Balap Motor Porkot VII Pekanbaru Diduga Tak Berizin hingga Dibubarkan Polisi, Panitia Jadi Sasaran Penonton
PEKANBARU - Pekan Olahraga Kota (Porkot) VII Pekanbaru tahun 2019 yang baru digelar malah ternoda insiden tidak mengenakan. Yakni pembubaran pertandingan hingga adanya dugaan pemukulan oleh penonton yang kecewa ke penyelenggara.
Sebabnya iven Cabang Olahraga (Cabor) balap motor yang digelar di areal Stadion Sport Center Rumbai, Minggu (1/9/2019) kemarin, batal dan dibubarkan polisi karena cacat hukum.
Pihak kepolisan setempat terpaksa menghentikan pelaksanaan kegiatan tersebut, diduga karena ilegal. Dalam prosedur, ternyata Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pekanbaru belum melengkapi syarat utama kegiatan, yakitu izin keramaian.
Padahal, kegiatan ini bertujuan untuk ajang seleksi atlet Pekanbaru, yang nantinya akan dipertandingkan pada kegiatan Porprov Riau tahun 2021 mendatang di Kabupaten Kuansing.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kota Pekanbaru, Ariyanti saat dihubungi halloriau.com, Senin (2/9/2019) yang juga selaku pelaksana cabor, membenarkan izin keramaian dalam pertandingan balap motor di Rumbai, ternyata belum diurus pihak KONI.
"Ya iven balap motor di Rumbai dihentikan pihak Polsek Rumbai Pesisir. Alasannya, mereka menyebutkan izin keramaian kegiatan itu tidak ada," kata Yanti, nama panggilannya.
Terkait segala pengurusan dalam digelarnya kegiatan pertandingan semua Cabor, menurut Yanti, KONI lah yang harusnya bertanggung jawab penuh. Sebab kata Yanti, kegiatan seluruh Cabor yang diadakan pada Porkot Pekanbaru, semuanya KONI lah induknya.
"Masalah itu (izin,red) kami tidak tahu. Kami di sini hanya pelaksana Cabor saja. Kalau kegiatan individu, bisalah kami yang mengurusnya. Tapi inikan bagian dari Porkot, induknya kan KONI, merekalah semuanya yang mengurus," tutur Yanti.
Terkait dihentikannya kegiatan, penonton yang menanti sejak awal merasa kecewa hingga terjadilah kericuhan. Menurut Yanti ricuh penonton setelah race yang ditunggu tidak terlaksana hingga berujung pada pemukulan terhadap salah seorang pihaknya.
"Ya pemukulan itu benar terjadi kepada dua anggota saya yang dilakukan oleh penonton. Akibat mereka yang menunggu lama dari awal, tiba-tiba batal race. Hingga penonton marah, terjadi keributan. Karena sama-sama emosi terjadilah pemukulan itu," terang Yanti.
Pemicu pasti kericuhan penonton yang terjadi di lapangan, masih menurut Yanti, karena mereka telah menghabiskan uang untuk membeli tiket masuk dalam kegiatan balap motor tersebut. Sejak awal, kata Yanti, pada Sabtu (31/8/2019) kegiatan sesi pertama masih aman. Justru puncaknya di Minggu (1/9/2019) sore.
"Tiket masuk hanya Rp20 ribu. Awal sesi pertama malah lancar. Tapi Minggu sore aparat menghentikan kegiatan. Kami juga kaget alasan aparat (izin), ini yang menjadi pemicu kemarahan penonton. Kalau KONI berikan kami sejak awal yang mengurus izin, kan bisa diuruskan," keluh Yanti.
Penulis : Helmi
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :