Dua Tahun Absen, Festival Perang Air di Kota Selatpanjang Kembali Digelar Pada Imlek 2023
SELATPANJANG - Festival Perang Air yang juga sering disebut Cian Cui di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti dipastikan akan kembali diselenggarakan pada tahun 2023 ini.
Festival terbesar di Provinsi Riau ini menjadi perdana kembali dilakukan setelah tidak digelar selama dua tahun akibat pandemi Covid-19
Kepastian kegiatan itu setelah diadakan rapat koordinasi (rakor) bersama sejumlah unsur terkait untuk membahas segala persiapannya Jum'at lalu.
Rapat dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti Bambang Suprianto, dan dihadiri Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Juwita Ratna Sari dan Kabag Ops Polres Kepulauan Meranti Kompol Yudi Setiawan.
Kemudian pihak instansi vertikal lainnya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) ormas dan beberapa pihak bersangkutan juga tak luput dari rakor tersebut.
Rakor itu membahas soal berbagai aturan yang wajib dipatuhi selama festival perang air yang telah melekat di saat momen perayaan Imlek.
Saran dan masukan banyak disampaikan dalam rapat agar pelaksanaannya berjalan lancar. Satu diantara yang menjadi perhatian sejumlah peserta rapat yaitu, membunyikan petasan saat menyambut dan berakhirnya Imlek.
Karena mereka berharap bunyi-bunyian itu bisa diatur waktunya, sehingga tidak mengganggu warga di saat jam istirahat pada malam hari.
Plt Kepala Disporapar Kepulauan Meranti Juwita Ratna Sari mengatakan, Festival Perang Air dipastikan diselenggarakan tahun ini pasca dua tahun dilanda pandemi Covid-19.
Waktunya tak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, perang air akan dimulai pada pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB.
"Bila masuk waktu ibadah (Salat Ashar) akan dihentikan sementara. Nanti teknisnya kita meminta dari pihak kepolisian yang mengaturnya. Intinya kita tetap menghargai saat tibanya waktu azan," kata Ratna, Minggu (15/1/2023).
Ia menambahkan pada saat pelaksanaan ibadah Salat Asar, pihaknya akan membuka jalur untuk memudahkan warga menuju ke masjid.
"Pada saat itu, nanti perang air stop dulu selama azan berkumandang. Kalau teknisnya akan kita bahas detil dengan pihak terkait nantinya," tambahnya.
Festival perang air, lanjut Ratna, akan dilaksanakan pada 22 Januari hingga 27 Januari 2023 bertepatan pada perayaan Imlek 2574.
Sejumlah aturan untuk peserta yang mengikuti perang air sudah mereka uraikan dalam sebuah imbauan.
"Sarana atau alat yang digunakan bagi peserta yang dianggap aman. Seperti pistol air, senapan air, selang air, dan wadah lainnya," jelasnya.
"Selain daripada itu dilarang, terutama air kemasan botol atau bungkusan, air kotor, berwarna, es serta pistol air rakitan dari pipa paralon dan alat-alat yang dapat mencederakan," imbuhnya.
Sementara untuk kendaraan yang diperbolehkan dalam kegiatan tersebut adalah becak motor dan sepeda motor. Tidak diperkenankan bagi kendaraan yang beroda empat.
"Aturan tersebut demi menjaga kenyamanan, keamanan, ketertiban dan kebersihan. Namun yang paling penting, event ini bukan untuk ikut merayakan Imlek, tetapi kami (Disporapar) memanfaatkan momen ini untuk mendongkrak ekonomi masyarakat di Kepulauan Meranti," bebernya.
Seremoni pembukaan perang air, ujar Ratna, baru dilaksanakan pada 26 Januari 2023.
Rencananya Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil yang akan langsung membuka resmi Festival Perang Air ini.
"Kenapa kita pilih tanggal itu, karena pengalaman sebelum ini, 5 hari Imlek itu lah puncak kedatangan wisatawan ke Selatpanjang," ujarnya.
Sementara Kabag Ops Polres Kepulauan Kompol Yudi Setiawan mengatakan, pihaknya akan melakukan pengamanan termasuk juga untuk rekayasa rute pelaksanaan perang air.
"Mulai pukul 17.30 WIB, kita langsung arahkan peserta perang air untuk memasuki jalan yang bukan rutenya. Ini untuk memecahkan arak-arakan rombongan, kalau tidak nanti mutar terus mereka. Rekayasa jalan sudah kita terapkan sejak 2017 dan 2018, ini cukup efektif," ujar Yudi.
Peserta perang air, akan mengelilingi jalan yang menjadi rute tetap yakni dimulai dari Jalan Ahmad Yani - Tebinggtinggi - Diponegoro- Kartini - Imam Bonjol dan kembali ke rute awal.
Selama festival, peserta akan mengelilingi rute sambil serang-serangan dengan warga di pinggir jalan.
Lalu warga di sepanjang rute, menyiapkan air untuk menyirami peserta perang air yang lewat di depan mereka.
Seperti diketahui, Festival Perang Air merupakan iven yang diadakan pada momen Imlek di Selatpanjang selama enam hari.
Banyak yang menyebut Perang Air atau Cian Cui di Selatpanjang lebih meriah dari perhelatan Songkran di Thailand.
Momen perang air sempena Imlek bukan lagi diikuti warga Tionghoa tetapi seluruh tamu dari luar daerah dan penduduk tempatan (pribumi).
Mereka saling membaur dan saling menyiramkan air kepada siapapun peserta perang air yang melintas.
Seiring waktu berjalan, Festival Perang Air tersebut ternyata mendapat perhatian dari wisatawan. Seperti diketahui sedikitnya jumlah kunjungan pada kegiatan Cian Cui ini tiap tahunnya di Meranti bisa mencapai 20 ribuan orang.
Sebagai daerah yang berbatasan dengan negeri jiran, kesempatan itu tidak disia-siakan Pemkab Kepulauan Meranti untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kepulauan Meranti.
Saat berlangsungnya Cian Cui, senjata untuk menyerang peserta lain bukan hanya air. Tetap ada juga yang berbentuk busa dan penggunaannya harus terlebih dahulu disemprot. Busa ini sepertinya tidak bermasalah untuk mata.
Perang air itu berlangsung selama 6 hari. Waktu yang digunakan pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, menjelang Salat Maghrib. Mereka yang terlibat akan berkeliling menggunakan becak motor (Bentor) sambil berbasah-basahan. Peserta perang air akan menyerang (menggunakan air) satu sama lainnya.
Tak ayal lagi siapapun yang melewati jalan tersebut tak luput dari sasaran tembak warga lainnya hingga basah kuyup, hebatnya tak ada dendam dalam event ini kelompok warga maupun perorangan yang melakukan aksi itu sudah siap untuk ditembak dan menembak, hebatnya lagi semakin basah kuyup suasana menjadi semakin seru dan semarak.
Kemeriahan Festival Perang Air di Kota Selat panjang Kepulauan Meranti tahun ini juga telah memecahkan Rekor MURI
untuk kategori Perang Air dengan peserta terbanyak.
Sebelumnya Festival Perang Air ini juga meraih penghargaan sebagai pemenang I Kategori Wisata Kreatif Terpopuler se-Indonesia.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :