Mitsubishi Fuso Pilih Fokus Garap Pasar Bus Kecil, Ini Alasannya
Selasa, 19 Maret 2024 - 07:02:00 WIB
PEKANBARU - PT Krama Yudha Tig Berlian Motors (KTB) sebagai distributor utama kendaraan niaga Mitsubishi Fuso di Indonesia belum tertarik menggarap segmen bus besar yang saat ini tengah menggeliat. Pabrikan berlambang tiga berlian itu masih ingin fokus pada segmen bus kecil di kelas light duty truck (LDT) yang mereka kuasai.
“Kalau di kelas bus ini memang terdapat beberapa segmen. Ada yang bus besar dan mikro bus. Saat ini kami KTB masih fokus buat mengembangkan dan mempertahankan mikro bus di kelas LDT. Lagi-lagi memang segmen LDT ini ada enam ban dan empat ban. Sampai saat ini bisa kami sampaikan segmen mikro bus di segmen enam ban kami masih jadi market leader. Sehingga kami masih fokus mempertahankan posisi ini seterusnya,” tutur Aji Jaya, Director of Sales & Marketing Division PT KTB, di Jakarta, pekan lalu.
Nah, salah satu usaha yang dilakukan KTB ialah meluncurkan Canter Bus di GIIAS 2023 dan sudah bisa dibeli konsumen sejak Desember tahun lalu. Aji mengklaim, respons market masih sangat baik.
Di sisi lain, kendaraan niaga paling besar di Indonesia berupa LDT. Hampir 50 persen dari berbagai model dijual. Sehingga pasar ini dianggap paling menjanjikan dan Fuso tetap bermain di bagian ini.
“Untuk bus besar, memang kalau melihat pasarnya terus tumbuh. Tentunya kami & prinsipal terus mempelajari tentang produk ini. Mitsubishi Fuso berkomitmen memberikan inovasi sesuai dengan perkembangan pasar dan permintaannya. Tapi kami masih fokus di mikrobus di segmen LDT. Market bus besar itu tidak lepas dari pengamatan prinsipal. Kami masih melakukan studi,” tuturnya lagi.
Lanjut soal MDT, KTB Fuso memiliki Fighter series dan mereka menargetkan 20 persen sepanjang 2024 atau naik 2 persen dibanding torehan 2023.
Strategi yang mereka lakukan ialah memperkuat Fighter X dengan mengandalkan produk eksis. Karena persaingan dan penerimaan produk itu masih sangat terbuka untuk lebih besar lagi.
Dua tahun belakangan, kendaraan niaga ini alami peningkatan. Artinya penerimaan pasar masih baik.
Mengamati Kebutuhan Pasar
Cara selanjutnya memberikan peningkatan buat eksisting produk. Yakni dengan menambahkan spesifikasi, sesuai kebutuhan konsumen. Contoh, dulu KTB menyediakan varian reguler.
Kemudian untuk segmen off-road, ternyata dibagi lagi menjadi dua kelas, biasa dan berat. Pabrikan kemudian memberi penyempurnaan, menambah spesifikasi.
Di sektor logistik sekarang berkembang dan kebutuhannya bervariasi. Jalan tol di Indonesia semakin terhubung antarkota. Alhasil mendorong pengusaha melakukan operasi kendaraan jadi lebih jauh.
KTB pun jeli mengamati kebutuhan pasar dengan menambahkan tangki bahan bakar. Standar 200 liter menjadi 400 liter. Sehingga produk mereka semakin diterima market.
Aji juga menambahkan. Di segmen niaga ada beberapa kontributor penjualan seperti di sektor pertambangan, perkebunan, manufaktur, konstruksi dan logistik dan lainnya.
Dari lahan bisnis ini, kontribusi besar terhadap penjualan niaga mereka berasal dari logistik. Sedangkan plantation dan mining selama 2023 tidak lebih baik dari 2022. Menurutnya, hal itu akibat gejolak ekonomi.
Sehingga berdampak sama permintaan serta komoditas. Misal harga nikel turun, sawit pun demikian. Pertumbuhannya sangat stagnan, seperti yang dilansir dari liputan6. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :