At Tabrani Islamic Center, Senin (15/8/2022).
Tabrani lahir di Kota Bagansiapiapi, 30 September 1941. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai dokter dan akademisi yang gigih memperjuangkan nasib masyarakat Riau.
Penulis: Rico Mardianto
Editor: Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :