Truk Tanpa Moncong: Revolusi Desain Kendaraan Komersial yang Mengubah Industri Otomotif
JAKARTA - Produsen truk global sedang merangkul revolusi desain dengan meninggalkan konsep truk bermoncong yang telah menjadi ciri khas selama beberapa dekade.
Mereka beralih ke desain baru yang lebih rata atau pesek, dengan mesin ditempatkan di bagian bawah pengemudi.
"Rasanya hampir seluruh dunia truknya tanpa bonet, kecuali di amerika serikat. Tapi kalau di asia, eropa, australia rata-rata sudah nggak pakai bonet," kata Chief Operating Officer PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo dilansir detik.com, Minggu (17/3/2024).
Alasan di balik pergeseran ini adalah untuk memenuhi kebutuhan komersial yang berubah.
Menurut Santiko, secara bisnis, truk bermoncong kurang menguntungkan karena memakan panjang bodi, sehingga membatasi ruang kargo.
Sebagai gantinya, produsen menambah dimensi ke belakang untuk memenuhi permintaan konsumen.
"Jadi konsumen lebih memilih moncongnya dihabisin, mesinnya dipindah ke bawah kursi, tapi muatan di belakang ditambah," sebut Product Division Head Hino Indonesia, Seno Wirdiyawantoro.
Truk tanpa moncong juga dianggap lebih aman karena kecepatannya yang lebih lambat daripada mobil penumpang.
Didesain untuk mengangkut barang-barang berat, truk tanpa moncong menawarkan ruang angkut yang lebih lega, meningkatkan efisiensi dalam kegiatan niaga.
"Jadi di indonesia, kalau pendapat hino, truk dengan moncong kemungkinan besar tidak laku," jelasnya.
Dengan perubahan ini, industri otomotif menghadapi evolusi signifikan dalam desain kendaraan komersial, menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang terus berkembang dan menempatkan fokus pada efisiensi dan keamanan.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :