JAKARTA – Valentino Rossi. Satu dari sekian banyak legenda olahraga, tepatnya di ajang balap motor MotoGP, secara resmi telah mencapai garis finis terakhirnya.
Ya, publik MotoGP Valencia, seri pamungkas musim ini, menjadi saksi ketika Valentino Rossi menjalani balapan terakhirnya di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (14/11/2021) malam WIB, seperti yang dilansir dari kompas.
Sebelum dan sesudah balapan, atensi pencinta MotoGP memang tertuju pada sosok asal Italia berusia 42 tahun itu, yang resmi pensiun pada musim ini.
Memulai balapan dari baris keempat atau posisi ke-10, Rossi pada akhirnya menyudahi balapan, mencapai garis finis terakhirnya, di tempat yang sama.
Akan tetapi, meski tak menjadi juara di lintas balap Valencia, dapat dikatakan Rossi menjadi juara di hati para penggemarnya.
Hal itu tergambar dari kehadiran para fans setia di tribune, bahkan mantan rival dari Max Biaggi, Casey Stoner, hingga Dani Pedrosa, turut menyaksikan aksi terakhir dari sang legenda.
Rossi memang meninggalkan jejak rekam manis di arena kejuaraan dunia balap.
Bagaimana tidak, The Doctor, julukan Rossi, yang memulai karier pada 1996, secara total telah meraih sembilan gelar juara dunia dari beberapa kelas yang berbeda.
Dikutip dari BBC Sport, Rossi masih menjadi satu-satunya pebalap dalam sejarah yang memenangi kejuaraan dunia di kelas 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP
Dua gelar juara dunia didapat Rossi pada kelas 125 cc (1997) dan 250 cc (1999).
Sementara saat tampil di kelas utama atau 500cc-MotoGP, Valentino Rossi meraih tujuh gelar juara dunia bersama dua tim berbeda, yaitu Honda dan Yamaha.
Gelar juara pertama di kelas utama diraih Rossi pada 2001 dalam usia 22 tahun, yang pertama dari lima kali juara berturut-turut, saat di Honda, lalu dengan Yamaha.
Adapun dua gelar juara dunia terakhir diraih pada musim 2008 dan 2009.
Salah satu orang yang tahu bagaimana rasanya bekerja sama dengan Rossi adalah mantan mekaniknya, Alex Briggs.
Dia bersama Rossi sejak tahun 2000, saat melakukan debut di kelas 500cc hingga 2020.
"Ini seperti Anda membandingkan orang dengan komputer, itu seperti dia memiliki hard drive yang lebih besar dan memori yang lebih besar daripada orang lain," kata Briggs.
"Dia sangat pandai memahami balapan. Jika berada di posisi ketiga atau keempat, dia tahu dalam benaknya bahwa dia bisa menang," ucap Briggs.
"Namun, kemudian dia menjadi sangat baik sehingga terlalu mudah baginya untuk sementara waktu. Dia akan mundur seperti anak kucing bermain dengan tikus. Rossi akan 'bermain' dengan beberapa orang lain," tuturnya.
Selain itu, sisi lain warisan Rossi di arena balap ialah karena selebrasinya yang unik, mengundang tawa, mulai dari mengenakan pakaian Robin Hood di podium hingga berlari ke toilet portabel.
"Dia berbeda dari apa pun yang pernah kita lihat sebelumnya," kata komentator MotoGP Nick Harris.
"Dia nakal, karismatik, suka bersenang-senang, dan mengerti persis apa yang harus dia lakukan dan itu berhasil," tuturnya.
"Saya telah terlibat dalam F1, dengan legenda seperti Michael Schumacher dan Ayrton Senna, dan rollercoaster yang dihasilkan Rossi bahkan lebih besar daripada mereka. Itu luar biasa," katanya.
Nick Harris pun mengatakan bahwa Rossi adalah sosok yang telah "mengubah" olahraga MotoGP.
"Rossi, seseorang yang telah mengubah olahraga dan membawanya ke 'tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya'," tuturnya.
Bahkan, kehebatan sosok kelahiran 16 Februari 1979 itu juga diakui oleh sang rival, Max Biaggi, pada zamannya.
"Berada di lintasan balap dengan dia, Anda tidak pernah tahu bagaimana itu bisa terjadi. Dia bagus sejak awal, tidak banyak titik lemah. Selalu menyenangkan untuk balapan melawan pebalap yang memiliki bakat seperti itu," ucap Biaggi.
"Dia bisa beradaptasi dengan sangat mudah dan melakukan lebih dari satu gaya. Dia sangat kuat dalam mengerem, tetapi juga di medan basah dia cepat," tuturnya.
Rossi juga telah menginspirasi generasi superstar motor berikutnya, termasuk juara MotoGP 2021, Fabio Quartararo.
"Valentino Rossi dulu dan sekarang adalah idola saya," kata pebalap asal Perancis itu.
"Ketika berusia enam tahun, saya melihat salah satu balapannya dan dia menyalip di tikungan terakhir di Jerez pada 2005. Saat itulah, saya ingin berada di sana, bertarung dengan pebalap MotoGP," tuturnya.
Kini, sang legenda MotoGP itu pun telah mencapai garis finis terakhirnya, tetap sebagai juara sejati di hati para penggemar.
Terima kasih, Rossi, untuk kemenangan, untuk persaingan, untuk inspirasi, untuk tawa, untuk perayaan, dan untuk pertunjukan...
Sekali lagi, selamat pensiun dan terima kasih, Rossi... Grazie Vale...*
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)