PPTK Proyek Rumah Sakit Pratama Mundur, Kadiskes Meranti Sebut Tak Ada Masalah, Tapi Progres Dibawah 1 Persen
SELATPANJANG - Pasca mundurnya Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk pembangunan infrastruktur Rumah Sakit Pratama di Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, progres pekerjaan tetap berjalan sesuai rencana. Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri, memastikan bahwa pembangunan berjalan tanpa kendala meskipun sempat terjadi keterlambatan pembayaran uang muka kepada kontraktor.
Muhammad Fahri menyebutkan bahwa PPTK yang baru telah ditunjuk untuk melanjutkan tugas.
"Kita sudah menunjukkan PPTK yang baru. Kalau kenapa dia mengundurkan diri dari PPTK, kita tak perlu ambil tahu lah apa alasannya yang jelas dia mengajukan surat pengunduran diri," kata Fahri.
"Saat ini progres pembangunan jalan terus di lapangan dan tidak ada kendala bahkan pihak rekanan kontraktor terus saja bekerja meskipun kita terlambat membayar dan mencairkan uang muka muka 25 persen yakni 8 sebesar miliar gegara mundurnya PPTK," kata Fahri lagi.
Dijelaskan Fahri saat ini progres di lapangan sudah menunjukkan persentase sebanyak 20 persen dengan tahap pekerjaan pemancangan tiang.
"Saat ini sudah masuk progres 20 persen dengan tahapan pekerjaan pemancangan tiang pondasi," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan proyek ini tahun ini untuk menghindari beban tambahan bagi pemerintah daerah.
"Harus tahun ini selesai semuanya, tak ada kendala lain hanya waktu itu saja karena PPTK yang mundur, karena
kalau tak siap akan jadi beban pemda, hingga saat ini pihak kontraktor tetap komit Artinya tidak kendala, sementara seperti itu," ujarnya.
Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan itu sepertinya tidak sebanding dengan fakta di lapangan. Dimana masih banyak tiang yang dilansir dari pelabuhan dimana sebagian tiangnya masih dalam proses pemancangan.
Pembangunan Rumah Sakit Pratama Penyagun sendiri menyedot anggaran sebesar Rp42,57 miliar dengan kontraktor asal Bali, PT. Sanur Jaya Utama, yang bertanggung jawab atas pengerjaan berbagai unit gedung dan persiapan kawasan. Dimana kontrak kerja ditandatangani sejak 3 Juni 2024 lalu.
Pembangunan ini meliputi Unit Gedung Poliklinik, Unit Gedung IGD, Unit Gedung Irna, dan Unit Gedung Penunjang, serta pekerjaan persiapan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3). Dengan total biaya konstruksi fisik sebesar Rp42,57 miliar, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Rangsang dan sekitarnya, yang selama ini harus menempuh perjalanan hingga dua jam untuk mencapai RSUD Kepulauan Meranti di Selatpanjang.
Tak jarang jika masyarakat Rangsang dan sekitarnya lebih memilih berobat keluar daerah tepatnya ke kabupaten tetangga, Tanjung Balai Karimun.
Berdasarkan Rincian Anggaran Belanja (RAB), pekerjaan persiapan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan (SMK3) dengan anggaran Rp 836.581.770,95 atau 2,181 persen.
Selanjutnya pekerjaan Unit Gedung Poliklinik meliputi pekerjaan Sipil sebesar Rp4.983.276.709,23 atau 12,991 persen
Pekerjaan Arsitek Rp3.998.974.113,78 atau 10,425 persen, pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing Rp2.762.942.932,04 atau 7,203 persen dengan total Rp11.745.193.755,05 atau
30,619 persen.
Kemudian pekerjaan unit gedung IGD meliputi pekerjaan sipil Rp3.549.247.763,72 atau 9,253 persen, pekerjaan arsitek Rp2.585.904.146,20 atau 6,741 persen dan pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing Rp2.151.267.824,72 atau 5,608 dengan total Rp8.286.419.734,65 atau 21,602.persen, terakhir pekerjaan Unit Gedung Penunjang dan Perkerasan Kawasan meliputi Pekerjaan Kawasan dam Bangunan Penunjang sebesar Rp6.864.591.233,95 atau sebesar 17,896 persen.
Adapun jumlah total pekerjaan Rp38.358.358.357,66 dipotong PPN 11 persen Rp4.219.419.419,34 sehingga total keseluruhan biaya konstruksi fisik Rp 42.577.777.777,00.
Hingga saat ini, pekerjaan yang sedang berlangsung meliputi mobilisasi dan demobilisasi alat berat, serta persiapan alat pancang seperti Jack Hammer dan Excavator. Nilai dari pekerjaan ini tercatat sebesar Rp207.024.750,66, yang merepresentasikan bobot pekerjaan baru mencapai 0,540 persen dari total proyek. Meskipun persentase ini masih relatif kecil, Fahri memastikan komitmen pihaknya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu, meskipun adanya tantangan awal terkait penggantian PPTK. Dengan selesainya Rumah Sakit Pratama ini, diharapkan masyarakat tidak lagi harus berobat ke luar daerah atau menempuh perjalanan jauh ke RSUD Selatpanjang.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :