Penjualan Stagnan, Perlu Program Mobil Murah Baru?
Senin, 15 Juli 2024 - 10:14:24 WIB
JAKARTA - Pasar otomotif Indonesia tampak stagnan di angka satu juta unit setiap tahunnya, dengan tren penjualan yang cenderung menurun.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah diperlukan program mobil murah di bawah harga Low Cost Green Car (LCGC)?
Peneliti Senior LPEM FEB UI, Riyanto menyatakan, ketidakcocokan antara pendapatan per kapita dan kenaikan harga mobil menjadi penyebab utama stagnannya penjualan.
"Ini memang menunjukkan ada masalah, dan harganya menunjukkan seperti ini, kenaikannya lebih besar dari harga kenaikan per kapita," kata Riyanto dilansir detik.com, Senin (15/7/2024).
"Jadi konsisten penyebabnya adalah harga mobilnya tidak terjangkau oleh pendapatan per kapita," sambungnya.
Riyanto menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang berkisar lima persen pada periode 2015-2022 berkontribusi pada kenaikan pendapatan per kapita yang tidak signifikan.
Hal ini menyebabkan penjualan mobil di Indonesia stagnan di level satu juta unit. Program LCGC yang diluncurkan pada tahun 2013 sempat menjadi solusi, dengan penjualan mobil yang berhasil menembus angka satu juta unit per tahun.
Namun, saat ini LCGC tidak lagi mendapatkan perlakuan istimewa, setelah dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar tiga persen.
Riyanto menyarankan agar ada penyegaran pada program LCGC untuk menggairahkan pasar.
"2004 kajian mobil murah yang kemudian terwujud di LCGC 2013, ini rasanya perlu disegarkan kembali. Mungkin untuk daerah tertentu, fitur-fitur mobilnya yang membuat harganya tinggi perlu disesuaikan," tuturnya.
"Jadi, range produknya itu kalau bisa disediakan untuk kelompok yang tidak perlu canggih, perlunya fungsional tapi friendly untuk masyarakat kita. Itu juga bisa memangkas biaya produksi dan berimplikasi kepada harga mobil," tambahnya.
Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa mobil LCGC masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap pasar.
"Kontribusi LCGC itu cukup signifikan karena pasarnya sekitar 20 persen market share," tambah Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara.
Program LCGC, yang diluncurkan pada tahun 2013, ditujukan bagi mereka yang ingin memiliki mobil dengan harga terjangkau.
Mobil LCGC memiliki kapasitas mesin di kisaran 980-1.200cc dan konsumsi bahan bakar 20 km/liter.
Selain menyegarkan LCGC, Riyanto juga menyarankan produsen untuk meningkatkan efisiensi produksi, memberikan diskon harga, serta memperluas unit pemasaran di wilayah-wilayah dengan potensi tinggi.
"Di satu sisi juga dari sisi produsen, masih bisa efisiensi biaya produksinya. Makanya sebenarnya kalau bisa, implikasinya memberikan diskon. Sebenarnya memperluas unit pemasaran," ungkapnya.
"Yang di luar Jawa masih mungkin, rasio antara dealer dan penduduk, atau kelompok kaya itu, ada orang menjangkau mobilnya susah, kalau marketing-nya gencar, saya kira bisa mendorong," pungkasnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :