JAKARTA - Teknologi Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) yang kini menjadi fitur standar pada banyak mobil modern, termasuk BMW dan MINI, memberikan banyak manfaat bagi pengendara.
Namun, ketika kendaraan ini mengalami kecelakaan, perbaikan mobil dengan fitur ADAS memerlukan keterampilan dan ketelitian tinggi.
Managing Director BMW Ultima, Rudy Kuswandi menjelaskan tantangan dalam perbaikan kendaraan yang dilengkapi dengan ADAS.
"BMW dan MINI itu, kendaraannya sudah memiliki standar yang cukup tinggi. Jadi material yang digunakan juga safety features yang ada juga high end," kata Rudy dilansir detik.conm, Minggu (9/6/2024).
"Material yang digunakan paling banyak saat ini untuk BMW dan MINI adalah aluminium, karbon, itu tidak bisa sembarangan di-repair. Jadi harus presisi," sambungnya.
Rudy menambahkan, fitur ADAS pada mobil modern menambah kompleksitas dalam perbaikan.
"Yang kita tahu semua rata-rata mobil-mobil modern sekarang sudah dilengkapi ADAS. Nah itu juga perbaikan bodinya juga harus presisi dan tidak bisa sembarangan," ujarnya.
Pendapat Rudy ini didukung oleh survei dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS), sebuah organisasi independen asal Amerika Serikat yang fokus pada keselamatan berkendara. Survei IIHS menemukan bahwa sebagian pemilik mobil ADAS mengalami kesulitan dalam perbaikan teknologi ini setelah kecelakaan.
"Sebagian besar dari 3.000-an pemilik mobil yang kami hubungi mengatakan, mereka tidak pernah memerlukan perbaikan fitur penghindar kecelakaan. Namun bagi sebagian kecil pemilik yang sudah melakukan perbaikan, masalahnya tidak selalu dapat diselesaikan dengan mudah," ungkap Peneliti Senior IIHS, Alexandra Mueller.
Meskipun ada tantangan dalam perbaikan, survei IIHS menunjukkan bahwa konsumen tetap tertarik untuk membeli mobil dengan fitur ADAS.
"Banyak yang mengalami masalah dengan teknologi setelahnya, dan beberapa mengatakan mereka harus memperbaiki fitur yang sama lebih dari sekali. Namun, sebagian besar mengatakan mereka akan membeli kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi tersebut lagi dan sebagian besar merasa puas dengan biaya yang harus dikeluarkan," lanjut Alexandra.
Kehadiran ADAS memang sangat membantu pengendara, namun saat terjadi kecelakaan, kalibrasi ulang sistem ini menjadi tantangan.
Menurut IIHS, kaca depan yang dilengkapi sensor pendeteksi kecelakaan memerlukan kalibrasi ulang yang presisi, seringkali membutuhkan teknisi tersertifikasi dan alat mahal.
"Produsen juga harus berupaya menyederhanakan dan menstandarkan prosedur kalibrasi dan memastikan bahwa bengkel memiliki informasi yang memadai tentang cara memulihkan fungsionalitas penuh pada fitur yang terpengaruh," saran IIHS.
Kesimpulannya, meskipun ADAS meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara, perbaikan pasca-kecelakaan memerlukan keterampilan khusus dan teknologi canggih, menuntut kesiapan bengkel dan produsen untuk mengatasi tantangan ini.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :