Sungguh Miris, Jenazah di Kepulauan Meranti Dibawa dengan Gerobak karena Ambulans Rusak
SELATPANJANG - Sebuah video yang memperlihatkan jenazah dibawa menggunakan gerobak di Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau, Kepulauan Meranti, viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang wanita menyampaikan keluhan dengan nada pilu.
"Beginilah keadaan jalan di Semukut, bawa jenazah bapak saya, jalan tak bagus, ambulans tak ada, pakai gerobak. Saya mohon kepada Pak Bupati untuk memberikan solusi terbaik," katanya.
Peristiwa itu terjadi saat jenazah Muhazin (83), yang meninggal dunia karena sakit tua pada 22 Januari 2025, harus dibawa sejauh tiga kilometer dari rumah duka menuju tempat pemakaman umum.
Di atas gerobak sederhana, kasur digunakan sebagai alas jenazah yang ditutup dengan kain penutup keranda. Gerobak tersebut ditarik menggunakan sepeda motor, sementara seorang pria duduk di belakang gerobak, memegang payung untuk melindungi jenazah dari sengatan matahari.
Yasir, salah satu anak almarhum, menjelaskan bahwa pihak keluarga telah menghubungi Puskesmas setempat untuk meminta bantuan ambulans. Namun, mereka diberitahu bahwa ambulans mengalami kerusakan berat.
"Kami sangat sedih dengan kondisi ini. Tapi mau bagaimana lagi karena tidak ada kendaraan lain. Kami dari pihak keluarga sudah menghubungi pihak puskemas agar jenazah dapat diantar menggunakan ambulans namun kami mendapatkan kabar jika ambulans sudah lama rusak, sementara jarak antara rumah menuju tempat pemakaman sangat jauh," kata Yasir.
Mereka juga telah mencoba meminta bantuan ke PLN meminjam kendaraan roda tiga untuk mengantarkan jenazah. Namun, kendaraan merek kaisar itu katanya juga sedang rusak.
"Kami juga mencoba menggunakan kendaraan roda tiga milik PLN, tetapi sayangnya kendaraan itu juga rusak. Akhirnya kami terpaksa menggunakan gerobak," ujar Yasir.
Menurut Yasir, jarak yang jauh dan kondisi jalan yang buruk membuat keluarga akhirnya memilih menggunakan gerobak sebagai solusi terakhir. Biasanya, jenazah ditandu oleh pelayat, tetapi medan kali ini tidak memungkinkan.
Kejadian ini menjadi gambaran nyata tentang sulitnya akses kesehatan dan infrastruktur di daerah tersebut. Warga berharap pemerintah segera memberikan solusi, baik dalam bentuk perbaikan jalan maupun penyediaan fasilitas ambulans yang memadai.
"Kami hanya berharap ada perhatian dari pemerintah agar hal seperti ini tidak terulang lagi di masa depan," tutup Yasir dengan penuh harap.
Peristiwa ini menjadi panggilan bagi pemerintah daerah untuk meninjau kembali kebutuhan dasar masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan dan infrastruktur, demi mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kejadian viral tentang jenazah yang dibawa menggunakan gerobak di Desa Semukut, Kepulauan Meranti, menuai berbagai tanggapan, termasuk dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri. Ia mengaku belum menerima laporan dari Puskesmas terkait, namun ia juga menyayangkan cara penyampaian masalah ini yang langsung diviralkan di media sosial tanpa konfirmasi sebelumnya.
"Setelah kami telusuri, ambulans di Puskesmas Pulau Merbau memang sudah lima kali mengalami kerusakan. Kerusakan terbaru ini disebabkan oleh kondisi jalan yang buruk, dan kali ini perlu penggantian shock breaker yang harus dipesan dari luar," ungkap Fahri.
Fahri menambahkan, Puskesmas Pulau Merbau beroperasi dengan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang memungkinkan mereka melakukan perbaikan secara mandiri. Namun, kendala finansial puskesmas menjadi salah satu hambatan utama dalam menangani masalah ini.
Selain itu, Kepala Puskesmas Pulau Merbau, yang sudah lama ingin mengajukan pengunduran diri, juga tidak dapat menyelesaikan masalah ini dengan optimal.
"Kondisi ini menjadi tantangan besar, mengingat ambulans yang digunakan merupakan unit lama yang saat itu masih dalam kondisi baik saat kita melakukan pengadaan terbaru yang dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2024 senilai Rp 80 miliar," tambahnya.
Fahri menjelaskan bahwa saat pengadaan berlangsung, Puskesmas Pulau Merbau tidak mengusulkan ambulans baru karena tidak melaporkan adanya kerusakan sebelumnya. Ia menekankan pentingnya komunikasi dan gotong royong dalam mengatasi persoalan ini.
"Kami sudah berupaya memenuhi sarana dan prasarana. Namun, masalah seperti jalan rusak menjadi tantangan besar. Kami berharap masyarakat juga memahami kondisi yang ada dan tidak membesar-besarkan masalah hingga menciptakan preseden buruk terhadap pemerintah, yang terus berupaya membangun infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat," tutup Fahri.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :