Empat Hektar Cabe Terendam Banjir Rob, Petani di Kepulauan Meranti Merugi Ratusan Juta
SELATPANJANG - Sebanyak empat hektar tanaman cabe di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti rusak hancur setelah diterjang pasang air laut atau banjir Rob.
Banjir Rob yang terjadi dalam beberapa hari belakangan selain merendam puluhan rumah, juga mengakibatkan tanaman warga terendam.
Kondisi ini memukul usaha para petani lantaran tanaman cabe yang terendam banjir itu sudah memasuki usia siap panen.
Ketua Kelompok Tani Timur Mandiri, Izwan mengatakan dalam dua tahun ini kelompok nya yang terdiri dari 10 warga tempatan menanam cabe dan baru satu kali petik.
Hasilnya jadi penopang petani untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kini petani benar-benar nyaris tanpa penghasilan.
"Kami menanam cabe sudah masuk dua tahun, cabe yang ditanam saat ini berusia 4 bulan dengan masa panen dua Minggu sekali," kata Izwan.
Pria yang juga akrab disapa Wawan ini mengatakan, dengan kondisi seperti ini petani sangat pasrah karena sudah dipastikan gagal panen. Adapun kerugian petani mencapai ratusan juta.
"Petani sudah pasrah semua karena dipastikan gagal panen. Dengan luas lahan 4 hektar dan hasil panen yang mencapai sekitar 6 ton, maka kerugian petani sekitar Rp 200 juta lebih dengan perkiraan harga cabe saat ini Rp 35 ribu perkilogram nya," ujar Wawan.
Wawan juga mengatakan, secara turun temurun masyarakat sudah paham bahwa pasang air laut terus terjadi di kawasan pesisir dan menjadi banjir musiman. Namun, tahun ini adalah banjir rob terburuk karena banjir merendam hingga satu meter.
“Selama saya di sini, ini banjir rob yang terbesar. Semua tanaman tidak bisa di panen,” ungkapnya.
Dia mengatakan, meski banjir rob sudah berangsur surut, namun petani belum mau menanam ulang.
Dia berharap pemerintah memperhatikan nasib petani terdampak di desa tersebut, apalagi bencana ini terjadi di tengah pandemi Covid-19.
"Harapannya kami para petani pemerintah memberikan bantuan kepada para petani yang lahannya terendam banjir. Apalagi, mayoritas petani disini itu hanya mengandalkan pertanian untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Jika bantuan ada kami bisa memulai aktivitas kembali," pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kepulauan Meranti, Ifwandi mengatakan, pihaknya sedang mendata melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) masing-masing wilayah binaan terkait kondisi terkini luas lahan pertanian yang terdampak Banjir rob ini.
“Kita sudah intruksikan seluruh PPL diwilayah binaannya untuk segera mendata, setelah ini selesai kita akan melaporkan ke pimpinan untuk mencari solusi dari dampak banjir rob ini,” ujar Ifwandi.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :