SELATPANJANG - Salah satu pasien di RSUD Kepulauan Meranti mempertanyakan asupan makanan yang dianggap tidak sesuai Pedoman Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) bagi pasien, di ruang rawat inap.
Ia menceritakan pengalamannya sebagai pengguna kartu BPJS. Saat dirawat di rumah sakit pelat merah tersebut, ia mengaku makanan yang disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pasien.
"Makan minum ini kan untuk membantu perbaikan gizi pasien, sementara kita diberikan makanan biasa-biasa saja. Kaget saja lihat menu makan malamnya cuma nasi dengan telur mata sapi sama bayam direbus dan satu semangka dipotong kecil. Sementara itu sarapan paginya ada nasi putih dengan lauk telur masak bumbu sup dan sayur Jipang direbus gitu saja," ungkapnya.
Pasien yang enggan menyebutkan namanya ini dengan alasan privasi juga mengatakan jika dirinya pasien pengguna BPJS mandiri Kelas I yang membayarkan preminya setiap bulan.
"Aku tak tau ya rumah sakit lain gimana, apa begini juga. Soalnya aku biasanya nginap di salah satu rumah sakit di Pekanbaru dengan status kelas I juga tentu jauh banget ya bedanya. Makanya karena agak lain melihat makanannya kami jadi pesan makanan dari luar," ujarnya lagi.
Selain itu, keluhan lainnya saat mau masuk ke ruang rawat inap yang terlihat kotor karena tidak dibersihkan.
"Harusnya ruangan kelas I itukan bagus ya. Namun waktu pertama datang, ruangannya kotor tapi mungkin juga karena ruangan kelas I ini jarang dipakai jadi mungkin karena itu gak dibersihkan. Kotornya itu ada sampai berserakan dan lantainya banyak debu juga, intinya itu tidak dibersihkan," tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Kepulauan Meranti, Muhamad Sardi SKM mengatakan pihaknya telah memberikan pelayanan makanan dengan gizi terbaik bagi pasien.
Dia mengatakan jika asupan makanan untuk semua pasien tidak ada perbedaan, yang membedakannya hanya ada pada fasilitas ruangan.
Disebutkan pemenuhan gizi terbaik akan disesuaikan dengan keadaan pasien. Dikatakan, RSUD Kepulauan Meranti berpegang teguh pada aspek keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh pasien.
Masalah gizi di rumah sakit, lanjutnya, dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan.
"Kami akan senantiasa memaksimalkan pelayanan untuk kebutuhan masyarakat,
termasuk pemberian makanan bagi pasien agar pasien mendapatkan gizi dari makanan tersebut untuk percepatan kesembuhannya. Oleh karenanya saya pikir itu sudah sesuai, apalagi sudah ada ahli gizi yang mengaturnya, untuk itu do'akan kami agar selalu konsisten meningkatkan mutu layanan," kata Sardi.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :