Renovasi Pelabuhan Tanjung Harapan Diterpa Isu Miring, Ketua PP Kepulauan Meranti Ajak Dukung Pembangunan
SELATPANJANG - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus berbenah dalam meningkatkan layanan pelabuhan, termasuk renovasi Pelabuhan, dimana perusahaan milik BUMN itu melakukan transformasi dan peningkatan pelayanan yang secara kontinyu.
Begitu juga dengan Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang yang berada dibawah naungan PT Pelindo Regional I Tanjung Balai Karimun yang saat ini sedang dilakukan renovasi.
Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang utama ke Kabupaten Kepulauan Meranti dan salah satu yang tersibuk di Indonesia. Renovasi mencakup perbaikan dan penambahan fasilitas terminal domestik dan internasional.
General Manager PT Pelindo Regional I Tanjung Balai Karimun, melalui Manager Operasi Selatpanjang Indra Ardiansah, menyatakan bahwa perbaikan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Fasilitas yang diperbaiki termasuk terminal penumpang dan Rampdoor menuju dermaga untuk keberangkatan luar negeri, yang sebelumnya ambruk dan kini dalam tahap penyelesaian.
Dimana pasca ambruk beberapa waktu lalu, keberangkatan kapal tujuan Selatpanjang ke Malaysia masih menumpang dan bersandar pada dermaga domestik.
"Kita siap memberikan kontribusi kepada calon penumpang yang menggunakan fasilitas di terminal international maupun domestik di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang ini. Sehingga, bisa memberikan rasa aman, nyaman saat menunggu kapal yang akan berangkat nantinya. Serta, siap menjadi pelabuhan yang sehat," ungkapnya.
Selama masa renovasi, Indra menyebutkan banyak sekali diterpa isu tak sedap dan adanya pemberitaan miring yang beredar. Mulai dari tidak adanya pemasangan papan proyek untuk keterbukaan informasi publik, selanjutnya pekerja yang tidak menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) hingga tidak adanya Jaring Safety Net sebagai bagian integral dari pengamanan yang berfungi membantu mengurangi risiko cedera dan material jatuh, dan yang terakhir adalah tidak adanya tenaga kerja lokal yang dilibatkan.
Ia menegaskan bahwa meskipun tidak ada plang atau papan nama yang memuat data pekerjaan, pengadaan barang dan jasa telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN.
"Soal tidak adanya papan informasi mengenai proyek, dapat kami sampaikan bahwa secara aturan pengadaan barang dan jasa PT Pelindo sebagai BUMN tidak ada kewajiban untuk memasang plank proyek," ujarnya.
Selanjutnya mengenai penerapan K3, pihaknya sudah sangat sering mengingatkan kepada PT Swakarsa Tunggal Mandiri dan Konsultan Pengawas PT Artek Utama selaku pihak yang melaksanakan pekerjaan untuk menggunakan aspek keselamatan
"Renovasi terminal penumpang telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan direksi PT Pelindo. Kami juga menekankan pentingnya penerapan K3 yang sudah disampaikan kepada kontraktor dan diterapkan di lapangan," tegas Indra.
Selain itu, untuk memastikan pekerjaan renovasi tersebut berjalan dengan baik, Pelindo Selatpanjang juga telah bekerjasama untuk mendapatkan pendampingan hukum oleh Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Negeri Kepulauan Meranti.
"Kami juga menggandeng Kejari Kepulauan Meranti untuk memperkuat pengawasan hukum terhadap pembangunan proyek yang saat ini sedang berjalan hingga selesai nantinya," ujarnya.
Disebutkan pekerjaan pembangunan dilaksanakan dengan metode pabrikasi konstruksi truss baja yang diproduksi di Jakarta. Namun pekerjaan itu dikerjakan perlahan-lahan dan tidak bisa dilaksanakan bersamaan, mengingat operasional pelabuhan harus tetap berjalan normal seperti biasa dan untuk menghindari kecelakaan terhadap penumpang.
Proyek renovasi yang dikerjakan oleh PT Swakarsa Tunggal Mandiri dengan nilai Rp 3,8 miliar ini sudah mencapai 75 persen progresnya, dan dengan material on site (MOS) atau material yang sudah tiba di lokasi mencapai 80 persen. Dimana Kendala utama adalah ketersediaan material pasir.
Site manager PT Swakarsa Tunggal Mandiri Darian Wijaya didampingi
Direktur Muhamad Adrian saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pekerjaan ini dimulai pada April setelah memperoleh semua izin yang diperlukan.
"Saat ini progres pekerjaan di lapangan persentasenya sudah 75 dan material on site atau material yang tiba di lokasi namun belum dipasang sudah 80 persen. Dimana hanya menyisakan pengerjaan di ruang keberangkatan domestik seperti plaster dinding dan keramik, estimasinya selesai di awal Agustus nanti kendalanya cuma pada material pasir yang saat ini belum tersedia, itu saja yang buat lama," ujarnya.
Dijelaskan pekerjaan itu masa kontraknya selama 6 bulan yang diteken kontraknya pada bulan Maret lalu, namun pekerjaan baru dimulai dan dilaksanakan pada April karena harus diurus perizinan pelaksanaan pembangunan agar tidak mengganggu aktivitas pelayanan kepelabuhanan.
"Memang kerjanya itu dimulai sejak bulan Maret, namun dalam waktu sebulan kita harus menyiapkan segala sesuatunya. Termasuk melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga yang berkaitan dengan pelayanan kepelabuhanan setempat. Makanya harus diurus izinnya, seperti ke KSOP dan koordinasi ke lembaga terkait lainnya," ujarnya.
Mengenai penerapan K3, Direktur PT Swakarsa Tunggal Mandiri, Muhamad Adrian, mengakui bahwa meski peralatan keselamatan disediakan sesuai dengan instruksi dari PT Pelindo, pekerja sering lupa memakainya. Mengenai tuduhan tidak melibatkan pekerja lokal, Adrian membantah dan menyatakan bahwa banyak pekerjaan dan pembelian material dilakukan oleh putra daerah.
"Untuk peralatan kerja seperti helm dan rompi sudah kita sediakan dan kita minta para pekerja untuk memakainya, namun mereka seringkali lupa dan sepertinya minta diingatkan terus," tuturnya.
Sementara itu untuk Jaring Safety Net, pihak kontraktor memang tidak memasangnya, bukan karena alasan sengaja dan lalai, hanya saja tidak dibutuhkan dalam waktu lama.
"Memang kita akui tidak memasang jaring pengaman, namun penggunaannya terlalu singkat yakni saat akan memasang canopy di bagian luarnya saja. Sementara para pekerja kami juga bekerja di bagian atas saat aktifitas pelabuhan sedang sepi dan dipastikan sangat hati-hati. Begitu juga saat memasang instalasi listrik yang dilakukan pada malam hari," ungkapnya.
Pihak kontraktor juga membantah tuduhan tidak adanya melibatkan para pekerja lokal dalam daerah.
"Jika ada yang menyebutkan kami tidak melibatkan para pekerja lokal juga salah, karena apa yang kami perlukan itu juga harus berdasarkan kebutuhan juga. Seperti pemasangan listrik, pengerjaan plafon dan pembelian material itu semuanya putra daerah, jadi tidak benar semuanya kami bawa dari luar," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Kepulauan Meranti, Sugianto, menyatakan dukungannya terhadap investasi pembangunan yang dilakukan oleh PT Pelindo, yang tengah membangun pelabuhan yang lebih representatif di wilayah tersebut.
Sugianto menekankan bahwa pelabuhan adalah sarana penting bagi orang-orang yang akan keluar masuk Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Selatpanjang, yang merupakan ibu kota kabupaten. Pelabuhan yang baik dan tertata rapi, menurutnya, akan meninggalkan kesan positif bagi para tamu yang datang ke Kabupaten ini, mengingat pelabuhan adalah satu-satunya akses masuk ke daerah yang terdiri dari banyak pulau ini.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang masuk demi peningkatan kualitas infrastruktur di Kepulauan Meranti.
"Kami sangat mendukung pembangunan yang dilakukan oleh PT Pelindo yang melaksanakan renovasi Pelabuhan. Dimana pelabuhan yang representatif adalah citra dan kesan baik bagi orang-orang yang akan berkunjung ke daerah ini. Untuk itu kami juga meminta kepada semua pihak juga mendukung berbagai program dan investasi pembangunan yang dilaksanakan di kabupaten kita ini," kata Sugianto.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :