Motor Listrik China Dominasi Pasar Indonesia, AISI: Penting untuk Hadirkan Suku Cadang
Rabu, 09 Oktober 2024 - 08:46:20 WIB
JAKARTA - Tren penjualan motor listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, pasar kendaraan ramah lingkungan ini masih didominasi merek-merek asal China.
Kendati demikian, Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISI) menilai keberadaan merek China sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan industri dalam negeri.
Direktur Komersial AISI, Sigit Kumala menjelaskan, kemunculan produk-produk motor listrik asal China seharusnya dilihat sebagai peluang, bukan ancaman.
Menurutnya, kehadiran merek-merek ini bisa mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Namun, dia mengingatkan pentingnya bagi mereka untuk tidak hanya fokus pada penjualan, melainkan juga memastikan ketersediaan suku cadang.
"Menurut saya, kemunculan merek China itu bagus ya. Asalkan mereka benar-benar serius menyediakan suku cadang motornya di pasar Indonesia," ujar Sigit Kumala dilansir detik.com.
Saat ini, hampir semua motor listrik yang beredar di Indonesia merupakan produk lokal dan China.
Sementara itu, merek-merek besar asal Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki masih terlihat berhati-hati dalam memasuki pasar ini.
Sejauh ini, hanya Honda dan Kawasaki yang mulai memasarkan motor listrik mereka di Tanah Air.
Ketika ditanya apakah dominasi merek China akan tergerus setelah pabrikan Jepang semakin gencar menjual motor listrik, Sigit memilih untuk bersikap diplomatis.
Menurutnya, perkembangan penjualan akan sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk adopsi teknologi, harga, serta preferensi konsumen.
"Nanti dilihat bagaimana perkembangannya ke depan. Ini masih memerlukan pengembangan yang cukup panjang," tegas Sigit.
Saat ini, hanya ada empat merek motor besar yang menjadi anggota AISI, yakni Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki, serta satu merek asal India, TVS.
Ketua Umum AISI, Johannes Loman menekankan, untuk bergabung menjadi anggota AISI, sebuah merek harus memiliki pabrik di Indonesia dan memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan.
"Memang ada syarat-syarat untuk menjadi anggota, salah satunya harus punya pabrik di sini. Sejauh ini, kita sudah melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan beberapa brand lain. Jika mereka bisa memenuhi persyaratan, itu bisa dipertimbangkan," kata Johannes Loman.
Johannes mengakui, hingga saat ini, belum ada merek motor listrik asal China yang bergabung dengan AISI.
Namun, beberapa anggota AISI sudah mulai aktif memasarkan produk motor listrik mereka di Indonesia.
"Sejauh ini belum ada merek motor China yang masuk menjadi anggota AISI, tapi anggota AISI yang sudah ada sudah ada yang memasarkan motor listrik," imbuhnya.
Kehadiran motor listrik asal China di Indonesia memang menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan produk dari Jepang.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah soal kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan ketersediaan layanan purna jual.
Sigit pun menekankan bahwa keberhasilan merek-merek tersebut di pasar Indonesia akan sangat bergantung pada bagaimana mereka bisa menjamin kualitas produk dan layanan.
"Saya rasa, pada akhirnya konsumen akan memilih yang memberikan nilai lebih, bukan hanya soal harga. Kalau suku cadang sulit didapat, konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli," pungkasnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :