Bupatinya Ditangkap KPK, Warga Kepulauan Meranti Gembira, Sujud Syukur Sampai Tabur Beras Kunyit
SELATPANJANG - Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti meluapkan rasa kegembiraan atas ditangkapnya Bupati Muhammad Adil dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.
Penangkapan tersebut membuat masyarakat lega. Sebagian di antara mereka menunjukkan ekspresinya.
Kondisi itu mereka tampakkan atas ketidakpuasan dan kekecewaan atas kinerja dan kebijakan Bupati yang selama ini dianggap menyusahkan masyarakat.
Mereka yang bersorak saat mendapatkan kabar Bupati ditangkap mengadakan bagi takjil sebagai bentuk rasa syukur.
"Kami membagikan takjil dan pisang kepada pengendara yang lewat dalam rangka bentuk rasa syukur dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada KPK yang telah memberantas korupsi di Pemkab Kepulauan Meranti," kata Fadli, ketua JMSI Kepulauan Meranti.
Tak hanya itu, sebagian warga juga bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur atas tertangkapnya Bupati dan kepala BPKAD.
"Kita mendengar Bupati dan kepala BPKAD ditangkap KPK, tapi itu bukan kabar sedih. Kabar itu membuat hati kami lega, karena tidak ada lagi pemimpin yang zalim. Saya langsung melakukan sujud syukur karena doa saya diijabah Allah," ungkap salah satu ASN.
Disebutkan, tindakan yang dilakukannya bukan tanpa dasar. Dia mencontohkan tindakan Bupati yang arogan terhadap ASN, dimana Adil diketahui dengan seenaknya menurunkan jabatan pegawai negeri sipil yang tidak sejalan dengan wali kota.
Bahkan, ketika kasus nonjob ini dilaporkan ke KASN, Bupati tak juga mengembalikan posisi mereka.
"Masih banyak lagi kebijakan yang arogan. Apalagi untuk pegawai honorer, banyak dari mereka yang menganggur akibat dirumahkan," ujarnya.
Selain itu massa yang tergabung kedalam Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Melayu Cendikiawan Muda (LMCM) Provinsi Riau juga melakukan aksi. Mereka menabur beras kunyit di depan Kantor Bupati Kepulauan Meranti.
Ketua DPP LMCM Riau, Jefrizal mengungkapkan tabur beras kunyit, Senin (10/4/2023) yang mengandung makna sebagai ungkapan rasa syukur merupakan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap kinerja KPK yang berhasil mengungkap praktik korupsi di kabupaten mereka.
"Aksi tabur beras kunyit ini merupakan tanda rasa syukur atas tumbang dan berakhirnya penzaliman atas doa masyarakat yang hari ini merasakan betul kezaliman yang diperbuat oleh Bupati. Untuk itu sebagai momen rasa syukur di bulan Ramadan yang penuh keberkahan, kita laksanakan tabur beras kunyit sebagai bagian dari adat istiadat yang tak boleh ditinggal," kata Jefrizal.
Dikatakan Jefrizal, tertangkapnya Muhammad Adil sebagai awal untuk membentuk pemerintahan baru yang mengakomodir kepentingan masyarakat.
"Momen tertangkapnya Bupati ini merupakan kemenangan kita bersama menuju kemajuan. Selama ini telah terjadi perampasan hak masyarakat. Negeri itu tidak hanya butuh orang cerdas namun juga peduli karena itulah barometernya pemerintah. Saat ini kita mulai cerita baru, tidak ada cerita tak ada duit, saat ini DBH kita besar tinggal bagaimana mengatur keuangan," ujar Jefrizal.
Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, sebagai tersangka dugaan korupsi pemotongan anggaran, gratifikasi dan suap auditor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Riau, Jumat (7/4/2023) malam. Adil langsung ditahan.
Selain Adil, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata juga mengumumkan dua tersangka lain. Mereka adalah Fitria Ningsih selaku Kepala BPKAD Kepulauan Meranti, dan M Fahmi Aressa selaku Pemeriksa Muda BPK Perwakilan Riau.
Sebagaimana diketahui, KPK telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi di Kabupaten Meranti.
KPK pertama kali menangkap Fitria Nengsih sebelum menangkap Bupati Meranti dan Auditor BPK. Saat ditangkap, Fitria Nengsih bersama Tarmizi.
Dalam uraian kronologis OTT KPK yang dibacakan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pada Jumat 7 April 2023 di Gedung Merah Putih, disebutkan kasus dugaan korupsi di Kabupaten Meranti terendus dari laporan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut laporan masyarakat terkait adanya informasi dugaan penyerahan uang kepada Penyelenggara Negara, Kamis 6 April 2023, Tim KPK langsung bergerak ke wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Tim KPK mendapatkan informasi adanya perintah dari Bupati Meranti untuk mengambil uang setoran dari pada Kepala OPD melalui RP selaku ajudan Bupati.
Selanjutnya sekitar pukul 21.00 WIB, Tim KPK kemudian mengamankan beberapa pihak, antara lain Futria Nengsih dan Tarmizi ke Polres Meranti.
Dari hasil permintaan keterangan keduanya, diperoleh informasi adanya penyerahan uang untuk keperluan Bupati Meranti Muhammad Adil. Rupanya tradisi ‘uang setoran’ ini telah berlangsung lama dilakukan, bahkan jumlahnya mencapai puluhan miliar.
Mendapatkan informasi itu, Tim KPK berkoordinasi dengan Polres Kepulauan Meranti dan langsung melakukan pengamanan di rumah dinas Bupati dan posisi Bupati M Adil saat itu ada di dalam rumah dinas.
Bermula dari nyanyian Fitria Nengsih dan Tarmizi, malam itu juga sejumlah orang diamankan, diantaranya para pejabat Eselon II dan III serta sejumlah staf dan ajudan bupati.
Dalam waktu yang tak jauh berbeda, Tim KPK mengamankan M Fahmi Aressa di Pekanbaru, Riau. Dia adalah auditor BPK Perwakilan Riau.
Dalam penangkapan itu, Tim KPK mendapatkan barang bukti berupa uang tunai Rp1 Miliar. Uang itu diberikan Bupati Meranti Muhammad Adil untuk pengondisian pemeriksaan keuangan Pemkab Meranti, agar mendapatkan opini predikat WTP.
Pada malam itu, total barang bukti permulaan berupa uang tunai yang diamankan mencapai Rp1,7 miliar. Para pihak yang diamankan total sebanyak 28 orang.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :