Tragedi Pemadaman Karhutla di Tanjung Kelemin, Perjuangan Terakhir Sang Pahlawan Api
SELATPANJANG - Di tengah hiruk-pikuk usaha pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seorang personel Fire Fighter dari Fire Emergency Response Team (FERT) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berinisial A dilaporkan meninggal dunia saat melakukan pemadaman di Tanjung Kelemin, Desa Tanjung Padang, Kecamatan Tasik Putripuyu, Kepulauan Meranti.
Kejadian tragis tersebut terjadi saat petugas tengah berusaha memadamkan api pada vegetasi semak belukar yang menjalar hingga ke bibir pantai yang sudah memasuki hari ke enam, dimana tim mengalami kesulitan yakni keterbatasan sumber air dan satu-satunya sumber air yang tersedia adalah air laut yang terpengaruh oleh pasang surut.
Saat itu korban sedang menyedot air laut menggunakan peralatan Damkar dari sebuah tempat yang disebut pos mesin yang sengaja dibuat diatas pantai guna menyuplai air ke tim pemadam menggunakan selang dengan jarak 50 meter. Tiba-tiba saja anggota tersebut terjatuh ke laut dan langsung terseret arus dan tidak dapat diselamatkan.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Kurnia Setyawan, melalui Kapolsek Merbau, Iptu Jimmy Andre, membenarkan peristiwa tragis yang menimpa salah satu personel Fire Fighter FERT PT RAPP tersebut. Dikatakan Jimmy peristiwa itu terjadi di depan matanya.
Diceritakan kejadian naas terjadi pada Kamis 25 Juli 2024. Saat itu korban yang jatuh diketahui bisa berenang. Namun, usaha kerasnya untuk bertahan sia-sia saat arus air pasang sangat kencang menenggelamkannya dan membuat korban terseret dan hilang dari pandangan.
"Kejadian itu terjadi saat kami melakukan pendinginan terhadap lahan terbakar yang sudah memasuki hari ke enam. Dimana seperti biasa setiap paginya, korban menghidupkan mesin dan menyedot air laut untuk disuplai ke tim pemadam karena memang sumber air tawar tidak ada di tempat itu. Tiba-tiba saja korban terjatuh dan terseret arus air pasang laut yang kencang dan tenggelam," kata Iptu Jimmy.
Upaya pemadaman api segera beralih ke pencarian korban. Pencarian dilakukan secara maksimal dan intensif dengan mengerahkan kapal dan helikopter. Setelah lima jam pencarian yang melelahkan, jasad korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan jarak 100 meter dari tempat ia tenggelam.
"Terhadap kejadian itu, kami memfokuskan untuk melakukan pencarian terhadap korban, dengan mengerahkan armada laut seperti speedboat dan memantau lewat jalur udara menggunakan helikopter. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah lima jam pencarian," tuturnya.
Kesedihan meliputi seluruh tim saat jasad korban dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti di Selatpanjang untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diantarkan ke keluarganya di Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan.
Peristiwa ini menegaskan kembali risiko tinggi yang dihadapi oleh para petugas pemadam kebakaran dalam menjalankan tugas mereka. PT RAPP serta seluruh pihak terkait menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Perjuangan terakhirnya menjadi inspirasi bagi semua yang terus berjuang melawan api dan melindungi bumi.
Peristiwa tragis ini mengingatkan kita akan bahaya yang dihadapi oleh para petugas pemadam kebakaran setiap harinya. Mereka bekerja tanpa lelah demi melindungi alam dan masyarakat dari ancaman kebakaran hutan. Meskipun risiko tinggi selalu mengintai, dedikasi mereka tak pernah surut
Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kepulauan Meranti, Muhlisin mengatakan pihaknya atas nama pemerintah daerah mengucapkan bela sungkawa terhadap personel FERT PT RAPP yang tewas saat menjalankan tugas memadamkan api.
"Kami yang mewakili pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti turut berdukacita terhadap terjadinya insiden ini. Kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari PT yang ikut berkontribusi memadamkan api dan menanggulangi Karhutla," kata Muhlisin.
Disebutkan, upaya pemadaman karhutla tetap dilanjutkan dengan penuh kehati-hatian dan dukungan yang lebih kuat untuk memastikan keselamatan semua petugas di lapangan.
"Kami imbau kepada seluruh personel kami dan petugas gabungan lainnya untuk tetap memperhatikan dan mengutamakan keselamatan saat bertugas di lapangan," tuturnya.
Selain itu dia berharap kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan karhutla dengan tidak membakar lahan secara membabi buta dan melaporkan kejadian yang mencurigakan kepada pihak berwenang.
Dia menyampaikan beberapa kendala yang kerap dihadapi dalam upaya menangani Karhutla di wilayah Kepulauan Meranti adalah bila terjadi Karhutla maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di TKP. Hal ini dikarenakan karakteristik wilayah yang berpulau dan pemadamannya juga butuh waktu karena kondisi lahan yang bergambut.
"Kami harapkan kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah kebakaran dan tidak membuka lahan dengan cara membakar. Karena jika sudah terjadi, sangat sulit untuk dipadamkan dan membutuhkan waktu yang lama," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran terjadi di Tanjung Kelemin, Desa Tanjung Padang, titik api terdeteksi melalui pemantauan CCTV milik PT RAPP. Meskipun kebakaran tersebut terjadi di luar areal konsesi PT RAPP Estate Pulau Padang. Perusahaan ini mengerahkan 47 personel Fire Emergency Response Team (FERT) lengkap dengan peralatan pemadaman yang siaga selama 24 jam.
Stakeholder Relation Manager PT RAPP untuk Kabupaten Kepulauan Meranti, Susilo Sudarman, mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di luar areal konsesi PT RAPP Estate Pulau Padang tetap menjadi prioritas bagi tim pemadam perusahaan.
Ia juga memastikan pihaknya dalam hal ini tim pemadaman menjadi yang terdepan membantu pihak terkait seperti BPBD, TNI dan Polri dalam penanganan kebakaran.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :