Proyek Perpustakaan di Kepulauan Meranti Alami Deviasi 12,7 Persen, PPK Sebut Tak Akan Pasang Badan
SELATPANJANG - Proyek pembangunan Gedung Perpustakaan Kepulauan Meranti
yang berada di Kecamatan Tebingtinggi, tercatat mengalami deviasi atau keterlambatan pekerjaan dengan angka minus 12,7 persen.
Adanya deviasi pekerjaan itu terungkap dari hasil gelar Show Cause Meeting (SCM) pertama dengan konsultan, kontraktor pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perpustakaan.
Diketahui dari hasil SCM pertama, kontraktor pelaksana proyek bernilai Rp 9.636.567.785 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat itu menyampaikan alasannya terkait keterlambatan pekerjaan. Kurangnya tenaga kerja dan material pendukung menjadi alasan pekerjaannya mengalami deviasi hingga 12,7 persen.
Hal tersebut disampaikan Asisten II Sekretariat Daerah Kepulauan Meranti, Suhendri. Dia mengatakan jangan sampai proyek tersebut tidak selesai dikerjakan, karena konsekuensinya anggaran DAK akan berkurang.
"Jangan sampai tidak selesai. Andai nantinya tidak selesai, maka DAK kita tahun berikutnya akan berkurang. Dari informasi yang kita dapatkan proyek ini terjadi deviasi sebesar 12,7 persen," kata Suhendri.
Menurutnya, saat ini pelaksana proyek sepakat akan melakukan penambahan tenaga kerja, material dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menggesa proses pembangunan.
"Terkait hal itu akan ada penambahan jumlah tenaga kerja, material dan lain-lain, kami harapkan solusi ini segera dilaksanakan oleh pihak kontraktor dan konsultan bersama OPD terkait apakah itu PPK atau PA untuk melaksanakan pengawasan tanpa menghilangkan aspek kualitas kalau pekerjaan itu dilaksanakan secara terus menerus," kata Suhendri lagi.
"Sekali lagi kami tegaskan, kontraktor dan pengawas kami harapkan mengawasi pekerjaan ini sesuai dengan time schedule yang ada dalam kontrak," kata Suhendri lagi.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar juga meminta pengerjaan proyek pembangunan Gedung Perpustakaan selesai tepat waktu dengan kualitas terjamin.
"Kontraktor dan konsultan, kami minta proyek ini selesai dengan waktu dan target yang telah ditentukan," kata Asmar saat meninjau proyek pembangunan Perpustakaan, beberapa waktu lalu.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bakri Adnan saat dikonfirmasi mengatakan, adanya keterlambatan dalam proyek tersebut hanya karena alasan klasik.
"Alasannya klasik, rekaman kontraktor nya mengaku tidak punya duit, kita pun serba salah jadinya," kata Bakri, Senin (17/7/2023).
Dikatakan Bakri, pihaknya tetap bekerja sesuai peraturan. Terkait dengan pencairan anggarannya, pemerintah dikatakan baru menyalurkan 20 persen saja.
"Kami akan bekerja sesuai aturan, saya pun tak mungkin pasang badan kalau proyek nya bermasalah. Yang jelas kalau sampai SCM tiga dan masih juga tidak ada progres, kita rekomendasi putus kontrak,” ujar Bakri.
Lebih lanjut dikatakan Bakri, jika dirinya merasa risih dengan banyaknya pihak yang menyoroti proyek tersebut.
"Saya heran saja kok banyak pihak yang menyoroti pekerjaan ini, padahal deviasi nya baru 12 persen, kalau mau disorot ada tu pembangunan dermaga pelabuhan yang deviasi nya 30 persen," ungkapnya.
Fauzi dari CV Citratama Arsitek selaku konsultan Pengawas mengatakan pihaknya
telah menyarankan pihak rekanan untuk menambah jumlah tenaga kerja untuk mengatasi keterlambatan itu.
"Kita sudah mengusulkan dan menyarankan kepada rekanan kontraktor untuk menambah tenaga kerja, menambah jam lembur dan material, mudah-mudahan waktunya terkejar dengan menjalankan itu semua," tuturnya.
Sementara itu Site Manajer PT Raja Mandala Utama, Hernadi akan menjalankan solusi yang telah diberikan.
"Kami akan melaksanakan usulan seperti yang disampaikan konsultan untuk menambah tenaga kerja dan material yang diperlukan, mudah-mudahan dalam waktu lima bulan kedepan bisa terkejar," ucapnya.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :