Sejak Muhammad Adil di OTT KPK, Aktifitas di Kampus ITS Meranti Mati Suri, Nasib Dosen dan Mahasiswa Belum Jelas
SELATPANJANG - Nasib ratusan mahasiswa Institut Teknologi dan Sains (ITS) Meranti terombang-ambing setelah tidak adanya kejelasan dari pihak manajemen dengan menghentikan semua aktivitas akademik di kampus sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kuliah tatap muka dihentikan sementara dan para mahasiswa terus menjalankan kewajibannya mengikuti mata kuliah hanya melalui aplikasi Zoom Meeting.
Dari Pantauan, kampus ITS yang berada di Jalan Pembangunan 2, Kelurahan Selatpanjang Kota itu tampak sepi dan tidak ada aktifitas sama sekali, begitu juga dengan kondisinya tampak tidak terurus, dimana rumput menjalar di pagar dan dinding, sampah juga terlihat berserakan. Selain itu aliran listrik di kampus itu juga sudah diputuskan oleh pihak PLN karena menunggak bayar dua bulan dengan total tagihan hanya Rp 2 juta.
Tidak jelasnya kepengurusan kampus tersebut diketahui setelah Bupati Kepulauan Meranti nonaktif, Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT ) KPK pada Kamis (6/4/2023) lalu.
Diketahui selama ini seluruh operasional berupa gaji dosen dan pegawai serta kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) di kampus tersebut mendapatkan subsidi yang dibiayai APBD, namun institut dibawah naungan Yayasan Haji Abdul Qadir yang dipimpin oleh anak kedua Muhammad Adil yakni Nadya Fitri itu tidak lagi mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah.
Kampus tersebut baru saja dibuka dan memulai aktivitasnya pada awal Oktober 2022 lalu. ITS Meranti sendiri telah memiliki program studi Strata I (S1) dengan jurusan Ilmu Pertanian, Informatika, dan Peternakan.
Banyak mahasiswa dari berbagai kecamatan yang berkuliah disana. Kuliah di ITS dibiayai secara gratis sampai selesai dan mahasiswa hanya diwajibkan membayar uang registrasi dan almamater saat masuk sebesar Rp 650 ribu.
Hingga saat ini tidak diketahui secara pasti apa permasalahan tata kelola yayasan yang berakibat terhentinya aktifitas kampus saat ini. Kondisi itu pun diakui oleh Wakil Rektor II ITS Meranti, Muhammad Yasir. Dia mengatakan pihaknya sudah berusaha menemui pihak yayasan untuk meminta kejelasan dan mempertanyakan operasional kampus dan nasib mahasiswa kedepannya.
"Kita sudah beberapa kali menemui pihak yayasan untuk mempertanyakan hal ini, kita juga sudah beberapa kali melakukan rapat internal terkait jalannya aktifitas kampus, apakah perkuliahan tetap akan dilanjutkan atau tidak. Namun hingga hari ini belum ada jawaban sama sekali," kata Yasir.
Wakil Rektor itu juga tidak menampik bahwa persoalan itu akibat dari kasus OTT Muhammad Adil, sehingga berimplikasi terhadap operasional kampus saat ini.
"Ya sejak peristiwa itu kita sudah tidak mendapatkan subsidi lagi dari pihak yayasan seperti gaji dan kebutuhan ATK serta kebutuhan untuk operasional lainnya," ujar Yasir.
Diceritakan Yasir, setelah libur panjang lebaran Idul Fitri, pihak ITS Meranti sempat melakukan aktivitas belajar dan mengajar, namun ada beberapa persoalan internal yang membuat mereka memutuskan untuk meliburkan perkuliahan untuk sementara waktu.
"Pasca libur panjang lebaran kemarin kita sempat masuk dan melakukan aktifitas seperti biasa dan juga sudah menggelar UTS. Namun kita disurati PLN karena menunggak pembayaran listrik, selain itu gaji dosen dan karyawan juga belum dibayarkan, makanya kita jadi serba salah dan memutuskan untuk meliburkan perkuliahan sementara waktu," tuturnya.
Ditambahkan Yasir, bahwa pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa opsi untuk perkuliahan tetap dilanjutkan. Jika tidak ada subsidi langsung dari pemerintah daerah melalui yayasan, maka mahasiswa diwajibkan untuk membayar.
"Kita sudah siapkan beberapa alternatif agar perkuliahan tetap dilanjutkan, salah satunya mahasiswa diharuskan membayar, namun lewat form yang kita sebarkan, baru 50 persen dari jumlah mahasiswa yang setuju dan yang lain belum mengumpulkan," pungkasnya.
Sementara itu di tempat lain, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS Meranti, Hendri yang ditemui mengatakan dirinya sangat menyayangkan jika aktifitas kampus harus dihentikan.
"Kita sangat menyayangkan hal ini jika aktifitas perkuliahan di ITS Meranti dihentikan," kata Hendri.
Hendri mengingatkan agar jangan sampai terjadi konflik internal di dalam tubuh pengelola, sehingga impian banyak orang untuk menjadi seseorang sarjana di ITS Meranti harus pupus.
"Maunya kami perkuliahan di ITS Meranti harus dilanjutkan. Jika pun harus bayar kami sanggup asal akreditasi kampus diurus terlebih dahulu sehingga kami punya jaminan setelah tamat nanti. Kalau begini, sama saja telah mengorbankan masa depan ratusan calon sarjana," ucapnya.
Ketua BEM ITS Meranti itu juga menyayangkan sikap Pemerintah Daerah yang terkesan acuh dan tidak melanjutkan beasiswa di kampus tersebut.
"Kami juga sudah menghadap ke Bupati, dia bilang tidak ada program beasiswa di kampus ini lagi, yang ada hanya beasiswa prestasi dan tidak mampu. Kita sangat sayangkan kalau kampus ini ditutup, kita juga kecewa dengan pemerintah saat ini, harusnya dengan jabatan yang singkat melanjutkan program beasiswa yang telah berjalan di kampus ini," tuturnya.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :