Ramai Produsen Otomotif Hadirkan Mobil Hybrid di Indonesia, Toyota Sebut Begini
Kamis, 31 Oktober 2024 - 09:02:19 WIB
JAKARTA - Mobil hybrid semakin mendapat tempat di pasar otomotif Indonesia. Berbagai merek yang semula mengandalkan mobil listrik kini mulai merilis model hybrid untuk memenuhi permintaan konsumen.
Hyundai, misalnya, baru-baru ini meluncurkan All New Santa Fe Hybrid. Lantas, bagaimana tanggapan Toyota, merek asal Jepang yang memopulerkan mobil hybrid di Indonesia, terhadap peningkatan persaingan ini?
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto menanggapi fenomena tersebut dengan positif.
Ia menilai, kehadiran lebih banyak mobil hybrid di pasar Indonesia merupakan hal yang baik dan menguntungkan konsumen.
Menurutnya, mobil hybrid menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan namun masih ragu dengan keterbatasan mobil listrik full baterai (BEV).
"Kalau menurut saya, customer itu maunya peace of mind. Kalau dia peace of mind-nya tidak mau mikir ganjil genap ya pilih listrik. Kalau peace of mind dia nggak mau ribet ngecas ya hybrid," ujar Nandi dilansir detik.com.
"Kalau cuma buat PP (pergi-pulang) dengan jarak tetap bisa juga pilih (mobil listrik) baterai," sambungnya.
Toyota memiliki jajaran lengkap mobil hybrid yang tersebar di berbagai segmen, dari SUV hingga MPV premium.
Di segmen SUV kompak, Toyota memiliki Yaris Cross Hybrid. Untuk segmen MPV, terdapat Innova Zenix Hybrid yang populer di pasar.
Toyota juga menawarkan SUV lainnya, seperti Corolla Cross Hybrid dan RAV4 PHEV, serta Alphard Hybrid dan Vellfire Hybrid untuk segmen MPV premium.
Strategi ini menjadi bukti komitmen Toyota dalam menyediakan pilihan kendaraan yang lebih ramah lingkungan sesuai kebutuhan konsumen.
Selain Toyota, Hyundai kini ikut meramaikan segmen hybrid dengan memperkenalkan All New Santa Fe Hybrid.
Bahkan, merek dari Inggris, MG, turut memperkenalkan model hybrid terbaru, yakni MG VS. Peningkatan jumlah produsen yang memasuki pasar hybrid diyakini dapat mempercepat adopsi teknologi ini di kalangan masyarakat Indonesia.
Salah satu isu penting dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan adalah kebijakan insentif dari pemerintah.
Saat ini, pemerintah Indonesia hanya memberikan insentif pada mobil listrik penuh (BEV), yang bebas dari emisi.
Namun, menurut Nandi, kebijakan insentif ini mungkin bisa berubah jika pemerintah lebih fokus pada pengurangan emisi, bukan hanya penggunaan bahan bakar alternatif.
"Waktu diskusi kemarin, konsep pemerintah yang masih menggunakan fuel tak dapat insentif. Tetapi kalau konsepnya nanti pengurangan emisi, hitungannya selama model itu bisa mengurangi emisi, maka bisa dapat insentif," jelas Nandi.
Jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan, mobil hybrid yang mampu mengurangi emisi diharapkan bisa mendapatkan insentif yang dapat mendorong adopsi teknologi hybrid secara lebih luas di Indonesia.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :